45
Biaya pemeliharaan DAS Nilai ekonomi air
Alokasi pembiayaan pemeliharaan fungsi DAS bagi wilayah KotaKabupaten yang memperoleh manfaat ekonomi dari DAS Kaligarang belum
ada. Kenyataan tersebut disebabkan karena belum adanya regulasi yang mengatur mekanisme dan tata cara alokasi pembiayaan pemeliharaan fungsi DAS, disamping
itu pemerintah daerah belum mengetahui proporsi yang harus dibayarkan sehubungan dengan air yang digunakan. Nilai ekonomi total sumberdaya air DAS
Kaligarang merupakan penggabungan dari nilai pemanfaatan air untuk kegiatan rumah tangga hilir domestik, industri, niaga dan fasilitas umum fasilitas umum,
instansi pemerintah, dan lembaga pendidikan, kegiatan pertanian dan kegiatan rumah tangga hulu DAS. Dalam kajian ini untuk menghitung alokasi pembiayaan
pemeliharaan fungsi DAS Kaligarang hanya dihitung dari alokasi kegiatan rumah tangga hilir, industri, niaga dan fasilitas umum fasilitas umum, instansi
pemerintah, dan lembaga pendidikan.
Perhitungan nilai ekonomi air berdasarkan kegiatan menggunakan Persamaan
4.13 TEA = TEA
d
+ TEA
i
+TEA
n
+ TEA
p
. Data yang digunakan adalah data
kebutuhan air domestik, kebutuhan air industri, kebutuhan air niaga dan kebutuhan fasilitas umum Lampiran Tabel 12, dan harga satuan air untuk masing-masing
kebutuhan air. Harga air untuk masing-masing kebutuhan dihitung berdasarkan tarif pemakaian air PDAM tahun 2010, yang disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Tarif pemakaian air untuk masing-masing kegiatan per bulan
Kegiatan Tarif penggunaan air Rp per m
3
Ai= 10 m
3
Bi =10-20 m
3
Ci = 20 m
3
Domestik Rumah Tangga Kelas sosial rendah
1520.0 1940.0
3640.0 Kelas sosial sedang
2537.5 3275.0
4972.5 Kelas sosial tinggi
3155.0 3880.0
7275.0 Kegiatan Niaga
7070.0 7070.0
7070.0 Kegiatan Industri
11390.0 11390.0
11390.0 Kegiatan Fasilitas Umum
1520.0 1520.0
1520.0 Kegiatan Irigasi Sawah
350.0 350.0
350.0
Sumber: PDAM Kota Semarang
Berdasarkan Tabel 4.8 besarnya nilai ekonomi air DAS Kaligarang untuk masing-masing kegiatan disajikan pada Tabel 4.9. Hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa kontribusi nilai ekonomi air DAS Kaligarang terbesar adalah kegiatan domestik, yang diikuti oleh industri, sawah. Kontribusi nilai
ekonomi air DAS Kaligarang dari kegiatan domestik sebesar Rp.51.00 M 46.67, kemudian untuk nilai ekonomi air dari kegiatan industri sebesar Rp.37.42 M
34.12. Karena laju pertumbuhan industri negatif pada tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan sedangkan kegiatan yang lain mengalami peningkatan.
Kontribusi nilai ekonomi air berasal dari retribusi bulanan dalam satu tahun.
Nilai ekonomi air DAS Kaligarang dari tahun ke tahun akan mengalami peningkatan dengan adanya pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Kota
Semarang, kecuali untuk kegiatan industri yang mengalami penurunan akibat meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten sekitar Kota Semarang. Nilai
46
ekonomi air DAS Kaligarang terbesar ketiga adalah kegiatan niaga. Nilai ekonomi air untuk kegiatan niaga berkontribusi sebesar Rp.5.12 M 6.67. Peningkatan
penduduk dan ekonomi juga akan merangsang pertumbuhan perniagaan di daerah tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tabel 4.9. Nilai ekonomi air DAS Kaligarang tahun 2010
No Kegiatan
Penggunaan air rerata Yi
m
3
bulan Biaya
Rpbulan Jumlah
Pengguna Nilai Ekonomi Air
M Rp
1 2
3 4
5 6
7
1 Domestik
104434 51.16
47.37 Kelas sosial rendah
14.04 23038
36821 10.18
9.42 Kelas sosial sedang
15.66 43912
49199 25.92
24.00 Kelas sosial tinggi
19.44 68177
18414 15.06
13.95 2
Industri m
3
hari 200.00
11390 45
35.70 33.02
3 Niaga m
3
hari 0.60
7070 3308
5.12 4.74
4 Fasilitas umum
1520 8836
4.83 4.54
5 Sawah
350 87000
11.11 10.29
Total 108.01 100.00
Sumber: Hasil perhitungan dan analisis 2015 Keterangan:
1 3 = 150CDi430, dimana CD adalah efisiensi penggunaan untuk kelas sosial rendah nilainya 0.78, kelas sosial sedang nilainya 0.87. kelas sosial tinggi nilanya 1,08 dan untuk industri dan
niaga nilanya 1 hasil wawancara 2 4 = 10Ai + Yi-10Bi + Yi-20Ci
3 6 = 12451000000000
Kontribusi kegiatan fasilitas umum fasilitas umum, instansi pemerintah dan lembaga pendidikan adalah sebesar Rp.4.83 M 4.40. Salah satu kegiatan
penyumbang adalah lembaga pendidikan. Hal ini dapat dipahami dengan perkembangan penduduk dan tingkat ekonomi dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan, banyak orangtua yang merasa
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan, merasa memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri. Dengan alasan yang demikian semakin banyak lembaga pendidikan non formal yang
tumbuh menjamur di perkotaan.
