Potensi Bisnis Program Family Gathering Di Kampung Ladang Outbound Camp

(1)

KERTAS KARYA

OLEH:

FRETIKA PUTRI

122204044

PROGRAM STUDI D III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

POTENSI BISNIS PROGRAM FAMILY GATHERING DI KAMPUNG LADANG OUTBOUND CAMP

OLEH

FRETIKA PUTRI 122204044

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Arwina Sufika, SE.,M.Si Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP NIP. 19640821 199802 2 001 NIP. 19670523 199203 2 001


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : POTENSI BISNIS PROGRAM FAMILY

GATHERING DI KAMPUNG LADANG

OUTBOUND CAMP

Oleh : FRETIKA PUTRI

NIM : 122204044

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

Arwina Sufika, S.E., M.Si. NIP. 19640821 199802 2 001


(4)

i

besar, dimana untuk menjadikan perusahaan sukses haruslah didukung bukan hanya oleh Sumber Daya Manusia yang mumpuni, melainkan juga di dukung oleh hubungan antar personil yang harmonis dalam semangat kompetisi dan hubungan antar personil yang dinamis, menempatkan keluarga sebagai tambahan energi, sebagai motivator yang terus mendorong kepala keluarga untuk bekerja dengan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh. Dihadapi dengan kesibukan sehari-hari , diperlukan suatu kegiatan yang berguna juga untuk penyegaran bagi setiap karyawan di perusahaan . Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dimana mengumpulkan karyawan dan keluarga dalam suatu organisasi atau perusahaan , bahkan sekarang family gathering banyak dilakukan oleh komunitas-komunitas , ataupun kumpulan dalam suatu lingkungan perumahaan , dimana sesama warga berkumpul bersama untuk pergi berwisata dan melakukan kegiatan family gathering tersebut .

Saat ini, kegiatan Outbound atau Outbound Managemen Training digemari oleh banyak kalangan , karena Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran melali Experiental Learning . Meski dalam bentuk aplikasi game-game yang ringan , setiap game dalam kegiatan Outbound mengandung makna yang dalam , filosofis dan sarat akan pesan-pesan simbolik yang bermanfaat serta membangun karakter ke arah kesuksesan dalam kehidupan , baik kesuksesan di tingkat individu maupun kesuksesan tim/kelompok.


(5)

2 Bismillahirrahmanirahiim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tepat waktu. Salawat beriring salam juga penulis ucapkan kepada Nabi Muhamamad SAW karena beliaulah yang membawa peradaban umat manusia menjadi lebih baik.

Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk menyusun dan menyelesaikan sebuah kertas karya. Kertas karya ini untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah: “Potensi Program Family Gathering di Kampung Ladang Outbound Camp ”.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang diperoleh, untuk itu dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima saran dan keritikan yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan, semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(6)

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan banyak ilmu untuk membantu menyelesaikan kertas karya ini

4. selaku dosen pembaca yang telah meluangkan waktu untuk memperbaiki kesalahan dalam penulisan kertas karya ini.

5. Kepada Ayahanda John Mei Freddy dan Ibunda Supiatik yang paling penulis sayangi karna telah memberi dukungan dan bimbingan baik secara moril dan materil serta telah bersabar dan bersusah payah dalam mendidik dan membiayai penulis selama masa kuliah dan selama pengerjaan kertas karya ini 6. Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi D III Pariwisata Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Kedua adik tersayang Irfan dan Fajar yang selalu jadi teman Akrab maupun begaduh namun selalu menghibur dan memberikan semangat pada Penulis . 8. Sahabat-sahabatku tersayang Putri Novyenni islan , Tyas Pevita Pirs , Riza

Hazelnut , Saras Kecik , Lala Dian Sosro dan Silvy Ipoy yang selalu memberikan motivasi dan selalu menemani penulis dalam suka maupun duka . Semangat buat kita semua .


(7)

9. Teman-teman seperjuangan Usaha Wisata dan Perhotelan 2012 yang memberikan semangat dan motivasi.

10.Kepada seluruh kanda senior khususnya Bang Berlindo (Hotel 10), Bang Dian (UW 10 ) , Kak Arde (Hotel 10 ) , Kak Sinta (Hotel 10 ) , Kak Opi (UW 11), Kak Sarah ,dan Bang Lodewick ,dimana telah memberikan banyak masukan dan motivasi dalam pembuatan Kertas Karya ini.

11.Untuk Elsa Shafira Sharief dan Pak Hole yang selalu memberi semangat dan inspirasi kepada penulis dalam meraih cita-cita

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Alhamdulillahirabil’alamiin.

Medan, September 2015 Penulis,

Fretika Putri 122204044


(8)

ABSTRAK

Mencermati berbagai strategi yang telah dilakukan oleh berbagai perusahaan besar, dimana untuk menjadikan perusahaan sukses haruslah didukung bukan hanya oleh Sumber Daya Manusia yang mumpuni, melainkan juga di dukung oleh hubungan antar personil yang harmonis dalam semangat kompetisi dan hubungan antar personil yang dinamis, menempatkan keluarga sebagai tambahan energi, sebagai motivator yang terus mendorong kepala keluarga untuk bekerja dengan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh. Dihadapi dengan kesibukan sehari-hari, diperlukan suatu kegiatan yang berguna juga untuk penyegaran bagi setiap karyawan di perusahaan. Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dimana mengumpulkan karyawan dan keluarga dalam suatu organisasi atau perusahaan, bahkan sekarang family gathering banyak dilakukan oleh komunitas-komunitas, ataupun kumpulan dalam suatu lingkungan perumahaan, dimana sesama warga berkumpul bersama untuk pergi berwisata dan melakukan kegiatan family gathering tersebut. Saat ini, kegiatan Outbound atau Outbound Managemen Training digemari oleh banyak kalangan ,karena Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran melalui Experiental Learning. Meski dalam bentuk aplikasi game-game yang ringan, setiap game dalam kegiatan Outbound mengandung makna yang dalam, filosofis dan sarat akan pesan-pesan simbolik yang bermanfaat serta membangun karakter kearah kesuksesan dalam kehidupan, baik kesuksesan di tingkat individu maupun kesuksesan tim/kelompok.

Kata Kunci :Family Gathering ,Permainan Outbound, KampungLadang


(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahiim.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tepat waktu. Salawat beriring salam juga penulis ucapkan kepada Nabi Muhamamad SAW karena beliaulah yang membawa peradaban umat manusia menjadi lebih baik.

Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk menyusun dan menyelesaikan sebuah Kertas karya. Kertas karya ini untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Ada pun judul kertas karya ini adalah: “Potensi Program Family Gathering di Kampung Ladang Outbound Camp”.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang diperoleh, untuk itu dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima saran dan keritikan yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan, semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(10)

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A., Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan banyak ilmu untuk membantu menyelesaikan kertas karya ini.

3. Bapak Drs.Haris Sutan Lubis, M.SP., Dosen pembaca yang telah meluangkan waktu untuk memperbaiki kesalahan dalam penulisan kertas karya ini.

4. Bapak Solahuddin Nasution, S.E., MSP., Koordinator praktek bidang keahlian Usaha Wisata Jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi D III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada Ayahanda John Mei Freddy dan Ibunda Supiatik yang paling penulis sayangi karna telah memberi dukungan dan bimbingan baik secara moril dan materil serta telah bersabar dan bersusah payah dalam mendidik dan membiayai penulis selama masa kuliah dan selama pengerjaan kertas karya ini.

7. Kedua adik tersayang Irfan dan Fajar yang selalu menjadi teman akrab maupun begaduh namun selalu menghibur dan memberikan semangat pada penulis.

8. Sahabat-sahabatku tersayang Putri Novyenni islan, Tyas Pevita Pirs, Riza Hazelnut, Saras Kecik, Rosi Nunuk, Lala Dian Sosro, dan Silvy Ipoy yang selalu


(11)

memberikan motivasi dan selalu menemani penulis dalam suka maupun duka. Sukses buat kita semua.

9. Ikatan Mahasiswa Pariwisata (IMAPA) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberi saya pengalaman yang sangat berharga. 10.Kepada seluruh kanda senior khususnya Bang Berlindo (Hotel 10), Bang Dian

(UW 10), Kak Arde (Hotel 10), Kak Sinta (Hotel 10), Kak Opi (UW 11), Kak Sarah, dan Bang Lodewick dimana telah memberikan banyak masukan dan motivasi dalam pembuatan Kertas Karya ini.

11.Untuk Elsa Shafira Sharief dan Pak Hole yang selalu memberi semangat dan inspirasi kepada penulis dalam meraih cita-cita.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Alhamdulillahirabil’alamiin.

