KEADAAN UMUM DAS KALIGARANG

9

2. KEADAAN UMUM DAS KALIGARANG

Wilayah DAS Kaligarang Daerah Aliran Sungai DAS Kaligarang secara administratif berada pada 3 tiga KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Semarang yang terletak antara 06 .57 - 07 11’ LS dan 110  15’ - 110.23’ BT. Luas DAS Kaligarang 19418 ha yang terdiri dari 4 Sub DAS, yaitu Sub DAS Kaligarang Hulu, Sub DAS Kreo, Sub DAS Kripik dan Sub DAS Kaligarang Hilir. DAS Kaligarang mempunyai bentuk menyerupai botol dimana pada hulu DAS menggelembung dan dibagian hilir DAS menyempit. Dengan memperhatikan data karakteristik DAS utamanya dilihat dari bentuk DAS Kaligarang maka akan terjadi akumulasi air yang sangat besar yang akan menyatu di hilir DAS. Bagian Hulu DAS Kaligarang berada di Gunung Ungaran Kabupaten Semarang dengan ketinggian 1.750 m sedang bagian hilirnya adalah pantai Laut Jawa Kota Semarang. Perbedaan ketinggian yang cukup besar berakibat kelerengan sungai cukup tajam dimana panjang sungai utama Kaligarang dari puncak Gunung Ungaran sampai ke laut adalah + 77,05 km, sedangkan jarak lurusnya adalah 26,83 km, memicu air hujan cenderung dan potensial menjadi limpasan. Geologi Kawasan DAS Kaligarang mempunyai 5 jenis formasi batuan yaitu Batuan Endapan Aluvial, Batuan Formasi Kerek, Batuan Formasi Kaliteng, Batuan Formasi Kaligetas dan Batuan Gunungapi Gajahmungkur. Batuan Endapan Aluvial, struktur geologi ini mendominasi Kawasan DAS Kaligarang, yang sebagian besar terdapat di bagian utara Kawasan DAS Kaligarang. Batuan ini terdiri dari kerikil, pasir, lempung, lanau, sisa tumbuhan dan bongkahan batuan gunungapi, dan berumur holosen. Batuan Formasi Kerek, formasi batuan ini mendominasi sebelah selatan Kawasan DAS Kaligarang Kecamatan Bergas dan Kecamatan Ungaran. Batuan ini terdiri dari perselingan batu lempung, napal, batupasir tufan, konglomerat, breksi vulkanik dan batu gamping. Batuan ini termasuk dalam batuan tersier dan berumur miosen tengah. Batuan Formasi Kaliteng, kelompok batuan Formasi Kaliteng yang terdiri dari napal pejal, napal sisipan, batupasir tufan dan batugamping. Batuan ini termasuk dalam batuan tersier dan berumur miosen akhir-pliosen dimana sebagian kecil terdapat di kawasan DAS Kaligarang. Batuan Formasi Kaligetas, kelompok batuan Formasi Kaligetas di Kawasan DAS Kaligarang terdapat di Kecamatan Semarang Barat bagian barat, dan memanjang di bagian selatan Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik sampai Kecamatan Ungaran. Batuan ini terdiri dari breksi vulkanik, aliran lava, tuf, batupasir tufaan dan batulempung. Termasuk dalam batuan kuarter dan berumur plistosen bawah. 10 Batuan Gunungapi Gajahmungkur, Kelompok batuan Gunungapi Gajahmungkur terdapat di Kecamatan Ungaran dan memanjang sampai Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik. Batuan ini terdiri dari andesit horenblenda augit dimana umumnya merupakan aliran lava dan termasuk dalam batuan kuarter dan berumur plistosen atas. Iklim Curah hujan di suatu wilayah merupakan faktor iklim yang utama, disamping faktor iklim yang lain, seperti temperatur dan kelembaban udara. Data curah hujan selam 10 sepuluh tahun, yaitu tahun 2002 – 2011, menunjukkan bahwa bulan basah terjadi dari bulan Oktober-Mei sedangkan bulan lembab dan kering terjadi dari bulan Juni-September, dengan rata-rata curah hujan tahunan masing-masing sebesar 2560 mmtahun Ungaran, 2795 mmtahun Gunungpati dan 3301 mmtahun Mijen. