tua; 9 bercerita membangkitkan rasa ingin tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur, plot dan menumbuhkan kemampuan merangkai
hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa serta memberikan peluang bagi anak untuk belajar menelaah kejadian-kejadian di sekitarnya; 10
bercerita memberikan daya tarik bersekolah bagi anak karena di dalam cerita ada efek rekreatif dan imajinatif yang diperlukan anak sehingga
anak lebih memiliki kerinduan bersekolah; 11 bercerita mendorong anak memberikan “makna” bagi proses belajar terutama mengenai
empati terhadap teman atau orang lain. Berdasarkan teori manfaat metode bercerita maka dapat
disimpulkan bahwa bercerita yang langsung dilakukan oleh anak sendiri dapat mengembangkan kemampuan bercerita, mengungkapkan
pikiran dan mengoptimalkan perkembangan bahasa. Buku cerita dapat dipakai sebagai pedoman untuk mendongeng. Anak akan terbiasa
menjadikan buku sebagai sumber informasi, dengan demikian cerita membantu merangsang anak gemar membaca dan merupakan media
komunikasi yang sangat menarik perhatian anak.
C. Kerangka Berpikir
Anak kelompok B TK Pertiwi Sumberwulan lebih dari 50 mengalami kesulitan dalam perkembangan bahasanya, terutama pada aspek menerima
bahasa, mengungkap bahasa dan keaksaraan. Kondisi tersebut diamati sebagai masalah yang harus diatasi, hal ini dikarenakan anak-anak TK Pertiwi
Sumberwulan harus siap memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dalam waktu satu tahun.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah berkembangan bahasa anak tersebut menurut peneliti adalah dengan cara memberikan rangsangan agar
anak didik Kelompok B TK Pertiwi Sumberwulan dapat mengembangkan kemampuan bahasanya. Rangsangan yang dimaksudkan disini adalah
menerapkan sebuah metode yang disukai anak-anak yaitu metode bercerita dengan panggung boneka.
Metode ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan kegemaran membaca serta sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran sehingga
memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya, karena metode bercerita dengan panggung boneka ini
merupakan metode yang dapat diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa seperti menyimak, berbicara, menulis dan membaca, sehingga dengan metode
ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menerima bahasa, mengungkap bahasa dan keaksaraan.
Bagan kerangka berpikir
Bagan tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa anak di Kelompok B TK Pertiwi Sumberwulan sebelum menggunakan metode
bercerita dengan panggung boneka masih kurang. Maka setelah kegiatan belajar mengajar menggunakan metode bercerita dengan panggung boneka,
kemampuan berbahasa anak kelompok B TK Pertiwi Sumberwulan menjadi lebih meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan dari kerangka berpikir di atas maka dapat diketahui bahwa ternyata metode bercerita dengan panggung boneka mampu menambah
perbendaharaan kata anak serta dapat mempersiapkan apresiasi sastra yang tentunya tidak lepas dari ketrampilan berbahasa seperti menyimak dan
berbicara agar anak mampu berkomunikasi dengan orang lain serta mampu mengungkapkan ide-idenya.
KBM Taman Kanak-kanak TK Pertiwi Sumberwulan dalam
mengembangkan bahasa melalui metode bercakap-
cakap dan Tanya jawab KBM Taman Kanak-kanak TK
Pertiwi Sumberwulan dalam mengembangkan bahasa
melalui metode bercerita dengan panggung boneka
Tingkat kemampuan berbahasa anak kelompok B TK Pertiwi
Sumberwulan kurang Tingkat kemampuan berbahasa
anak didik kelompok B TK Pertiwi Sumberwulan lebih
meningkat
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian atau Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK, dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 2 tahap, yaitu : Tahap
Perencanaan dan Tahap Tindakan serta Observasi. Model PTK menurut Kemmis dan Taggart 1988 dalam Rohyati
Wiriaatmadja 2008 : 66 terdiri dari 4 komponen antara lain : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun tahap penelitian model Kemmis dan
Taggart dapat dilihat pada gambar bagan di bawah ini :
Pengamatan Perencanaan I
Siklus I Pengamatan
Perencanaan II Siklus II
Pengamatan Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan III Refleksi
Pelaksanaan
Siklus III Pelaksanaan
Refleksi