Medan, September 2015 Penulis,

FretikaPutri 122204044


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penulisan ... 5

1.4 Manfaat Penulisan ... 6

1.5 Metode Penelitian... 7

1.6 Lokasi Penelitian ... 8

1.7 Sistematika Penulisan... 9

BAB II URAIAN TEORITIS ... 11

2.1 Pengertian Pariwisata,Wisatawan, dan Kepariwisataan ... 11

2.2 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Wisata ... 13

2.2.1 Industri Pariwisata ... 13

2.2.2 Produk Wisata ... 14

2.3 Pengertian MICE. ... 17

2.3.1 Jenis-jenis kegiatan MICE ... 24


(13)

2.4 Pengertian Family Gathering ... 24

2.4.1 Langkah-langkah Persiapan dan Pelaksanaan Gathering ... 26

2.4.2 Manfaat Pelaksanaan Family Gathering ... 28

2.5 Pengertian Outbound ... 30

2.5.1 Sejarah Perkembangan Permainan Outbound ... 30

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Permainan Outbound ... 32

2.5.3 Metode Permainan Outbound ... 36

BAB III KAMPUNG LADANG OUTBOUND CAMP ... 40

3.1 Sejarah Kampung Ladang ... 40

3.2 Visi dan Misi Kampung Ladang ... 44

3.3 Program Outbound Kampung Ladang ... 44

3.4 Fasilitas di Kampung Ladang... 48

3.5 Kegiatan di Kampung Ladang ... 50

3.5.1 Fun Games KampungLadang ... 50

3.5.2 Outbound Kampung Ladang ... 54

3.5.3 Paintball dan Sesi Foto Prawedding Kampung Ladang ... 57

3.6 Tujuan Dari Permainan Outbound Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di Kampung Ladang ... 58

3.6.1 Tujuan Umum ... 58

3.6.2 Tujuan Khusus ... 58


(14)

BAB IV POTENSI BISNIS PROGRAM FAMILY GATHERING

DI KAMPUNG LADANG ... 59

4.1 Paket Yang Tersedia Di Kampung Ladang ... 59

4.2 Daftar Perusahaan yang Telah Memakai Jasa Outbound Kampung Ladang ... 63

4.3 Aspek Pasar dan Pemasaran Kampung Ladang ... 67

4.3.1 Aspek Pasar ... 67

4.3.2 Aspek Pemasaran ... 68

4.4 Target Pasar Kampung Ladang ... 70

4.5 Kendala-kendala yang dihadapi ... 71

4.6 Upaya Penanggulangan ... 73

BAB V PENUTUP ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Fasilitas Pendukung di Kampung Ladang ... 49 Tabel 4.1 Paket Outbound di Kampung Ladang ... 59 Tabel 4.2 Daftar Konsumen Jasa Outbound Kampung Ladang ... 63


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Nomor.

1. DATA INFORMAN……... 77

2. Dokumentasi Outbound Family GatheringPT.Sari Husada………. 78

3. Dokumentasi Outbound Family GatheringSETDA.Dairi………. 79

4a. Brosur Kampung Ladang………. 80

4b. Brosur Kampung Ladang………. 81


(17)

ABSTRAK

Mencermati berbagai strategi yang telah dilakukan oleh berbagai perusahaan besar, dimana untuk menjadikan perusahaan sukses haruslah didukung bukan hanya oleh Sumber Daya Manusia yang mumpuni, melainkan juga di dukung oleh hubungan antar personil yang harmonis dalam semangat kompetisi dan hubungan antar personil yang dinamis, menempatkan keluarga sebagai tambahan energi, sebagai motivator yang terus mendorong kepala keluarga untuk bekerja dengan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh. Dihadapi dengan kesibukan sehari-hari, diperlukan suatu kegiatan yang berguna juga untuk penyegaran bagi setiap karyawan di perusahaan. Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dimana mengumpulkan karyawan dan keluarga dalam suatu organisasi atau perusahaan, bahkan sekarang family gathering banyak dilakukan oleh komunitas-komunitas, ataupun kumpulan dalam suatu lingkungan perumahaan, dimana sesama warga berkumpul bersama untuk pergi berwisata dan melakukan kegiatan family gathering tersebut. Saat ini, kegiatan Outbound atau Outbound Managemen Training digemari oleh banyak kalangan ,karena Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran melalui Experiental Learning. Meski dalam bentuk aplikasi game-game yang ringan, setiap game dalam kegiatan Outbound mengandung makna yang dalam, filosofis dan sarat akan pesan-pesan simbolik yang bermanfaat serta membangun karakter kearah kesuksesan dalam kehidupan, baik kesuksesan di tingkat individu maupun kesuksesan tim/kelompok.

Kata Kunci :Family Gathering ,Permainan Outbound, KampungLadang


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Sebagaimana sebuah bentuk pengembangan ekonomi maka pengembangan industri pariwisata pun sebagai bagian gejala ekonomi bisnis memerlukan rencana yang baik bila ingin sukses dalam objek yang implicit maupun eksplisid (Happy Marpaung, 2002 : 1).

Pengembangan pariwisata tidak akan optimal apabila pada suatu sektor hanya dipengarui oleh pengusaha pribadi untuk kepentingan mereka sendiri. Di sektor lain bila sektor pariwisata didominasi oleh masyarakat hal ini tidak mungkin untuk mengembangkan secara optimal pada sektor ekonomi (Happy Marpaung, 2002 :1). Secara empiris dapat ditunjukkan bahwa dalam pengembangan pariwisata harus dihilangkan rencana yang kuno dan tidak banyak menguntungkan tetapi dalam tuntutan paradigma kita harus menggunakan rencana yang fleksible dan kreatif. dari menaikkan gaji, memberikan insentif, reward dan panishment, promosi serta berbagai hal yang mungkin dilakukan, akan tetapi semua kebijakan tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal, sebagai mana yang diharapkan, tentu ini menjadi sebuah PR yang membuat managemen perusahaan tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Upaya yang dilakukan oleh managemen memang merupakan langkah luar biasa, bagi banyak perusahaan yang lain mungkin langkah tersebut efektif untuk


(19)

meningkatkan kinerja karyawan, sementara bagi perusahaan yang lain upaya tersebut tidak banyak memberi dampak, persoalannya mungkin terletak pada kultur, emosi (kedekatan hubungan antar dan inter personal). Hubungan antar personal yang dimaksudkan disini adalah, pola hubungan antar karyawan bagian yang satu dengan bagian yang lain, seksi atau unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lain. pola seperti apa yang dibangun oleh managemen selama ini, berkaitan dengan pengelolaan hubungan antar karyawan, apakah pola pemisahan dengan menciptakan persaingan dan kompetisi dengan cara bersekat-sekat atau memberikan kelapangan dan keleluasaan untuk membangun hubungan antar karyawan tanpa pembatasan dan aturan apa-apa. Hubungan Interpersonal yang dimaksud adalah hubungan karyawan dengan keluarga dan sesama keluarga karyawan, apakah keluarga sudah mampu menjadi penunjang bagi peningkatan kinerja atau hanya sebuah hubungan tanggung jawab.

Mencermati berbagai strategi yang telah dilakukan oleh berbagai perusahaan besar, dimana untuk menjadikan perusahaan sukses haruslah didukung bukan hanya oleh Sumber Daya Manusia yang mumpuni, melainkan juga di dukung oleh hubungan antar personil yang harmonis dalam semangat kompetisi dan hubungan antar personil yang dinamis, menempatkan keluarga sebagai tambahan energi, sebagai motivator yang terus mendorong kepala keluarga untuk bekerja dengan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh. Dihadapi dengan kesibukan sehari-hari, diperlukan suatu kegiatan yang berguna juga untuk penyegaran bagi setiap karyawan di perusahaan. Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dimana


(20)

mengumpulkan karyawan dan keluarga dalam suatu organisasi atau perusahaan, bahkan sekarang family gathering banyak dilakukan oleh komunitas-komunitas, ataupun kumpulan dalam suatu lingkungan perumahaan, dimana sesama warga berkumpul bersama untuk pergi ke luar kota melakukan kegiatan family gathering tersebut.

Saat ini, kegiatan Outbound atau Outbound Managemen Training digemari oleh banyak kalangan, karena Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran melalui Experiental Learning. Meski dalam bentuk aplikasi game-game yang ringan , setiap game dalam kegiatan Outbound mengandung makna yang dalam, filosofis dan sarat akan pesan-pesan simbolik yang bermanfaat serta membangun karakter ke arah kesuksesan dalam kehidupan, baik kesuksesan di tingkat individu maupun kesuksesan tim/kelompok.

Metode Outbound dipercaya bukan hanya merupakan sebuah tren dalam metode pelatihan, namun telah dikaji sebuah metode yang paling efektif dalam mengakomodasi / kebutuhan tuntutan terhadap hasil suatu pelatihan. Banyak pula yang menganggap, bahwa meyakini metode ini efektif dalam membangun pemahaman terhadap suatu konsep dan membangun perilaku. Itulah alasannya mengapa dalam quantum learning, metode ini menjadi metode andalan di dalam belajar dan terbukti berhasil. Banyak pakar psikolog dan pendidikan yang menyatakan bahwa Outbound sebagai sebuah metode pembelajaran sangat efektif dalam memenuhi kebutuhan/tuntutan terhadap hasil pelatihan tersebut.


(21)

Program traning Outbound ini akan banyak mempergunakan alam bebas sebagai medianya. Para peserta akan mempelajari semua materi dari kegiatan atau permainan yang akan diadakan di alam terbuka, oleh karena itu Kampung Ladang Outbound Camp merupakan salah satu lokasi outbond permanen yang berkonsep pedesaan yang asri, nyaman, sejuk dan indah yang ada di Jl. Tuntungan Tj. Anom Medan. Dengan luas lebih dari 10 hektar serta terdapat dua danau buatan besar didalamnya.

Kampung Ladang Outbound Camp sangat cocok dijadikan lokasi kegiatan Outbound. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari pusat kota hanya sekitar kurang lebih 30 menit yang berada di Desa Sembahe Baru, kecamatan Pancur Batu. Hal ini didukung dengan banyaknya Biro perjalanan dan event organizer yang menyediakan fasilitas-fasilitas paket aktivitas Outbound seperti Penyelenggara Outbound event organizer dan masih banyak lagi.

Program Outbound pun dipandu secara profesional oleh para trainer dan fasilitator yang berpengalaman dalam manegement indoor atau outdor pelatihan, transfer attitude knowledge dan skills. Dimana setiap kegiatan yang dilaksanakan mengasah sensor kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Permainan ini mengandung unsur kegembiraan sehingga peserta merasa nyaman dan menyenangkan. Oleh karena itu penulisan ini mengangkat judul

“Potensi Bisnis Program Family Gathering di Kampung Ladang Outbound Camp”.


