Mulyani et al, 2008. Hal ini sesuai dengan penelitian Kartika, Susilowati dan Ridlo 2013, menyatakan bahwa keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran
membuat aktivitas siswa menjadi tinggi. Aktivitas yang tinggi dalam pembelajaran dapat menambah pemahaman siswa, karena mendapatkan
pengalaman langsung terutama untuk materi yang berkaitan dengan lingkungan. Hasil penelitian Priyono, Woro Indriharti dan Suprihartiono 2006,
menyimpulkan bahwa dengan pendekatan jelajah alam sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N 5 Semarang pada materi
Biologi dan Organisasi Kehidupan.
2.2 Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan
manusia. Melalui
belajar manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran
merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik Mulyasa, 2007.
Biologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari kehidupan atau makhluk hidup dengan lingkungannya. Biologi sebagai suatu proses adalah suatu ilmu yang
melibatkan metode ilmiah. Biologi sebagai kumpulan nilai menitikberatkan nilai- nilai ilmiah dalam pembelajaran. Dengan demikian belajar biologi dapat diartikan
sebagai proses perubahan pengetahuan, tingkah laku dan keterampilan seseorang menjadi lebih baik dalam mempelajari makhluk hidup dan lingkungannya, dengan
melibatkan metode ilmiah, menitikberatkan nilai-nilai ilmiah dan berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi pendekatan pembelajaran biologi dan maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan yang
memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada peserta didik.
Hasil penelitian Santiningtyas, Prasetyo dan Priyono 2012 yang menyatakan dengan melibatkan keaktifan siswa berarti memberi kesempatan siswa untuk
berpikir sendiri sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa bertahan lama, lebih mudah diingat dan dapat mempengaruhi penguasaan konsep siswa tentang materi
yang disampaikan sehingga hasil belajar maksimal. Pendekatan pembelajaran JAS memberi keleluasaan kepada peserta didik
untuk membangun gagasan yang muncul dan setelah pembelajaran berakhir. Disisi lain dengan pendekatan pembelajaran JAS tampak secara eksplisit bahwa
peserta didik dan guru mempunyai tanggung jawab menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang
hayat Mulyani et al. 2008. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya siswa dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta
ketrampilan aspek psikomotorik siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi competency artinya siswa telah memahami, memaknai
dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Dengan perkataan lain bisa melakukan psikomotorik sesuatu berdasarkan ilmu yang telah
dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi kecakapan hidup life skill. Inilah hakikat pembelajaran, yaitu membekali siswa untuk bisa hidup mandiri
kelak setelah dewasa tanpa tergantung pada orang lain, karena telah memiliki kompetensi, kecakapan hidup. Dengan demikian, belajar tidak cukup hanya
sampai mengetahui dan memahami. Kompetensi merupakan pengetahuan kognitif, sikap dan nilai-nilai
afektif dan keterampilan psikomotorik yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir atau bertindak sehingga mampu menghadapi persoalan yang dihadapinya.
Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan ajar secara konstektual Haryati, 2006. Kompetensi siswa
dikatakan telah tercapai karena melalui proses dan hasil belajar. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filsafatnya. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus TIK-nya dapat tercapai
Djamarah dan Zain, 2002. Hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut.
a. Faktor dari siswa 1 Kesehatan:
gangguan kesehatan
dapat menyebabkan
penurunan konsentrasi akibat pelajaran sulit diterima.
2 Intelegensi: faktor intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor dari dalam yang mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan belajar
siswa. 3 Perhatian: perhatian siswa terhadap pelajaran sangat penting untuk
menjamin hasil belajar yang baik. Untuk mendapatkan perhatian dari siswa diperlukan motivasi dari diri siswa maupun lingkungan.
4 Bakat: bakat siswa perlu diperhatikan karena dengan memaksa siswa dan menjauhkan bakat yang dimiliki akan sulit mencapai tujuan pendidikan
dan hasil yang diperoleh kurang memuaskan. 5 Minat: minat siswa akan menentukan kesungguhan siswa dalam belajar.
Guru berperan penting untuk membantu meningkatkan minat dari siswa pada konsep yang diajarkan.
b. Faktor dari luar siswa 1 Faktor keluarga
Salah satu faktor penentu dalam keluarga adalah orang tua. 2 Faktor sekolah
Masalah-masalah kurang menarik dan mengurangi keinginan siswa dengan teman dan guru, kurikulum, dan gedung sekolah.
3 Faktor masyarakat Keadaan di masyarakat, banyak yang kurang menguntungkan bagi proses
belajar siswa, sehingga orang tua harus mengawasinya. 4 Faktor lain
Faktor lain dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah pembagian waktu belajar dan cara belajar.
2.3 Metode Pembelajaran Biologi