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson DAS Kaligarang termasuk dalam type iklim C daerah agak basah. Berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman wilayah studi termasuk dalam tipe iklim C 3 sehingga wilayah ini dapat menanam padi sekali dan palawija dua kali, sehingga masih sesuai untuk kegiatan pertanian tanaman pangan atau tanaman semusim padi dan palawija. Jumlah hari hujan rata-rata bulan basah Oktober-Mei antara 10-19 hari hujanbulan, dengan hari hujan tertinggi terjadi bulan Desember Ungaran, bulan kering jatuh pada bulan Juni – Agustus dengan rata-rata hari hujan 2 – 3 hari hujanbulan dan hari hujan terendah terjadi pada bulan JuliAgustus 2 hari. Daerah Gunungpati jumlah hari hujan antara 7-16 hari hujanbulan, dengan hari hujan tertinggi terjadi bulan Desember dan Januari, sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juni – Agustus, rata-rata hari hujan berkisar 1 – 3 hari, dimana hari hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 1 hari. Jumlah hari hujan rata-rata di Mijen untuk bulan basah adalah Oktober – Mei dengan rata-rata 8-17 hari hujanbulan, dengan hari hujan tertinggi terjadi bulan Januari, sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juni-September berkisar 2-3 hari hujanbulan dan hari hujan terendah terjadi pada bulan JuliAgustus 4 hari. Data curah hujan rata-rata bulanan dan hari hujan bulanan selama periode 10 tahun 2002-2011 disajikan pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 6. Tanah Berdasarkan klasifikasi Soil Taxonomy wilayah penelitian DAS Kaligarang dibedakan menjadi 6 Ordo yaitu Entisol, Inseptisol, Andisol, Alfisol, Ultisol dan Vertisol. Ordo Entisol, pada tanah DAS Kaligarang terdiri dari 2 Sub-Grup, yaitu Typic Tropapsamment, Grup Tropapsamment, Sub-Ordo Psamment, dan Typic Usttorthents, Grup Ustorthents, Sub-Ordo Orthents. Ordo Inceptisol memiliki 6 Sub-Grup, yaitu Aeric Tropaquepts dan Aquandic Tropaquepts, termasuk Grup Tropaquepts, Sub-Ordo Aquepts; Sub-Grup Andic Dystropepts, Oxic Dystropepts dan Typic Dystropepts, masuk dalam Grup Ustropepts, Sub-Ordo Tropepts; dan Sub-Grup Aquic Eutropepts termasuk dalam Grup Eutropepts, Sub-Ordo Tropepts. 11 Gambar 2.1. Hari dan curah hujan rerata bulanan DAS Kaligarang 2002-2011 Ordo Vertisol memiliki satu Sub-Grup Typic Hapluderts yang termasuk dalam Grup Hapluderts, Sub-Ordo Uderts. Ordo Andisol memiliki satu Sub-Grup Typic Hapludands yang termasuk dalam Grup Hapludands Sub-Ordo Udands. Ordo Alfisols memiliki satu Sub-Grup Typic Hapludalf, yang termasuk dalam Grup Hapludalfs, Sub-Ordo Udalf. Ordo Ultisols memiliki 4 Sub-Grup, yaitu Sub-Grup Rhodic Paleudults yang termasuk dalam Grup Paleudults, Sub-Ordo Udults; Sub- Grup Typic Endoaquults termasuk dalam Grup Endoaquults, Sub-Ordo Aquuls; Sub-Grup Typic Haplohumults, termasuk dalam Grup Haplohumults, Sub-Ordo Humults; dan Sub-Grup Typic Hapludults termasuk dalam Grup Hapludults, Sub- Ordo Udults. Luas area sebaran tanah di DAS Kaligarang adalah Ordo Inceptisol 7541 ha 38.84, dan Ordo ultisol dengan luas 6713 ha 34.57, diikuti Andisol dengan luas 2765 ha 14.244, Vertisol dengan luas 1564 ha 8.05, Alfisol dengan luas 787 ha 4.05 dan sisanya Entisol dengan luas 48 ha 0.25 Gambar 2.2. dan Tabel 2.1.. Tabel 2.1. Luas persebaran jenis tanah DAS Kaligarang Ordo Tanah Luas ha Entisol 48 0.25 Inceptisol 7541 38.84 Andisol 2765 14.24 Alfisol 787 4.05 Ultisol 6713 34.57 Vertisol 1564 8.05 Total 19418 100.00 Sumber: Peta tanah tahun 1995 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des CH Ungaran 477.0 386.2 295.5 191.9 87.4 14.1 1.9 0.0 57.3 174.2 302.0 470.6 CH Gunungpati 448.8 359.0 346.9 260.9 124.9 28.8 14.3 7.0 60.7 157.4 388.8 410.9 CH Mijen 519.7 391.9 438.0 351.3 238.3 61.8 31.5 22.6 39.4 157.4 327.9 421.5 HH Ungaran 18 16 14 11 8 2 1 4 11 14 20 HH Gunungpati 16 14 12 10 6 2 2 1 3 6 11 16 HH Mijen 18 15 16 12 10 4 2 2 3 7 12 15 5 10 15 20 200 400 600 800 H ari hu jan h ari Cu rah hu jan bu lan an m m 12 Gambar 2.2. Peta jenis Tanah DAS Kaligarang