(22)

1.2Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang di bentuknya aktivitas Outbound ?

2. Apa yang dimaksud dengan Family Gathering ?

3. Upaya apa saja yang dilakukan penyelenggara dalam pengembangan paket aktivitas Outbound sebagai daya tarik wisatawan ?

1.3Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini antara lain:

1. Untuk mengetahui latar belakang wisata Outbound.

2. Untuk mengetahui penyelenggara dan event organizer paket aktivitas Outbound di Kampung Ladang.

3. Untuk mengetahui pentingnya kegiatan family Gathering dalam meningkatkan rasa tanggung jawab, percaya diri dan loyalitas terhadap perusahaan ataupun komunitas.

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam melakukan suatu penulisan baik itu formal ataupun nonformal sudah pasti akan mendapatkan suatu manfaat yang berguna bagi peneliti, obyek wisata, akademi, maupun bagi masyarakat luas, antara lain :


(23)

1. Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk menambah kasanah perpustakaan di D-III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Sumatera Utara.

2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola yaitu Kampung Ladang untuk membantu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan Family Gathering, event organizer dan penyelenggara paket Outbound.

3. Dari penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang penyelenggara dan event organizer penyelenggara paket Outbound.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data-data diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Data di dapat melalui pengamatan secara langsung atau survei ke tempat-tempat di Kampung Ladang Outbound Camp yang biasa digunakan untuk aktivitas Outbound. Guna mengetahui secara langsung kegiatan tersebut. b. Wawancara

Mencari beberapa nara sumber yang tepat untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan atau informasi secara lisan tentang penyelenggara Outbound dan event organizer berkaitan dengan kondisi dan potensi yang


(24)

dapat dikembangkan dalam meningkatkan daya tarik wisata melalui metode ini data-data yang dibutuhkan secara cermat dan nyata.

c. Studi Dokumen

Disamping observasi dan wawancara juga dilakukan pengumpulan data dengan cara studi dokumen sebagai bahan untuk memperjelas penulisan. Studi dokumen dilakukan dengan pengumpulan data-data perusahaan penyelengara atau event orgenizer.

d. Teknik analisis

Analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari penulisan

dan memberikan gambaran sesuai kenyataan pada waktu penulisan dilakukan. Penulisan ini menggunakan metode tersebut karena data-data yang diperoleh dari penulisan kebanyakan berupa informasi dan uraian. Dalam metode ini penulis mengaitkan data-data yang berupa informasi dan uraian tersebut dengan observasi wawancara untuk memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan gambaran yang sudah ada.

1.6Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian berada di Kampung Ladang Outbound Camp Jl.Tuntungan-Tj.Anom, Medan Sumatera Utara.


(25)

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang Latar belakang penulisan, Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Manfaat penulisan, Metode penulisan, dan Sistematika penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengertian pariwisata, wisatawan, dan kepariwisataan, MICE, Pengertian Family Gathering, dan Outbound. BAB III : KAMPUNG LADANG OUTBOUNDCAMP

Pada bab ini penulis menguraikan tentang sejarah, visi dan misi, Program Kampung Ladang, dan Fasilitas yang ada di Kampung Ladang Outbound Camp.

BAB IV : POTENSI BISNIS PROGRAM FAMILY GATHERING DI KAMPUNG LADANG

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai paket Outbound pada Kampung Ladang, daftar perusahaan yang telah bekerja sama dengan Kampung Ladang Outbound Camp, Targer Pasar, dan kendala yang dihadapi Kampung Ladang Outbound Camp.


(26)

BAB V : PENUTUP DAN KESIMPULAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan penutup yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran.


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (Bussiness) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk mencari kesenangan dan untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Yoeti, 1996 :119).

Undang-undang No.09 Tahun 1990, tentang kepariwisataan menyebutkan defenisi dari Wisata, Wisatawan, Kepariwisataan, dan Pariwisata yaitu :

a. Wisata adalah : Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela bersifat sementara untuk memilih objek dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah : orang yang melakukan kegiatan wisata yang tujuannya bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi.

c. Pariwisata adalah : segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola objek daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.


(28)

d. Kepariwisataan adalah : segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata, yang artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat.

e. Objek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :

 Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keaadaan alam serta flora dan fauna seperti pemandangan alam, panorama indah hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.

 Karya manusia yang berwujud Museum, Wisata agro atau pertanian, Wisata air (tirta), Wisata atau petualangan, Taman rekreasi dan tempat hiburan.

 Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, sungai, tempat-tempat ibadah, perbelanjaan dan lain-lain.

Selain batasan tersebut diatas, banyak defenisi lain yang dikemukakan oleh ahli pariwisata antara lain : Prof.Hans .Buchili menyatakan bahwa setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan untuk maksud tersebut. (Dalam Yoeti, 1996 : 117).

Menurut Prof.Hunzieker dan Prof.K.Krapt keseluruhan dari gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman itu tidak menetap dan tidak memperoleh penghasilan dan aktivitas yang sementara. (Dalam Yoeti, 1996 : 115).


(29)

Dari pendapat di atas yang menjadi cirri-ciri pengertian pariwisata yaitu :

 Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu.

 Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat lain.

 Perjalanan itu walau bagaimanapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan dan rekreasi.

 Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi. 2.2 Pengertian Industri dan Produk Wisata

2.2.1 Industri Pariwisata

Bila kita berbicara tentang industri, dari kebanyakan orang mengartikan industri sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk menciptakan atau menghasilkan barang-barang atau jasa melalui suatu proses produksi. Tetapi tidak demikian halnya dengan Industri Pariwisata, industri pariwisata disini tidak termasuk dalam arti ekonomis biasa tetapi memiliki perbedaan-perbedaan yang nyata dengan industri lainnya. Industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang atau jasa (Goods and services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya selama dalam perjalanan. (Yoeti , 1996 : 153).

R.S Darmajadi (Dalam Yoeti , 1996 : 153) mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan industri pariwisata dijelaskan sebagai berikut : “Industri pariwisata


(30)

bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa / pelayanan atau services, yang nantinya baik secara langsung atau pun tidak langsung akan dibutuhkan oleh

wisatawan selama perjalanannya “. Pengertian industri akan lebih jelas bila kita

mempelajari dari jasa ataupun produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan, bilamana para wisatawan sedang dalam perjalanan atau pelawatan.

Dengan cara-cara ini akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai konsumen memerlukan pelayanan (service) tertentu. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri adalah semua jasa yang diberikan perusahaan, semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya, sampai di daerah tujuan wisata yang menjadi pilihannya, sampai ke rumah tempat tingggalnya semula.

2.2.2 Produk Pariwisata

Kalau ada industri tentu ada produk tertentu, dan dalam hal ini produk pariwisata yang akhir dari proses produksinya tidak hanya barang (produk) melainkan fasilitas-fasilitas untuk memnuhi kebutuhan hidup wisatawan selaku konsumen selama ia mengadakan perjalanan.

Medlik dan Meddelton (Dalam Yoeti , 1996 : 164) mengemukakan bahwa produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsur yang merupakan suatu paket ( package ) yang satu sama lain tidak terpisah dan semua jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan rumah sampai ia kerumah dimana ia


(31)

biasa tinggal. Jadi produk pariwisata itu adalah produk yang kompleks, produksi komponen-komponennya ditangani oleh bermacam-macam badan baik swasta maupun pemerintah dan oleh perorangan dibutuhkan wisatawan selama perjalanannya (Yoeti , 1996 : 153).

Produk ataupun jasa-jasa adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan angkutan, baik darat, udara maupun laut.

2. Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat transportasi yang membawanya ke daerah-daerah yang dipilihnya.

3. Biro Perjalanan Umum

4. Memberikan informasi tentang objek wisata yang telah ada di suatu daerah, pengurusan dokumen-dokumen (Paspor, Visa) membuat dan mengatur suatu rencana perjalanan dan sebagainya.

5. Jasa-jasa pelayanan dari perhotelan / akomodasi, bar dan restaurant, fasilitas rekreasi, entertainment dan lain-lain.

6. Jasa-jasa retail agent atau Tour operator local yang menyelenggarakan city sight tours atau exurciont pada objek wisata dan atraksi wisata setempat.

7. Objek wisata atau atraksi wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

8. Jasa-jasa transportasi lokal (bus, taksi, tourist coach), dalam melakukan city sight tours atau exurciont pada objek wisata dan atraksi wisata setempat.


(32)

9. Jasa-jasa souvenier shop dan handicraft serta shopping centre, dimana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang lainnya.

10.Perusahaan pendukung seperti penjual post card , perangko (kantor pos), penjual kamera dan film, penukaran uang (money changer) dan bank.

Adapun ciri-ciri dari produk wisata adalah sebagai berikut :

1. Produk terjadi pada saat konsumen mempergunakan jasa-jasa pariwisata. 2. Produk pariwisata tidak dapat dicicipi terlebih dahulu oleh konsumen.

3. Komponen-komponen produk wisata tidak dapat diukur karena memiliki ragam bentuk.

4. Produk wisata sangat tergantung pada manusia dan sedikit sekali tergantung pada alat-alat produksi.

5. Produk wisata merupakan usaha-usaha yang memerlukan insvestasi yang besar, dengan resiko yang tinggi, sedangkan permintaan konsumen elastis.