Jumlah nilai ekonomi air dari kebutuhan industri memberi sumbangan tertinggi, kemudian kebutuhan air domestik dan nilai ekonomi air irigasi. Kondisi
ini bertentangan dengan jumlah kebutuhan air dimana kebutuhan air irigasi paling banyak, yaitu sebesar 87000 m
3
per hari. Hal ini disebabkan karena penilaian harga air menggunakan pendekatan dan satuan yang berbeda. Untuk kebutuhan air
domestik menggunakan pendekatan harga pasar standar PDAM dengan harga satuan Rp.3.155 per m
3
pada penggunaan 10 m
3
pertama dan kemudian meningkat pada penggunaan 10 m
3
berikutnya. Kebutuan industri menggunakan patokan harga Rp.11.390 per m
3
, sedangkan kebutuhan air irigasi menggunakan pendekatan harga pasar standar PDAM yang terkecil, yaitu harga untuk fasilitas khusus dibagi
dua Rp.350,- per m
3
. Nilai WTP masyarakat yang memanfaatkan air DAS Kaligarang sebagai sumber air dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat.
47
Pertimbangan sosial dalam pengelolaan DAS Kaligarang Salah satu indikator pembangunan berkelanjutan adalah adanya penerimaan secara
sosial oleh masyarakat Social acceptability terhadap rencana kegiatan yang akan diterapkan. Pada penelitian ini sosial akseptabilitas rencana pengembangan DAS
Kaligarang dilihat dari kesediaan pengguna air berkontribusi membayar biaya rehabilitasi. Hal ini digambarkan oleh persentase pengguna air yang bersedia
membayar biaya rehabilitasi untuk aplikasi skenario pengembangan Tabel 4.10.
Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa 66.7-84.7 pengguna air bersedia membayar biaya rehabilitasi. Responden pengguna air yang tidak bersedia
membayar pada umumnya beralasan bahwa kegiatan rehabilitasi adalah tanggung jawab pemerintah, sedangkan responden yang bersedia membayar biaya rehabilitasi
pada umumnya mereka beranggapan bahwa apabila kondisi hulu DAS diperbaiki maka akan menjamin ketersediaan air bagi mereka. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI No. 6 tahun 2007, tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan, dinyatakan bahwa biaya rehabilitasi
DAS dapat diambil dari jasa lingkungan yang dihasilkan oleh kawasan konservasi, termasuk didalamnya adalah dari pemanfaatan air Dephut, 2007
Tabel 4.10. Kesediaan membayar biaya rehabilitasi pengguna air DAS Kaligarang
No Responden
Pengguna Air Jumlah
orang Kesediaan Membayar WTP
Rerata WTP Wajib
Bayar Bersedia Bayar orang
Tidak Bayar
5 10 Total
1 2
3 4 5
6 7
8 1
Domestik 210
173 82.4 37 17.6 Kelas sosial rendah
70 44
13 57 81.4 13 18.6
6.1 Kelas sosial sedang
98 46
37 83 84.7 15 15.3
7.2 Kelas sosial tinggi
42 24
9 33 78.6
9 21.4 6.4
2 Industri
10 6
1 7 70.0
3 30.0 5.7
3 Niaga
70 36
23 59 84.3 11 15.7
6.9 4
Fasilitas Umum -
- -
5.0
Sumber : Hasil perhitungan dan analisis data 2015. Keterangan: 8 = 54+1054+5
Nilai kesediaan membayar WTP untuk biaya rehabilitasi Nilai kesediaan membayar WTP biaya rehabilitasi lahan bagian hulu DAS
Kaligarang yang memanfaatkan air Sungai Garang berasal dari a kegiatan domestik, b kegiatan industri, c kegiatan niaga dan d kegiatan fasilitas umum.
