Debit minimum turun dan koefisien regim sungai meningkat. Penggunaan Tingkat erosi tinggi. Penggunaan lahan yang tidak rasional yang menyebabkan

4 intepretasi foto udara di daerah Sub DAS Kreo DAS Garang bagian hulu sebesar 47.12 1992 meningkat menjadi 54.15 1999. Menurut Rejekiningrum dan Haryati 2002 nilai koefisien aliran permukaan yang terjadi di lahan Sub DAS Kaligarang Hulu adalah sebesar 63 dan akan mengalami penurunan menjadi 31 jika lahan diberi perlakuan konservasi berupa rorak.

2. Debit minimum turun dan koefisien regim sungai meningkat. Penggunaan

lahan dan kondisi fisik lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi fungsi daerah aliran sungai DAS. Penggunaan lahan DAS Kaligarang yang tidak rasional, dimana jumlah luas PLK, PLKC, sawah dan permukiman melebihi 50 menunjukkan tingkat penutupan lahan yang rendah. Rendahnya tingkat penutupan lahan memicu peningkatan aliran permukaan dan berkurangnya air yang masuk ke dalam tanah akibatnya cadangan air berkurang, sehingga pada musim penghujan air melimpah dan hilangmengalir ke laut sedangkan pada musim kemarau aliran air menjadi kecil debit minimum menurun. Penurunan persentase tutupan lahan DAS Kaligarang mempengarui debit minimum dimana besarnya dari tahun ketahun semakin berkurang, yaitu debit minimum sebesar 5.25 m 3 detik pada tahun 1998 menurun menjadi 2.10 m 3 detik pada tahun 2007. Penurunan tutupan lahan DAS Kaligarang juga akan menyebabkan peningkatan koefisien regim sungai yaitu rasio antara debit maksimum dan debit minimum. Nilai koefisien regim sungai pada tahun 1998 sebesar 23.4 meningkat menjadi 37.8 pada tahun 2007.

3. Tingkat erosi tinggi. Penggunaan lahan yang tidak rasional yang menyebabkan

koefisien aliran permukaan tinggi pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya erosi. Berdasarkan hasil kajian Sutjipto 2008 nilai prediksi erosi DAS Kaligarang adalah 53.0 tonhatahun, sedangkan kajian Ridwan 2001 di Sub DAS Garang Hulu prediksi erosi sebesar 218.23 tonhatahun. Kenyataan ini menunjukkan bahwa erosi yang terjadi DAS Kaligarang jauh melebihi erosi yang ditoleransikan. Menurut Thompson 1957 dalam Arsyad 2006, setiap tanah mempunyai suatu batas nilai tertentu terhadap besarnya nilai erosi yang dapat ditoleransikan yaitu berkisar antara 1.12 – 13.45 tonhatahun. DAS Kaligarang dimana kondisi tanahnya termasuk kondisi tanah dengan lapisan bawahnya berpermeabilitas sedang di atas bahan yang tidak terkonsolidasi mempunyai nilai erosi yang dapat ditoleransikan sebesar 61.21 tonhatahun. Selanjutnya menurut Arsyad 2006 laju erosi yang dapat dioleransikan agar terpelihara suatu kedalaman tanah yang cukup bagi pertumbuhan tanaman untuk wilayah Indonesia kurang lebih 30 tonhatahun atau 2.55 mmtahun.

4. Defisit air bersih. Peningkatan jumlah penduduk dengan laju pertumbuhan