6. Permintaan (demand) tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor non ekonomi seperti gejolak politik.

2.3Pengertian MICE

MICE adalah akronim dari meetings, incentives, conferences and, exhibitions. Wisata MICE merupakan salah satu sektor dalam industri pariwisata yang berkembang sangat pesat (Dwyer dan Forsyth, 1997; Hing et al; 1998 dalam


(33)

Seebaluck, Naidoo dan Ramseook-Munhurrun, 2013), dan wisata MICE juga telah berkembang pesat di Bali beberapa tahun terakhir ini. Yang menjadi dasar pemikiran dibalik setiap wisata MICE adalah kegiatan yang diperuntukkan guna menyatukan para penyedia informasi dengan penerimanya (Whitfield dan Webber, 2010 dalam Whifield, Dioko, Webber dan Zhang, 2012). Kegiatan wisata MICE melibatkan berbagai sektor seperti sektor transportasi, perjalanan, rekreasi, akomodasi, makanan dan minuman, tempat penyelenggaraan acara, teknologi informasi, perdagangan dan keuangan sehingga wisata MICE dapat digambarkan sebagai industri multifaset. Di banyak daerah tujuan wisata, kegiatan MICE dikategorikan di bawah payung industri event (Dwyer dan Mistilis, 2000; Getz, 2008 dalam Seebaluck et al; 2013).

Setiap istilah dalam wisata MICE memiliki arti yang berbeda-beda walaupun kegiatan MICE itu sendiri merupakan kegiatan jangka pendek yang memiliki signifikansi ekonomi yang besar bagi pariwisata (Law, 1987; Pearson dan McKanna, 1988; Hiller, 1995; Wootton dan Stevens, 1995 dalam Hall, 2003). Istilah meeting dalam MICE dapat didefinisikan sebagai suatu acara terstruktur yang dapat menyatukan sekumpulan orang secara kolektif untuk mendiskusikan topik yang menjadi kepentingan bersama (Seebaluck et al., 2013).

1. Meeting

Menurut Mair (2009), meeting umumnya membahas masalah dengan substansi yang relatif kecil dengan jumlah delegasi yang kecil juga dan biasanya


(34)

dapat diselenggarakan di lingkungan perusahaan, di hotel atau di ruangan pertemuan. Meeting juga dapat didefinisikan sebagai berikut:

It’s a gathering of 10 or more participants for a minimum of 4 hours in a hired venue. The term ‘meetings’ include conventions, conferences, congresses, trade shows and exhibitions, incentive events, corporate and business meetings, and other meetings and all exclude social activities (wedding receptions, holiday parties, etc.), permanently established formal educational activities (primary, secondary or university level education), purely recreational activities (such as concerts and shows of any kind), political campaign rallies, or gatherings of consumers or would-be customers by a company for the purpose of presenting specific goods or services for sale (consumer shows), which would rather fall under the scope of retail or wholesale trade.(UNWTO dalam Seebaluck et al., 2013, p.2).

Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan bussiness, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama .

Contoh meeting adalah :  Rapat Pimpinan  Pelatihan


(35)

2. Intensive

Incentives travel dalam MICE adalah kegiatan perjalanan yang semua biaya perjalanannya ditanggung oleh organisasi sehingga dapat digunakan sebagai faktor yang memotivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dalam memenuhi tujuan yang diinginkan organisasi, seperti target penjualan (Rogers, 2003; Campiranon dan Arcodia, 2008 dalam Seebaluck et al., 2013).

Istilah incentive mengacu kepada jenis perjalanan di mana sebuah perusahaan membayar karyawannya untuk bepergian, untuk menghadiri konferensi atau pameran, untuk kesenangan, sebagai penghargaan atas kinerja yang berhubungan dengan pekerjaan (Mair, 2009). Dengan demikian incentives travel merupakan alat motivasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mendorong dan meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan penghargaan untuk tiap peningkatan produktivitas atau tiap pencapaian tujuan perusahaan (Hall, 2003). Menurut SITE, (2013 dalam Seebaluck et al., 2013) incentive travel adalah alat manajemen yang menggunakan pengalaman perjalanan sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada peserta untuk tiap peningkatan kinerja guna mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Menurut SK Menteri Parpostel No. KM. 108/HM.703/MMPT-91 pasal 1, perjalanan insentif didefinisikan sebagai berikut : Suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai suatu imbalan penghargaan atas perhatian mereka dalam kegiatan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang beresangkutan.


(36)

Perjalanan Insentif merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dengan membuat kegiatan guna memacu pencapaian target perusahaan tersebut. Biasanya berhubungan dengan penjualan (sales) produk atau jasa mereka, wujudnya seperti :

1. Familygathering, rapat sambil berekreasi, bonus hadiah perjalanan wisata, dan lain-lain.

2. Distributor atau dealer agar pencapaian penjualan terpenuhi, dalam bentuk bonus perjalanan wisata, dan lain-lain.

3. Pemasok (suppliers) untuk peningkatan kerja sama.

4. Pelanggan (customers) agar tetap loyal terhadap produk atau jasa mereka.

Program Perjalanan Insentif berfungsi sebagai salah satu cara atau solusi untuk menggairahkan kembali segmen-segmen guna peningkatan kinerja sebuah perusahaan, yaitu :

1. Full-Service Incentive House, memberikan layanan Perjalanan Insentif dengan cakupan luas, mulai dari perencanaan program, penanganan tours lengkap dengan kebutuhan penunjang termasuk kebutuhan dalam kegiatan diluar tours berdasarkan kehendak perusahaan pengguna jasa tersebut.


(37)

2. Travel Fulfillment Company, menangani perencanaan perjalanan (tour planning), dimana rancangan Perjalanan Insentif tergantung pada kebutuhan perusahaan tersebut.

3. Travel Agency with an Incentive Division, perusahaan tidak menyiapkan perencanaan perjalanan, melainkan hanya menangani program Perjalanan Insentif. Mulai dari negosiasi dengan pihak transportasi (airlines, kereta api maupun bus), akomodasi (hotel, restaurant), tempat kunjungan wisata, guide, dll. Biasanya perusahaan seperti ini akan terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program ini sesuai kebutuhan.

Perusahaan dengan pola sesuai point 3, biasanya sudah menyiapkan pelaksanaan program dalam 1 paket, yaitu mulai dari pengaturan transportasi dengan borongan (charter), transfer antar moda transportasi maupun ke hotel, akomodasi, makan-minum (meals), wisata hingga pemandu wisata (guide).

Dalam pelaksanaannya mereka sudah akan mempersiapkan diri di lokasi penjemputan, bisa terminal, bandara, stasiun ataupun hotel tempat kegiatan. Kegiatan ini bisa dalam skala kecil hingga besar. Salah satu yang saat ini dikembangkan adalah studi banding.


(38)

3.conference

Conferences merupakan elemen ketiga dari wisata MICE yang dapat diartikan sebagai suatu pertemuan partisipatif yang dirancang terutama untuk tujuan diskusi, mencari dan berbagi informasi, memecahkan masalah dan konsultasi. Conferences biasanya memiliki keterbatasan waktu dan memiliki tujuan khusus (Seebaluck et al., 2013). Conference mirip dengan meeting di mana suatu acara conference melibatkan 10 orang atau lebih selama minimal empat jam dalam satu hari atau lebih dan kegiatan conference diadakan di luar perusahaan itu sendiri (CIC, 2011 dalam Seebaluck et al., 2013).

Mair (2009) menyatakan bahwa conferences pada umumnya dapat dipahami sebagai suatu pertemuan besar yang dihadiri oleh sekelompok individu yang memiliki pemikiran yang sama yang datang bersama-sama dengan tujuan profesional atau pribadi, untuk keperluan membangun jaringan dan untuk tujuan pendidikan.Terdapat dua tujuan utama yang menjadi alasan bagi seseorang untuk menghadiri conference (konferensi) terutama jika konferensi tersebut diadakan di luar negeri. Yang pertama adalah menghadiri konferensi itu sendiri dan yang kedua adalah memanfaatkan semaksimal mungkin destinasi atau tempat di mana konferensi tersebut dilaksanakan.

4. Exhibition

Istilah exhibitions digunakan untuk menggambarkan event yang dirancang untuk mempertemukan pemasok produk, peralatan industri dan jasa di suatu tempat di mana para peserta dapat mendemonstrasikan dan mempromosikan produk dan jasa


(39)

yang mereka tawarkan (Montgomery dan Strick, 1995 dalam Hall, 2003). Exhibitions dapat berkaitan dengan perdagangan dari industri tertentu saja di mana seluruh pengunjung bekerja dalam industri terkait yang sedang dipamerkan, atau exhibitions bisa terbuka untuk umum sehingga setiap orang dapat menghadiri exhibitions tersebut (Mair, 2009).

Exhibitions juga dikenal sebagai exposition karena exposition memiliki tujuan untuk mempertemukan pemasok yang berbeda di dalam suatu lingkungan di mana para suplier tersebut dapat mempromosikan produk atau jasa mereka kepada peserta exhibitions (Seebaluck et al., 2013). Fokus utama dari kegiatan ini adalah menciptakan hubungan antar bisnis – business to business relationship - baik untuk mempromosikan produk baru maupun untuk mendapatkan klien baru (Fenich, 2005; Jurisevic, 2002 dalam Seebaluck et al., 2013).

2.3.1 Jenis-jenis kegiatan MICE yaitu :

a. Olahraga (pertandingan professional, kompetisi peringkat, pertandingan persahabatan, lomba-lomba, dll).

b. Seni (pementasan, institusional, lomba/festival, aspresiasi, fashion show). c. Topik Wicara (diskusi, seminar, sarasehan, talkshow, presentasi, dsb). d. Pameran (Pameran komoditas perdagangan, pameran seni).

e. Pribadi (Pesta pernikahan, pesta ulang tahun, syukuran, jabatan baru, pisah sambut, pesta peringatan pribadi).


