Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan pelajaran praktek sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan yang begitu maju sekarang menjadi semakin rumit. Prosedur kerja praktek yang begitu komplek, alat-alat yang rumit dan siswa dituntut menjalankan tugas dengan penuh ketrampilan. Guru melaksanakan proses belajar mengajar harus selalu waspada terhadap gangguan yang mungkin terjadi karena kesalahan perencanaan fasilitas serta sumber lain yang yang mendukung proses belajar mengajar tersebut. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian, perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan Soetjipto dan Kosasi 1994:152. Perencanaan pendidikan dulunya hanya terbatas pada fasilitas-fasilitas fisik saja, maka sekarang perencanaan itu meliputi pula penyedian guru, pembiayaan pendidikan, persyaratan manpower, kebutuhan reform pendidikan, dan berbagai inovasi, dalam pendidikan. Perencanaan pendidikan yang hanya terbatas pada perluasan secara linear ternyata tidak memadai, sekarang perencanaan harus memuat pula strategi perubahan dan adaptasi sistem pendidikan. Ini menuntut konsep-konsep dan alat-alat perencanaan baru Vembriarto 1982:43. Belajar merupakan sesuatu yang dilakukan orang untuk dirinya sendiri. Manusia, tempat, dan benda-benda dapat membantu atau menghambat belajar, tidak mungkin proses belajar terjadi tanpa adanya bantuan dari guru Batle dan Shannon 1978:55. Belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku karena adanya pengalaman. Perubahan perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan, diperolehnya keterampilan dalam berubahnya sikap seseorang yang telah belajar. Pengetahuan dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbang alat indera pembelajar karena itu diperlukan rangsangan menurut Teori Behaviorisme atau informasi menurut Teori Kognitif, sehingga respon terhadap rangsangan atau informasi yang telah diproses itulah hasil belajar yang diperoleh. Siswa SMK Muhammadiyah Kudus dalam memenuhi hasil ketuntasan belajar kompetensi memperbaiki sistem suspensi tahun diklat 20102011 siswa kelas XII memiliki angka 65,75. Angka pencapaian hasil ketuntasan nilai belajar siswa adalah 70,00 maka diperlukan adanya peningkatan agar diperoleh hasil yang maksimal. Penggunaan beberapa metode dan media yang tepat diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran tersebut, antara lain kurangnya media penunjang praktik seperti halnya penggunaan job sheet, assigment sheet, information sheet, evalution sheet, sehingga siswa melakukan praktik sistem suspensi kurang begitu maksimal. Siswa hanya diberi pegangan job sheet atau lembar kerja dengan pengarahan dari guru sebelum praktik dilakukan, kurang lengkapnya media pengantar praktik ini membuat siswa kesulitan pada saat praktik. Saat tes atau pengujian praktik rata-rata siswa mendapatkan nilai yang rendah. Pelaksanaan praktikum dalam sistem suspensi membutuhkan peralatan memadai dan instructional materials yang mendukung dalam pelaksanaan pratikum. Permasalahan yang dihadapi guru-guru di SMK adalah kurangnya media pengajaran yang tepat dan karena kurangnya instructional materials yang belum tersusun untuk pelaksanaan praktikum. Siswa sendiri belum menguasai materi-materi dalam pelaksanaan overhaul sistem suspensi, sehingga pencapaian kompetensi belajar belum tercapai. Sistem pembelajaran di SMK siswa ditekankan untuk menguasai skill kompetensi atau kemampuan praktek sehingga di dihasilkan lulusan yang berkompeten dan didukung adanya sistem pembelajaran yang baik. Penggunaan instructional materials diharapakan siswa dengan mudah menerima pelajaran dan melaksanakan praktik dengan baik. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Sistem Suspensi Dengan Menggunakan Instructional Materials Pada Mata Diklat Chasis Dan Sistem Pemindahan Daya .”

B. Pembatasan Masalah