b. Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan, menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi dan bukan psikologi itu sendiri. Menurut
Arthur;Dalyono dalam Haryu 2012:5 : Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu
psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
1.Penerapan prinsip-prinsip belajar di dalam kelas, 2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum, 3.Ujian dan
evaluasi bakat dan kemampuan, 4.Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan
ranah
kognitif, dan
5.Penyelenggaraan pendidikan
keguruan. Sementara, psikologi pendidikan menururt Tardif dalam Haryu
2012:6 adalah: Sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan
pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan yang mencakup:
1. Contexc of teaching and learning berhubungan dengan
situasi dan tempat terjadinya proses belajar dan mengajar.
2. Process of teaching and learning berhubungan dengan tahapan-tahapan dalam proses belajar mengajar.
3. Outcomes of teaching and learning berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai dalam proses belajar dan
mengajar.
Selanjutnya, dalam
buku Educational
Psychology, Witherington;Dalyono dalam Haryu 2012:6, menekankan
bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan manusia.
Berdasarkan penjelasan psikologi pendidikan menurut para tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan
ialah ilmu yang mempelajari tentang proses pembelajaran anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran.
Ilmu psikologi ini berkaitan dengan judul peneliti, yaitu pengaruh kondisi sosial pasca konflik terhadap psikologi,
diantaranya ialah psikologi pendidikan dalam hal motivasi belajar.
a Motivasi Belajar
Menurut Noehi Nasution dalam Syaiful 2011:200 motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Lalu menurut Mc. Donald dalam Syaiful 2011:148, motivasi adalah suatu
perubahan energy didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik;Dalyono dalam Haryu
2012:259 : perubahan energy dalam diri seseorang itu berbentuk
suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya,
maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia
lakukan untuk mencapinya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan seseorang untuk belajar baik dorongan dari dalam
dirinya sendiri nya maupun dari luar dirinya.
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi terbagi menjadi 2 yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik,
berikut penjelasannya: 1. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki
motivasi instrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan
motivasi dari luar dirinya. Jadi, motivasi instrinsik muncul berdasarkan kesadran dengan tujuan esensial,
bukan sekedar atribut dan seremonial.
2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar
dikatakan ekstrinsik
bila anak
didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor
situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang
dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. Motivasi
ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Menururt M. Dalyono dalam Syaiful 2011:201 kuat
lemahnya motivasi belajar seseorang turut memengaruhi keberhasilan belajar, karena itu motivasi belajar perlu
diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri motivasi instrinsik dengan cara senantiasa memikirkan masa depan
yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapi cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu
optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
Adapun fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar adalah: 1 Motivasi sebagai pendorong perbuatan,
2Motivasi sebagai penggerak perbuatan dan 3Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
b Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan
Menurut Fuad 2008:11 fungsi pendidikan dalam arti mikro
sempit ialah
membantu secara
sadar perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi
pendidikan secara makro luas ialah sebagai alat: 1. pengembangan pribadi;
2. pengembangan warga negara; 3. pengembangan kebudayaan;
4. pengembangan bangsa