(40)

f. Family gathering

2.4 Pengertian FamilyGathering

Menurut Silvia dan Widodo (2009, p58) Event gathering adalah salah satu cara untuk menjalin hubungan yang lebih baik antara pimpinan dengan karyawan. Tujuan acara ini adalah agar karyawan termotivasi, sebab motivasi sangat mempengaruhi pada kinerja organisasi. Dalam kegiatan Event Gathering juga diharapkan hubungan yang harmonis akan memudahkan komunikasi kedua belah pihak di kemudian hari. Bisa juga dalam acara ini disisipkan acara perkenalan susunan pejabat baru ataupun layanan terbaru.

Media Gathering ini memberikan peluang terciptanya suasana hangat dan kondusif antara pimpinan dengan staf perusahaan. Beberapa contoh format acara adalah coffee morning, makan siang atau malam, buka puasa bersama, product atau service soft launching, wisata bersama, bermain atau bertanding olahraga bersama, dan lain-lain. Gathering merupakan sebuah kegiatan untuk keluarga besar, komunitas ataupun perusahaan yang dirancang untuk mendapatkan refreshing bersama dalam satu waktu tertentu dalam satu lokasi (baik didalam ruangan (indoor) ataupun diluar ruangan (outdoor)) guna mempererat kekerabatan, kekeluargaan serta tali silaturrahmi.

Pada masa sekarang ini, banyak sekali berkembang penurunan kata tentang Gathering. Kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan besar untuk seluruh


(41)

karyawannya biasa dikenal dengan nama Family Gathering, untuk seluruh karyawannya saja tanpa keluarganya biasa disebut Employee Gathering, untuk perusahaan mengumpulkan seluruh rekanan (vendor) sebagai bentuk apresiasi terhadap vendornya biasa dikenal dengan nama Customer Gathering. Jadi dalam makna yang luas, gathering dapat dilakukan oleh perusahaan ataupun komunitas sebagai kegiatan bersama dalam satu lokasi dengan berisikan tema yang dikehendaki atau disesuaikan untuk dapat membangun suasana santai, akrab dan kekeluargaan.

Adapun Kegiatan Family Gathering ataupun Employee Gathering adalah melaksanakan sebuah kegiatan untuk seluruh lingkup karyawan beserta keluarganya (Family Gathering) atau tidak (Employee Gathering) dan juga kepada pihak-pihak dalam lingkup perusahaan yang ikut berperan aktif memajukan perusahaan selama ini, untuk melakukan atau hadir secara bersama-sama dengan tujuan sebagai proses penyegaran dari rutinitas keseharian yang ada agar dapat sedikit re-fresh dan rileks, serta dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang erat antara perusahaan dengan karyawannya, karyawan dengan karyawannya maupun dengan anggota keluarganya. Biasanya pada kegiatan seperti ini tema hiburan bagi karyawan ataupun keluarganya sangatlah dominan. Misalkan saja bersama-sama mengunjungi wahana wisata yang ada di sekitar lokasi dengan ditambahkan unsur hiburan musik, artis ataupun permainan yang menyegarkan dan menggembirakan untuk seluruh pesertanya.


(42)

2.4.1 Langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan Gathering: sebagai berikut:

1. Membuat proposal atau rencana kegiatan yang mencakup tujuan, manfaat, tema, konsep dan susunan acara, ketua dan anggota tim kepanitiaan, waktu dan tempat, undangan serta anggaran yang dibutuhkan.

2. Pesan tempat yang sesuai dengan konsep acara

3. Memberitahukan kepada peserta Gathering dengan menyebutkan susunan acara dan contact person untuk kepastian kehadiran.

4. Siapkan logistic seperti catering, transportasi, audio visual, dan lain-lain.

5. Siapkan pidato pembukaan untuk pimpinan perusahaan yang akan membuka acara. 6. Pilih Moderator atau pemandu acara sedapat mungkin menarik dan dapat membawa suasana yang segar dan akrab.

7. Hiburan seperti permainan, musik, dan lagu sangat penting untuk menciptakan suasana yang cair.

8. Dokumentasikan acara dengan baik. Walaupun acara informal, disarankan tetap ada sesi foto bersama.

Dalam kegiatan acara gathering employees sangat diharapkan dapat memotivasi karyawan perusahaan. Acara-acara yang menarik dan kreatif dapat menarik karyawan untuk ikut serta dalam acara ini. Misalnya dalam hal pemilihan tempat acara dan persiapan logistik seperti catering dan transportasi menjadi suatu pertimbangan karyawan untuk ikut serta dalam acara gathering employees.


(43)

Sedangkan untuk Customer Gathering biasanya dilaksanakan perusahaan setiap setahun sekali untuk apresiasi dan sekaligus meningkatkan hubungan dengan para pelanggan perusahaan (loyaltyCustomers).

Pada umumnya acara yang dilakukan pada saat customer gathering adalah makan bersama, kemudian dilanjutkan acara hiburan untuk para pelanggan yang setia ataupun rekanan yang sering membantu perusahaan dalam mencapai target tahunannya.

Adapun beberapa tujuan dilakukannya customergathering adalah :

1. Sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap pelanggan setianya (loyalty customers).

2. Informasi Perkembangan perusahaan sampai dengan saat ini dan apa target untuk tahun mendatangnya.

3. Promosi penjualan ataupun pengenalan produk baru yang akan segera dipasarkan.

Jadi apapun momentnya, gathering sangat tepat diadakan minimal setahun sekali oleh sebuah perusahaan baik itu perusahaan besar ataupun perusahaan kecil, sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap karyawan, keluarga ataupun koleganya.

2.4.2 Manfaat Pelaksanaan FamilyGathering

Adapun kegunaan, Family gathering, terutama pada suatu perusahaan atau organisasi adalah :


(44)

1.Sarana refreshing

Perusahaan dengan tingkat tekanan tinggi, proses produksi yang begitu cepat dan tanpa henti mengakibatkan karyawan di perusahaan itu mengalami tingkat tekanan psikologi yang kuat. Maka dari itu banyak perusahaan dengan karyawan ratusan hingga ribuan mengagendakan kegiatan ini untuk mengurangi tingkat kejenuhan para karyawan yang terjadi selama bekerja.

2. Membentuk teamwork yang solid

Tidak selamanya sebuah teamwork akan bekerja selalu solid. Ada pada waktunya kesolidan itu akan mengendor akibat tekanan yang begitu tinggi saat bekerja. Bila ini sampai terjadi maka Family gathering adalah acara yang sangat cocok agar kesolidan bagi teamwork semakin solid.

3. Mempererat hubungan antar karyawan

Pemimpin perusahaan atau seorang manajer yang jeli harusnya bisa melihat ketidak harmonisan hubungan antar relasi karyawan dalam kantor. Agar kondisi ini tidak mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kerja maka perusahaan harus bisa memecahkan permasalah yang terjadi dilingkungan kerja ini sehingga bisa terjalin relasi baru terhadap semua karyawan dan meningkatkan keharmonisan karyawan.


(45)

4. Memperbaiki konflik dan friksi

Hampir tidak ada perusahaan yang terhindar dari masalah konflik dan friksi. Kompetisi yang tinggi, kesenjangan penghasilan, tingginya tekanan hingga relasi yang memanas adalah masalah yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan. Jika hal ini dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan menurunnya produktivitas perusahaan itu sendiri. Maka dari itu acara Family gathering ini perlu dilakukan agar dapat menurunkan suasana panas dalam perusahaan tersebut.

2.5 Pengertian Outbound

Outbound adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk pengembangan diri dan kelompok, melalui pembentukan keterbukaan, toleransi, kebersamaan, kepekaan terhadap rasa kebutuhan dan harapan kelompok / orang lain, dengan memanfaatkan alam sebagai media atau sarana belajar. Menurut Lamury (2003), hakikat Outbound adalah pada saat seseorang meninggalkan kenyamanan rumah tangga/tempat kerja yang dikenal, ke tempat asing dengan mcmpertaruhkan diri dalam berbagai resiko, maka ia telah melakukan Outbound.

Pada saat seseorang mengganti cara berpikir dan cara mengerjakan sesuatu untuk men-dapatkan sesuatu yang baru, yang dengan sendirinya juga bukan tanpa resiko, berarti ia juga telah ber -Outbound. Outbound bukan hanya berlangsung pada saat seseorang mengikuti


(46)

pendidikan dan pelatihan, kapan saja kita mempertaruhkan kenyamanan dan kemapanan yang kita miliki untuk mengejar sesuatu yang baru, dengan sendirinya mengandung resiko, maka berarti telah ber-Outbound.

2.5.1 Sejarah Perkembangan Permainan Outbound (Outbound Games)

Kebanyakan orang berfikir bahwa melakukan kegiatan wisata harus dengan perjalanan ke objek-objek wisata baik itu objek wisata alam, maupun objek wisata yang dibuat oleh manusia seperti museum, kebun binatang, dan lain-lain. Padahal berdasarkan salah satu tujuan berwisata itu adalah untuk mencari kesenangan tanpa harus berjalan-jalan, salah satunya ialah dengan melakukan kegiatan wisata alternative yang saat ini mulai berkembang yakni permainan Outbound.

Pada tahun 1941, di Inggris, kegiatan Outbound pertama kali di dunia ini dibangun oleh seorang tokoh pendidikan berkebangsaan Jerman bernama Dr.Kurt Hahn. Kisanya, pada tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke Inggris karena berbeda pandangan politik dengan Hitler. Dengan bantuan Lawrence Holt, seorang pengusaha kapal niaga, ia mendirikan lembaga pendidikan Outbound tersebut. Hahn memakai nama Outward Bound saat mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales, pada tahun 1941, yang bertujuan untuk melatih fisik dan terutama mental para pelaut muda, terutama guna menghadapi ganasnya pelayaran di lautan Atlantik pada saat berkecamuknya Perang Dunia II. Pelatihan ini memakai kegiatan mountaineering (mendaki gunung) dan petualangan laut sebagai medianya. Kurt


(47)

Hahn sendiri beranggapan bahwa kegiatan berpetualang, melainkan sebagai wahana berlatih anak-anak muda menuju kedewasaan.