Topografi Kawasan DAS Kaligarang mempunyai topografi berupa dataran landai sampai pegunungan dengan kecuraman lereng yang beragam, pada bagian utara mempunyai ketinggian 0-25 m dan pada bagian selatan ketinggiannya 100-1750 m. Di bagian Utara merupakan daerah dataran rendah serta daerah hilir sungai. Pada bagian Selatan merupakan daerah pegunungan, dengan gunung Ungaran sebagai sumber air dari sungai Kaligarang. Proporsi lahan dengan kelas lereng datar sampai landai 0-8 seluas 37.30, landaibergelombang 8-15 seluas 25.95, agak curamberbukit 15-30 seluas 17.458, curamberbukit agak bergunung 30- 45 seluas 11.84, dan sangat curam 45 seluas 7.46. Hal ini menggambarkan bahwa DAS Kaligarang pada umumnya didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng datar sampai bergelombang 63.25, agak curam sampai curam 29.29 dan sisanya sangat curam 7.46. Secara rinci penyebaran kelas lereng DAS Kaligarang disajikan pada Gambar 2.4. dan luas masing-masing kelas lereng DAS Kaligarang disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.2. Luas lahan berdasarkan kelas lereng DAS Kaligarang tahun 2009 No Kelas lereng Luas ha 1 0-8 7243 37.30 2 8-15 5038 25.95 3 15-25 3388 17.45 4 25-40 2300 11.84 5 40 1449 7.46 Jumlah 19418 100,0 Sumber: Hasil analisis data DEM tahun 2009 13 Gambar 2.3. Peta penyebaran kelas lereng DAS Kaligarang Penggunaan Lahan Jenis penggunaan lahan di wilayah DAS Kaligarang, secara rinci terdiri dari a hutan seluas 2315 ha 11.92, b perkebunan seluas 208 ha 1, c pertanian lahan kering seluas 6663 ha 34.31, d pertanian lahan kering campuran seluas 4932 ha 25.40, e sawah 1740 ha 8.96, f permukiman seluas 3545 ha 18.26, dan g tubuh air seluas 15 ha 0.08 Tabel 2.1. dan Gambar 2.2.. Tabel 2.3. Luas penggunaan lahan DAS Kaligarang tahun 2013 No Penggunaan Lahan Luas Lahan ha 1. Hutan 2315 11.92 2. Perkebunan 208 1.07 3. Pertanian Lahan Kering PLK 6663 34.31 4. Pertanian Lahan Kering Campuran PLKC 4932 25.40 5. Sawah 1740 8.96 6. Permukiman 3545 18.26 7. Tubuh Air 15 0.08 Total 19418 100,00 Sumber: Hasil analisis interpretasi citra tahun 2011 dan ground check tahun 2013 14 Gambar 2.4. Peta Penggunaan Lahan DAS Kaligarang Tahun 2013 Kawasan hutan yang hanya 11.92 ini sebenarnya kurang menjamin retensi DAS yang ideal. Retensi DAS diartikan sebagai ketahanan dan kemampuan konservasi air oleh DAS, agar air hujan yang jatuh dapat ditampung, diresapkan dan disimpan dalam tanah dan akuifer, selanjutnya secara perlahan dilepaskan ke sistem jaringan sungai dengan distribusi merata sepanjang tahun, dengan fluktuasi debit antara musim hujan dan musim kemarau relatif kecil. Retensi DAS dipengaruhi oleh keadaan vegetasi, penggunaan lahan, kondisi topografi, tanah, dan geologi. Vegetasi dan penggunaan lahan relatif dapat diubah oleh perilaku dan ulah manusia. Secara ideal untuk menjaga retensi DAS tetap baik diperlukan luasan vegetasi hutan minimal 30 dari luas DAS PP No. 44 tahun 2004 pasal 33. Namun kondisi tersebut sulit dilakukan di DAS Kaligarang, karena akibat alih fungsi menjadi lahan pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campuran dan permukiman. Penggunaan lahan DAS Kaligarang dominan oleh PLK dan PLKC, yaitu sekitar 11595 ha 59.71. Dengan kondisi tersebut, maka untuk meningkatkan retensi DAS dalam mengkonservasi air dilakukan dengan praktek konservasi tanah dan air secara vegetatip, agronomi, managemen, atau teknik. Teknik konservasi tanah dan air yang dilakukan misalnya agroforestri yang berupa agrosilvicultural atau agro silvopastural dengan meningkatkan jumlah tegakan, penanaman searah kontur, strip kontur, terasering, pemberian mulsa sisa tanaman. 15

3. PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KONDISI HIDROLOGI DAS KALIGARANG