Nilai kesediaan membayar WTP biaya rehabilitasi setiap kegiatan secara umum dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan mereka terhadap pasokan air bersih.
Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa pengguna air rumah tangga untuk keperluan domestik bersedia membayar biaya rehabilitasi WTP paling besar diikuti
pengguna air niaga dan yang paling rendah adalah kegiatan industri. Khusus untuk kegiatan keperluan domestik, rumah tangga kelas sosial sedang adalah yang paling
besar kesediaannya membayar untuk rehabilitasi lahan DAS Kaligarang, diikuti rumah tangga kelas sosial tinggi dan yang terkecil adalah rumah tangga kelas sosial
rendah. Hal ini disebabkan tingkat ketergantungan rumah tangga kelas sosial tinggi terhadap pasokan air tidak besar, karena umumnya mereka memiliki sumur dalam,
sehingga walaupun air tidak mengalir mereka masih mampu memenuhi kebutuhan air sendiri. Sebaliknya untuk rumah tangga kelas sosial sedang, pada umumnya
48
kebutuhan airnya sangat tergantung dari pasokan air. Apabila air tidak mengalir pada umumya rumah tangga kelas sosial sedang membeli air dengan mendatangkan
truk tangki untuk mengisi tandon airnya dengan harga yang relatif mahal. Kondisi yang demikian menyebabkan rumah tangga kelas ekonomi sedang sangat
mendukung dan bersedia membayar biaya rehabilitasi hutan dan lahan lebih besar dibanding rumah tangga kelas sosial tinggi agar pasokan air dapat terjamin.
Tabel 4.11. Nilai kesediaan membayar WTP untuk biaya rehabilitasi
No Jenis
Penggunaan Jumlah
Responden Jumlah
Pengguna NEA
M Rp WTP
NEA WTP
M Rp
1 Domestik
210 104434
51.16 3.45
56.7 KS rendah
70 36821
10.18 6.1
0.62 10.2
KS sedang 98
49199 25.92
7.2 1.87
30.7 KS tinggi
42 18414
15.06 6.4
0.96 15.8
2 Industri
15 45
35.70 5.7
2.04 33.5
3 Niaga
70 3308
5.12 6.9
0.35 5.7
4 Fasilitas umum
4.90 5.0
0.25 4.1
Total 6.09
100.0
Sumber: Hasil perhitungan dan analisis data 2015
Kegiatan niaga kesediaan membayar WTP untuk rehabilitasi lahan DAS Kaligarang relatif besar, karena mereka juga relatif tergantung dari ketersediaan air
untuk usahanya. Sedangkan untuk kegiatan industri kesediaan membayar untuk rehabilitas lahan DAS kaligarang relatif kecil . Karena pada umumnya mereka telah
mempunyai sumur dalam sendiri yang kualitasnya relatif baik daripada air yang berasal dari penjernihan Sungai Kaligarang. Air dari sungai Kaligarang biasanya
hanya digunakan untuk keperluan domestik saja. Sehingga kalau air pasokan tidak mengalir mereka relatif tidak terpengaruh karena untuk operasi pabrik dapat
menggunakan air dari sumur dalam.
Simpulan
1. Kebutuhan air total DAS Kaligarang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, seiring dengan peningkatan kebutuhan air rumah tangga dan niaga serta
penurunan kebutuhan air industri, sedangkan ketersediaan air dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Prediksi ketersediaan air Sungai Kaligarang
sampai tahun 2020 masih surplus, setelah tahun 2020 akan mengalami defisit.
2. Jumlah partisipasi masyarakat dalam bentuk kesediaan membayar perbaikan lahan DAS kaligarang hulu terbesar dari kegiatan niaga 84.3, kemudian
diikuti rumah tangga 82.4, dan seterusnya industri 70.0.
3. Nilai ekonomi air terbesar dari kegiatan domestik yaitu Rp.51.00 M,- 47.37, diikuti dengan kebutuhan industri, yaitu Rp. 35.70 M,- 33.05, niaga sebesar
Rp. 5.12 M,- 4.74, dan fasilitas umum sebesar Rp. 4.90 M,- 4.54. Nilai kesediaan membayar untuk perbaikan lahan DAS Kaligarang didasarkan oleh
persentasi terhadap kewajiban membayar nilai sebesar Rp. 6.09M,-, nilai tertinggi berasal dari kegiatan domestik, yaitu untuk kelas sosial sedang 7.2,
diikuti domestik kelas sosial tinggi 6.4, dan kelas sosial rendah 6.1. Nilai kesediaan membayar untuk industri sebesar 5.7 dan untuk niaga sebesar 6.9.
49
5. ANALISIS RESPONS HIDROLOGI AKIBAT PENGGUNAAN LAHAN DENGAN APLIKASI SWAT DAS