Mengingatkan media, metode, dan pendekatan yang dipergunakan di Outward Bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk pelatihan ini sebagai adventure education atau experiental learning. Metode pelatihan ini kemudian berkembang dan mulai ditiru di banyak tempat, bahkan sampai akhirnya diperkenalkan di luar Inggris. Setidaknya, setelah era Perang Dunia II, lembaga serupa dibangun di berbagai daerah di Inggris, Eropa, afrika, Asia, dan Australia.

Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia. Saat ini, banyak lembaga pendidikan seperti ini didirikan dengan berbagai level profesionalisme dan kelengkapan program serta peralatan.Saat ini permainan Outbound telah menjadi salah satu kegiatan wisata alternative, karna kegiatannya bisa dilakukan tanpa harus berjalan-jalan, tetapi saat ini banyak juga wisatawan yang menyisipkan permainan Outbound dalam perjalanan wisatanya. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dengan pekerjanya sebagai peserta, para pelajar sekolah, dan juga acara kumpul keluarga (Family Gathering). Sedangkan perusahaan atau event organizer yang menyediakan jasa pelatihan Outbound sudah banyak berdiri di beberapa ibukota provinsi. Bagaimanapun, metode dalam Outbound juga dinilai sangat efektif untuk kepentingan yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia (Human Resources Develoment).


(48)

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Permainan Outbound

1. Tujuan Permainan Outbound

Pengalaman dalam kegiatan Outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara bekerja sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil resiko. Setiap kelompok akan menghadapi tantangan dalam memikul tanggung jawab yang harus dilalui. Tujuan utama kegiatan pelaksanaan Outbound adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap profesionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan karakter, komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik.

Sikap dan prilaku profesionalisme seperti ini meliputi :

1. Terbentuknya suatu komitmen yang utuh dari setiap peserta melalui 4C, yaitu: a) Peningkatan kompetensi (competency)

b) Pembentukan konsepsi (conception) pemikiran yang komphrensif,

c) Terjadinya hubungan (connection) yang semakin erat diantara para bawahan dan atasan, serta

2. Munculnya keyakinan akan kepercayaan (confidance) diri akan kemampuan masing-masing peserta yang akan berpengaruh dalam membangun rasa memiliki


(49)

dan bukan sekedar menjadi karyawan. Perubahan ini akan terlihat dari bertumbuh kembangnya rasa tanggung-jawab dalam melakukan tugas di unit kerjanya

masing-masing.

3. Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas kehidupan,

berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, dan etos kerja yang tinggi.

4. Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (rist taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.

5. Team building yang solid yang didasarkan pada saling pengertian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan tugas dan kepentingan pribadi, dan meyakini bahwa keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan.

6. Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ) melalui program olah rasa yang menjadi posri perhatian Outbound bahkan perhatiannya kepada

pengembangan Spiritual Quotion (SQ) akan sangat membantu peserta dalam meningkatkan kematangn kemampuan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas- tugas yang dihadapi.

2. Manfaat Permainan Outbound


(50)

1. Manfaat Psikologis, yaitu :

a. Menumbuhkan rasa percaya diri

b. Meningkatkan pemahaman tentang konsep diri c. Meningkatkan harga diri

d. Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru e. Meningkatkan keberanian untuk menguji kemampuan diri f. Memberikan sensasi positif saat mencoba hal baru

2. Manfaat Sosiologis

a. Mengembangkan sikap peduli pada orang lain b. Mengembangkan kemampuan komunikasi c. Mengembangkan rasa memiliki

d. Mengembangkan kemampuan untuk member umpan balik positif e. Mengembangkan kemampuan untuk membangun persahabatan f. Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri 3. Manfaat Edukasional

a. Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan outdoor b. Meningkatkan pengetahuan tentang konservasi alam

c. Meningkatkan kesadaran pentingnya daya dukung lingkungan dalam kehidupan

d. Meningkatkan tanggung jawab dalam melestarikan lingkungan e. Mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah f. Mengembangkan penguasaan akademis


(51)

g. Meningkatan kesadaran dan klarifikasi nilai kehidupan

4. Manfaat Phisikal

a. Meningkatkan kesegaran jasmani

b. Mengembangkan keterampilan organ tubuh c. Mengembangkan kekuatan tubuh

d. Melatih kemampuan koordinasi gerak tubuh e. Memberikan porsi latihan tambahan

f. Mengembangkan keseimbangan tubuh 5. Manfaat Spiritual

a. Meningktakan keinganan selalu berbuat sebaik mungkin pada diri sendiri maupun orang lain

b. Meningkatkan sikap berani, tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap masalah yang ada

c. Selalu mempunyai kesadaran bahwa apapun kesuksesan yang didapat selalu karena atas keterlibatan dan kemurahan Tuhan

2.5.3 Metode Permainan Outbound

Metode yang dipergunakan dalam pelatihan Outbound adalah metode belajar dari pengalaman (Experiential Learning Cycle) dan belajar sambil bekerja (Learning by doing). Konsep Outbound dikondisikan dalam suatu tantangan yang


(52)

menarik dengan kegiatan alam terbuka sebagai media belajar. Tantangan fisik dan mental didesain secara khusus untuk memberikan pengalaman belajar tanpa melampaui kapasitas fisik seseorang.

Melalui kegiatan refleksi peserta dapat memetik makna dari proses pembelajaran, mengarah pada pelaksanaan fungsi manajemen dan manfaat permainan bagi pengembangan kerjasama tim dan pengembangan diri untuk menghadapi tantangan berikutnya.

Menurut Ancok (2002) ada berbagai alasan mengapa metode Outbound dipakai sebagai suatu metode belajar, antara lain sebagai berikut :

1. Metode Outbound adalah sebuah simulasi kehidupan komplek menjadi sederhana.

Manusia pada dasarnya dapat memahami kehidupan ini dari alam semesta. Alam semesta adalah sumber kearifan, dan tempat belajar bagi semua orang. Manusia dapat membaca makna kehidupan yang ada di alam semesta ini sebagai media belajar. Bagaimana burung terbang bersama, bagaimana lebah dan semut berbagi tugas, telah memberikan banyak inspirasi bagi pakar manajemen. Banyak teori manajemen yang berkembang dari pengamatan terhadap perilaku binatang di alam semesta. Salah satu contohnya adalah, bagaimana Outbound juga mengembangkan kinerja semut sebagai media belajar dari alam yaitu : peduli, kerjasama, positif dan antusias, komunikatif, inisiatif,


(53)

disiplin dan bertanggung jawab, rendah hati, komitmen, kreatif dan inovatif, juga produktif.

Disamping itu pemahaman tentang alam dengan segala makna yang terkandung di dalamnya sangat membantu manusia dalam merumuskan perilaku-perilaku positif yang bisa ditirunya. Simulasi penyederhaan akan memudahkan seseorang untuk mengambil makna dari kegiatan yang dilakukannya.

2. Metode ini menggunakan pendekatan belajar orang dewasa (andragogi) melalui belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning cycle).

Metode Outbound menggunakan cara yang memberikan sebuah pengalaman langsung kepada peserta pelatihan. Suatu kehidupan organisasi disimulasikan melalui sebuah permainan yang secara langsung dirasakan oleh setiap peserta latihan. Peserta langsung merasakan sukses dan gagal di dalam pelaksanaan sebuah tugas. Kalau terjadi kesuksesan peserta segera tahu perilaku apa yang membuat mereka tim kerja yang sukses. Sebaliknya apabila tim kerja gagal dalam melaksanakan tugas, maka segera semua peserta mengetahui secara langsung perilaku mana yang menyebabkan kegagalan. Metode ini akan sangat memudahkan pemahaman terhadap sesuatu perilaku manajemen dalam suatu pemecahan masalah organisasi.

Seseorang dapat belajar dari pengalaman nyata yang pernah dihadapi. Proses ini berjalan sejak seseorang mulai berpikir, kemudian bertindak. Sejak dari keadaan yang abstrak sampai pada suatu keadaan yang


(54)

nyata, atau sebaliknya. Siklus tersebut akan memberikan pengayaan bagi seseorang sehingga seseorang dapat menarik pelajaran dari apa yang sudah dikerjakan.

3. Metode ini penuh dengan kegembiraan karena dilakukan dengan permainan. Kegiatan Outbound banyak sekali menggunakan aktivitas yang mirip dengan permainan. Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa permainan pada dasarnya disukai oleh semua orang. Menurut Eric Berne (dalam Ancok, 2002) dikatakan bahwa dalam diri setiap orang dewasa ada komponen kehidupan sebagai orang tua, sebagai orang dewasa dan sebagai anak. Komponen diri sebagai orang tua diwujudkan dalam perilaku menasehati orang lain. Komponen pribadi sebagai orang dewasa ditunjukkan di saat seseorang berdialog den gan akal sehat dengan orang lain. Sedangkan komponen pribadi sebagai anak -anak terlihat dari perilaku minta perhatian, kasih sayang, dan perilaku bermain seperti anak-anak.

Aktivitas pelatihan yang berupa permainan berkecenderungan untuk disukai oleh banyak orang. Penyelenggaraan Outbound dapat merangsang emosi dan kegembiraan pada diri peserta pelatihan. Bagi kebanyakan orang, belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan.


