Psikologi Anak dan Remaja
minat dan kesamaan bakat dan kemampuan. Baik didalam kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah umum
yang dihadapi remaja dan paling rumit adalah faktor penyesuain diri. Didalam kelompok besar akan terjadi
persaingan yang berat, masing-masing remaja bersaing untuk tampil menonjol. Oleh karena itu, sering terjadi
perpecahan dalam kelompok tersebut, yang disebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang. Tetapi
sebaliknya didalam kelompok itu terbentuk suatu persatuan yang kokoh, yang diikat oleh norma kelompok yang telah
disepakati.
Perkembangan sosial remaja di Palas Pasemah pasca konflik saat ini lebih bersifat homogenitas, dimana mereka
mengunggulkan kelompok berdasarkan suku. Setelah
konflik anak-anak suku Bali tidak ada yang bersekolah lagi di SMP yang berada di Desa Palas Pasemah, berarti ini
adalah salah satu dampak negatif yang ditinggalkan konflik kedua suku ini. Hal ini membuktikan berarti walaupun
mereka secara legal sudah berdamai, namun dalam sisi psikologi dan sosial kedua suku ini belum seutuhnya
berdamai, masih terdapat pemisahan dalam aspek sosial.
Hal ini dapat pula menimbulkan pengaruh negatif dalam pendidikan yaitu dalam motivasi belajar, pasca konflik
remaja di Desa Palas Pasemah fokus pikirannya bukan hanya ke belajar dan sekolah, tapi juga kearah
etnosentrisme. Benih-benih
dendam dan
prasangka terhadap suku Bali secara turun temurun mereka dapatkan
karena faktor keluarga dan masyarakat yang sudah memilik stereotip negatif terhadap suku Bali. Untuk itu pasca
konflik tidak hanya berdampak pada perkembangan psikologi remaja saja, namun juga berpengaruh motivasi
belajar dan berpengaruh juga terhadap cara mereka bersosialisasi dengan kelompok lain suku lain.