(55)

BAB III

KAMPUNG LADANG OUTBOUND CAMP

3.1Sejarah Kampung Ladang

Lahan seluas lebih dari 10 hektar ini awalnya hanya ladang milik warga yang biasa ditanami jagung, pohon rambutan, dan tanaman lainnya. Kemudian disulap perlahan-lahan sejak pertengahan tahun 2006 oleh bapak Rudi Girsang selaku pemilik Kampung Ladang Outbound Camp tersebut menjadi sebuah wahana permainan outdoor dan lokasi foto pre-wedding yang bertemakan pedesaan yang asri dan sejuk. Asal mula nama Kampung Ladang juga sangat sederhana. Karena bertempat di kampung dan awal mula lahan ini dulunya adalah ladang warga, maka jadilah namanya Kampung Ladang. Dengan menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar, Pak Rudi awalnya membuat wahana Aral Lintang, Flying Fox kids, kantin beserta kantor, dan meluas perlahan-lahan membangun aula pertemuan, rumah villa, toilet, serta wahana lainnya, sehingga sekarang lebih dari 6 tempat permainan, gazebo untuk spot pre-wedding, 2 danau besar buatan, dan lebih dari 5 kolam kecil yang ada dan masih dikembangkan oleh Pak Rudi sampai sekarang. Kampung Ladang Outbound Camp merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa wisata khususnya wisata Outbound. Kampung Ladang OutboundCamp menjadi salah


(56)

satu pilihan bagi warga Medan yang menginginkan wisata alam dan kegiatan memacu adrenalin tetapi tidak ingin menempuh jarak terlalu jauh. Selain itu pendirian Kampung Ladang bukan hanya berorientasikan ke bisnis tetapi sekaligus juga mengampanyekan pelestarian lingkungan dengan mengajak masyarakat untuk lebih sering memanfaatkan waktu di alam bebas serta mengembangkan olahraga Outbound di Sumatera Utara.

Kampung Ladang berada di daerah Tanjung Anom atau sekitar 45 menit dari pusat kota Medan. Dengan luas sekitar 5 hektar, Kampung Ladang Outbound Camp menawarkan pengalaman bagi para pengunjung untuk mencoba berbagai wahana wisata Outbound yang dilakukan di alam terbuka dengan melakukan permainan-permainan baik secara individu maupun berkelompok seperti permainan-permainan flying fox, paint ball, water ball, wall climbing, tembak sasaran, panjat tebing dan sebagainya. selain menawarkan wisata Outbound, Kampung Ladang Outbound Camp juga menyediakan tempat foto pre-weding untuk para calon pengantin. Walaupun masih berusia 5 tahun tetapi Kampung Ladang menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat Medan dan sekitarnya untuk berwisata Outbound. Tak hanya itu banyak perusahaan-perusahaan yang menjadikan Kampung Ladang sebagi tempat gathering para karyawannya antara lain PT. Telkom Indonesia, Semen Andalas Indonesia, PT. Nestle Indonesia, PT. Pertamina, Pelindo I, BNI 46. Perusahaan tersebut merupakan sebagian dari perusahaan yang telah merasakan pelayanan jasa Kampung Ladang.


(57)

Banyaknya orang serta perusahaan yang mengunjungi Kampung Ladang, tidak lepas dari gencarnya Kampung Ladang melakukan kegiatan promosi. Kegiatan promosi dilakukan mengingat ketatnya persaingan di bidang jasa wisata Outbound ini. Promosi dilakukan dengan menyebarkan brosur-brosur tentang fasilitas yang disediakan kampung ladang selain itu Kampung Ladang juga rutin memasang iklan di majalah lokal yaitu kover magazine. Penggunaan Kampung Ladang sebagai lokasi

syuting bagi beberapa acara televisi nasional seperti Ala Chef dan Fish n’ Chef

menjadi ajang promosi gratis bagi Kampung Ladang untuk memperkenalkan usahanya bukan hanya bagi masyarakat Medan melainkan seluruh Indonesia.

Kampung Ladang dengan jeli memotret keinginan dan kebutuhan masyarakat medan dengan melengkapi pelayanannya dengan kegiatan-kegiatan yang beragam selain itu yang terpenting adalah keamanan. Dalam setiap kegiatan Outbound, konsumen dipandu dan diawasi oleh instruktur yang ahli dalam bidang outbund sehingga keselamatan para konsumen terjamin. Kampung Ladang Outbound Camp, merupakan sebuah jasa penyelenggara aktifitas kegiatan Outbound Training/Outing Plus yang merupakan konsep pelatihan yang memanfaatkan alam terbuka untuk menyampaikan materi-materi pelatihan sesuai tujuan yang diharapkan. Metode ini memadukan unsur kerjasama, mengasah kreatifitas serta meningkatkan rasa percaya diri dan jiwa kepemimpinan.

Outbound Training merupakan perpaduan dari olahraga alam terbuka (outdoor sport), permainan ketangkasan dan petualangan dengan konsep kembali ke


(58)

alam terbuka (back to nature) yang ditujukan untuk membentuk, mengarahkan, menyampaikan visi, sekaligus berekreasi bagi para pesertanya. Dalam program Outbound Training, peserta harus menemukan teori dan pemecahan masalah mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada dengan cepat.

Outbound Training terbukti merupakan pengalaman ideal untuk berlatih a kerja Program Outbound Training akan menyentuh masalah -masalah menajemen seperti; perencanaan, pengorganisasian, kontrol, target, strategi, pengambilan keputusan dan kepemimpinan, serta akan menimbulkan rasa kebersamaan, sikap saling dukung, saling memperhatikan, saling percaya, kesediaan berkorban, memberikan dorongan semangat, mengendalikan diri, setia kawan serta proaktif dan komunikatif. Kampung Ladang Outbound Camp menawarkan

program yang sesuai dengan kebutuhan baik

perusahaan, instansi, group, ataupunDengan beragam paket pelaksanaan, individual dengan materi – materi yang telah disesuaikan dengan dipandu oleh para instruktur atau fasilitator yang telah berpengalaman.


(59)

3.2 Visi dan Misi Kampung Ladang

Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan didasari oleh rasa saling percaya dan keeluargaan adalah tujuan dari Kampung Ladang Outbound Camp sehingga diharapkan terjalin kerjasama yang berkesinambungan dan dapat berjalan dengan baik serta untuk jangka waktu yang panjang.

Kampung Ladang Outbound Camp, didukung oleh sumber daya manusia yang telah memiliki kemampuan dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing serta memberikan karya-karya yang kreatif, inovatif dan imajinatif dalam bentuk rancangan yang unik dan menarik.

3.3 Program Outbound Kampung ladang

Kampung Ladang Outbound camp menawarkan beberapa program Outbound yang spesifik yaitu:

a. Corporate Outbound (CO)


(60)

Meningkatkan pelaksanaan target dan rencana visi, misi dan tujuan organisasi perusahaan bisa dipahami dan dilaksanakan oleh karyawan secra efektif, produktif dan profesional.

Deskripsi Program ini menawarkan beberapa kegiatan sesuai kebutuhan dan kepentingan perusahaan secara spesisfik. Setiap kegiatan Outbound untuk perusahaan sebelumnya akan dilakukan asessment (identifikasi) khusus apakah yang diinginkan perusahaan untuk dapat dicapai dari karyawannya dari kegiatan Outbound tersebut. Misalnya perusahaan ingin meningkatkan ketrampilan Team Work & Leadership bagi karyawannya maka dalam kegiatan Outbound tersebut akan diberikan substansi dan tema paling banyak tentang Team Work dan Leadership. Permainan dan kegiatan akan dikhususkan kepada teknik kerjasama kelompok dan ketrampilan kepemimpinan.

Kegiatan Corporate Outbound minimal membutuhkan waktu kegiatan lapangan selama 1 malam 2 siang dengan masa persiapan asessment sekitar 1 bulan supaya mendapatkan profil karakter peserta secara komprehensive untuk dapat dikelola sebagai panduan pengembangan Outbound perusahaan tersebut.

b. Employee Outbound (EO)

Tujuan Meningkatkan interaksi dan komunikasi dan kerjasama sesama anggota atau


(61)

karyawan perusahaan supaya komunitas karyawan bisa lebih solid kerjasama serta lebih efektif dan produktif dalam bekerja

Deskripsi Program employee Outbound ini yang hanya diikuti karyawan memberikan alternatif kegiatan yang sifatnya memberikan suasana penyegaran (refreshing) kepada para karyawan supaya tetap bersemangat dan punya stamina kerja tinggi. Kegiatan Outbound untuk karyawan diutamakan memberikan nuansa kekerabatan dan kekeluargaan serta kombinasi permainan yang bervariasi dan menarik sehingga bisa bermanfaat positip bagi semua orang.

Perusahaan yang mengikutkan Outbound maka karyawannya diharapkan mendapatkan semangat dan etos kerja yang baru sehingga bermanfaat bagi produktivitas kerja perusahaan. Perbedaan dengan Corporate Outbound dengan Employee Outbound adalah Corporate Outbound sifatnya lebih resmi (fokus) dan mempunyai agenda khusus sementara Employee Outbound sifatnya lebih rekreatif serta tidak mempunyai agenda khusus.

c. Family GatheringOutbound (FGO) Tujuan

Meningkatkan hubungan dan komunikasi informal yang menyenangkan bagi anggota keluarga karyawan atau antar keluarga karyawan perusahaan. Kegiatan ini diharapkan membuat karyawan lebih nyaman dan bergairah dalam bekerja karena


(62)

interaksi yang lebih mendalam dengan keluarga antar karyawan.

Deskripsi Program Family Gathering Outbound ini memberikan suasana kekerabatan dan kekeluargaan karyawan perusahaan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana perusahaan dalam memberikan hiburan kepada keluarga karyawan.

Dalam acara tersebut visi dan misi serta kegiatan perusahaan bisa dijelaskan secara umum kepada keluarga karyawan supaya lebih mengenal dan mencintai perusahaan. Hal penting yang perlu disadari oleh perusahaan adalah dengan memberikan fasilitas rekreasi kepada keluarga karyawan diharapkan loyalitas dan semangat kerja karyawan lebih meningkat. Karena karyawan adalah aset perusahaan untuk bisa lebih maju dan lebih produktif.

d. Special– Exclusive Outbound (SEO)

Tujuan

Menyajikan kegiatan Outbound yang dibuat secara spesifik dan khusus sesuai permintaan klien dengan kombinasi aktivitas outdoor tertentu seperti kombinasi dengan adventure program atau off road program. Kegiatan special Outbound diharapkan dapat memenuhi tujuan tertentu dari klien dan perlu penyusunan keahlian dari praktisi ahli Outbound.


(63)

Deskripsi Program Special – Exclusive Outbound ini mempunyai tujuan khusus dan kegiatan khusus yang dikombinasikan dengan ekstrem sport seperti rock climbing atau white water rafting dan jungle survival. Kombinasi olahraga lainnya bisa dengan Off Road Driving dengan Land Rover atau Land Cruiser Land. Kegiatan Outbound spesifik ini diharapkan ciri khas nya adalah jumlah peserta dibatasi serta ketrampilan dan stamina peserta di buat persyaratan khusus.

3.4 Fasilitas di Kampung Ladang OutboundCamp

Dengan luas lahan yang cukup besar, sudah dipastikan banyak hal yang dapat dilakukan di Kampung Ladang Outbound. Sampai saat ini juga masih ditingkatkan fasilitas yang ada demi kenyamanan pengunjung.

Penulis akan membagi fasilitas Kampung Ladang Outbound Camp ke dalam dua bagian, yaitu fasilitas Outbound dan fasilitas pendukung, diantaranya :

1. Fasilitas Outbound

High rope dan aral lintang dengan ketinggian kurang lebih 4 meter  Wall climbing dengan tinggi kurang lebih 10 meter

Flying fox for kids dengan panjang 50 meter dan tinggi 4 meter  Trampolin dengan diameter lingkaran trampolin 3 meter


(64)

Flying fox utama dengan panjang lintasan kurang lebih 150 meter melewati dua danau besar

Paint ball dilengkapi dengan senjata, baju pelindung, serta pelindung wajah

 Bola udara bisa dimasuki dua orang sekaligus

2. Fasilitas pendukung

Tabel 3.1

Fasilitas Pendukung di Kampung Ladang

No Fasilitas Jumlah Unit

1 Aula besar yang dapat menampung 120 seat

2 2 Toilet yang tersebar di seluruh area

Kampung Ladang

5 3 Area parkir mobil, motor, dan bus

pariwisata

1

4 Kantin 1

5 Gazebo 1

6 Motor buggy 1

7 Motor ATV 2

8 Kamar karaoke 1

9 Villa utama 1

10 Kamar tidur untuk disewakan 8

11 Tenda dan teratak 1


(65)

3.5 Kegiatan di Kampung Ladang OutboundCamp

Ada empat kegiatan yang dapat dilakukan di Kampung Ladang Outbound Camp, yaitu Fun Games, Outbound, Paintball, dan sesi foto Pre-wedding.

3.5.1 Fun Games Kampung Ladang

Fun Games biasa dilakukan berkelompok dengan peralatan yang sudah disediakan oleh fasilitator dengan alur permainan sebagai berikut:

1. Opening

Pembukaan dari pihak fasilitator Kampung Ladang, serah terima kegiatan antara fasilitator dan ketua grup. Pihak fasilitator menjelaskan pembagian permainan yang akan dilaksanakan serta memperkenalkan diri ke peserta sambil meneriakkan yel-yel penyemangat.

2. Stretching

Atau biasa disebut pemanasan.Disini dilakukan senam yang disebut Chicken Dance dan Brain Gym. Peserta dianjurkan untuk merilekskan diri dan mengikuti gerakan-gerakan senam yang diperagakan oleh fasilitator.

3. Ice Breaking

Diartikan sebagai pemecah kebekuan. Peserta akan diberikan minimal empat permainan kecil, dimana diharapkan peserta dapat membaur antar sesama peserta lainnya agar tidak kaku. Biasanya dalam satu rombongan (grup) belum tentu saling mengenal antar satu dengan lainnya, disinilah kita mulai memecah kebekuan tersebut.


(66)

Adapun beberapa contoh permainan yang dimainkan sebagai berikut :

Kampung Ladang : fasilitator menyanyikan lagu Kampung Ladang yang akan diikuti oleh peserta. Tempo lagunya akan semakin cepat dan diakhir lagu fasilitator akan memberikan instruksi hal yang akan dilakukan oleh peserta misalkan seperti mencari teman yang bulan atau tahun lahir yang sama kemudian membentuk sebuah lingkaran.

Tali Polisi Maling : peserta membentuk sebuah lingkaran besar dan fasilitator menyediakan dua buah tali yang berbeda warnadan diikat menjadi lingkaran. Tali petama disebut maling dan tali kedua disebut polisi. Aturan permainannya adalah, tali pertama harus di masukkan dari atas kepala menuju ke kaki sebanyak dua kali dan tali kedua hanya sekali.Disaat tali pertama dan tali kedua bertemu di satu orang, maka dialah tersangkanya. Akan dicari 4-5 tersangka yang akan diberi hukuman.

Zag Zig Zoom : peserta membentuk sebuah lingkaran besar dan fasilitator meletakkan matras kecil berukuran 20x20cm dihadapan masing-masing peserta. Aturan permainannya adalah apabila fasilitator meneriakkan kata Zag, maka peserta diharuskan melompat ke matras peserta yang ada disebelah kanannya.Apabila fasilitator meneriakkan kata Zig, peserta diharuskan melompat ke sebelah kiri. Dan apabila fasilitator meneriakkan Zoom, peserta diharuskan berpindah tempat acak ke seberang mencari matras yang kosong. Disini fasilitator diam-diam mengambil sebuah matras, sehingga dapat dipastikan satu orang peserta tidak kebagian matras. Dicari 4-5 orang peserta yang akan diberi hukuman.


(67)

Nilai Pembelajaran : 4. Grouping

Pembentukan kelompok dimana dilakukan secara acak. Masing-masing kelompok ditentukan siapa yang akan menjadi ketua dan akan menerima tugas kelompok untuk menentukan nama kelompok, membuat yel dan lagu yang akan di presentasikan dihadapan kelompok lawan.

5. Fun games

Permainan inti biasa dilakukan 5-6 games sesuai dengan kondisi waktu dan jumlah peserta. Gamesnya antara lain adalah :

Bamboo Dance : sebatang bambu yang panjangnya satu setengah meter dimasing-masing ujungnya diikatkan tali sesuai dengan jumlah peserta per kelompok. Masing-masing peserta memegang satu tali sehingga bamboo dapat berdiri tegak dan diatas batang bamboo akan diletakkan bola. Peserta kemudian berjalan sampai batas yang telah ditentukan dengan catatan bola tidak boleh terjatuh dari pucuk bambu. Kelompok yang pertama kali mencapai garis akhir pemenangnya.

Lagu Berantai : masing-masing kelompok berdiri satu baris kebelakang, fasilitator akan meletakkan kertas dan pena lima meter didepan peserta kemudian memilih sebuah lagu biasa digunakan lagu Indonesia Raya. Waktu permainan tiga menit, dan setiap peserta hanya punya waktu sepuluh detik untuk menuliskan potongan-potongan lirik lagu kemudian dilanjutkan oleh peserta yang ada dibelakangnya. Kelompok yang membuat kesalahan lirik paling sedikitlah yang menang.


(68)

Transfer Ball : masing-masing kelompok membentuk satu baris kebelakang dan menggunakan properti topi yang telah disediakan fasilitator. Bola akan diletakkan di atas topi peserta yang paling belakang kemudian di transfer dengan cara memiringkan kepala sehingga bola jatuh ke topi peserta yang ada didepan begitu terus sampai bola finish di keranjang yang telah disiapkan. Kelompok yang dapat mentransfer dua bola tercepatlah pemenangnya.

Bola Genit : masing-masing kelompok membentuk dua barisan kebelakang berpasang-pasangan. Bola akan diletakkan di dahi dua peserta yang didepan. Sambil berpegangan tangan peserta harus berjalan memutari batas yang telah ditentukan dengan iringan musik. Apabila peluit berbunyi peserta harus berhenti berjalan dan bergoyang bersama-sama.Setelah sampai ke garis awal, bola diberikan ke pasangan berikutnya. Begitu selanjutnya sampai seluruh pasangan peserta habis, kelompok yang tercepat dialah pemenangnya.

6. Closing

Penutupan. Pihak fasilitator akan menilai dan mengumumkan kelompok terbaik kemudian dilakukan nyanyi dan joget bersama seluruh peserta dan fasilitator dan salam penutupan.


(1)

LAMPIRAN 1

DATA INFORMAN

1. Nama : Dodi Alamat : -

Pekerjaan : Marketing Kampung Ladang OutboundCamp Wawancara : 2 September 2015

2. Nama : Adil Sibarani Alamat : Jln. Pancing

Pekerjaan : Kordinator Fasilitator Kampung Ladang Outbound Camp


(2)

76

LAMPIRAN 2


(3)

Dokumentasi I: Outbound Family Gathering PT.Sari Husada Sumber : Kampung Ladang Outbound Camp , September 2015

LAMPIRAN 3


(4)

78

Dokumentasi II: Outbound Family Gathering SETDA Dairi Sumber : Kampung Ladang Outbound Camp , September 2015

LAMPIRAN 4a


(5)

LAMPIRAN 4b


(6)