11
F. ASPEK ERGONOMI
Menurut David J. Oborne, 1982 dalam Santoso, 2004, istilah ergonomi
ergonomics berasal dari bahasa Latin yaitu ergon dan nomos. Ergon adalah kerja work sedangkan nomos adalah hukum-hukum alam natural laws .
Pengertian kerja secara sempit adalah kegiatan yang mendapatkan upah, tetapi pengertian kerja secara luas adalah semua gerakan manusia merupakan kerja,
meski tidak mendapatkan upah. Jadi ergonomi adalah gerakan yang efektif,
efisien, nyaman, aman, tidak menimbulkan kelelahan dan kecelakaan sesuai kemampuan tubuh tetapi mendapatkan hasil kerja yang lebih optimal. Oleh
karena itu dalam pendekatan ergonomi memerlukan keseimbangan antara kemampuan tubuh dan tugas kerja. Ergonomika adalah nama lain untuk
ergonomi, jadi arti dari ergonomika dengan ergonomi adalah sama. Ergonomi sebagai suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan interaksi
antara manusia terhadap sistem dan lingkungan kerjanya, dapat mengambil peran yang sangat penting dalam kaitannya dengan pemilihan, diseminasi dan
implementasi teknologi Syuaib, 2006. Aplikasi dari ergonomi digunakan untuk menambah tingkat keselamatan dan kenyamanan manusia dalam
pemakaian alat dan mesin yang digunakan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada alat dan mesin yang digunakan manusia akan berpengaruh terhadap
pemakaian energi, resiko kecelakaan, dan efek terhadap kesehatan Mc.Cormick, 1987 dalam Setiawan, 2005.
Menurut Adnyana, 2000 dalam Santoso, 2004 istilah ergonomi didefinisikan sebagai satu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi, dan seni untuk
menyerasikan peralatan, mesin, pekerjaan, sistem, organisasi dan lingkungan dengan kemampuan, keahlian dan keterbatasan manusia sehingga tercapai satu
kondisi dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman, efisien, dan produktif, melalui pemanfaatan fungsional tubuh manusia secara optimal dan maksimal.
Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada suatu institusi atau organisasi. Hal ini dapat tercapai apabila terjadi
kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Banyak yang menyimpulkan bahwa tenaga kerja harus dimotivasi dan kebutuhannya terpenuhi. Dengan
demikian akan menurunkan jumlah karyawan yang tidak masuk kerja.
12 Pendekatan ergonomi mencoba untuk mencapai kebaikan bagi pekerja dan
pimpinan institusi. Hal itu dapat tercapai dengan cara memperhatikan empat tujuan utama ergonomi, yaitu: 1 memaksimalkan efisiensi karyawan 2
memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja 3 menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat, dan 4 memaksimalkan bentuk
performance kerja yang meyakinkan. Banyak penerapan ergonomi yang hanya berdasarkan sekedar ”common
sense” dianggap suatu hal yang sudah biasa terjadi, dan hal itu benar jika
sekiranya suatu keuntungan yang besar bisa didapat hanya sekedar dengan penerapan suatu prinsip yang sederhana. Hal ini biasanya merupakan kasus
dimana ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya sebagai alat untuk proses desain, akan tetapi masih banyak aspek ergonomi yang jauh dari kesadaran
manusia. Karakteristik fungsional dari manusia seperti kemampuan penginderaan, respon tanggapan, daya ingat dan lain-lain adalah merupakan
hal yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat awam. Perlunya menganalisa konsumsi energi atau yang dipakai pada beberapa
pekerjaan tertentu masih menduduki prioritas utama yang bertujuan untuk: a. Pemilihan frekuensi dan periode istirahat pada manajemen waktu kerja
b. Perbandingan metode, alternatif pemilihan peralatan untuk mengerjakan suatu jenis pekerjaan.
Dengan bertambah kompleksnya aktivitas otot, maka beberapa hal yang patut dijadikan pokok bahasan dan analisis terhadap manifestasi konsumsi energi
adalah : a. Denyut jantung Heart rate
b. Tekanan darah Blood pressure c. Cardiac Output Keluaran paru-paru dengan satuan liter per menit
d. Komposisi kimia darah Kandungan asam laktat e. Temperatur
tubuh Body temperature
f. Kecepatan keringat Sweating rate
13 g. Pulmonary ventilation Kecepatan membuka dan menutup ventilasi udara
dengan satuan liter per menit h. Konsumsi
oksigen Diantara sekian banyak kriteria tersebut, maka denyut jantung adalah
variabel yang paling mudah diukur. Metode denyut jantung mempunyai kelemahan, yaitu sering diperolehnya hubungan yang tidak mantap antara
hasil pengukuran dengan pengeluaran energi. Pada dasarnya ada dua hal yang mempengaruhi kemampuan kerja fisik manusia dalam setiap aktivitasnya,
yaitu faktor personal dan faktor lingkungan Bridger, 1995, dalam Nurmianto, 2004. Faktor personal antara lain : umur, berat badan, jenis kelamin,
konsumsi tembakau atau rokok, gaya hidup, olahraga, latihan, status nutrisi dan motivasi. Faktor lingkungan antara lain : polusi udara, kualitas udara
ringan, ventilasi, ketinggian tempat, kebisingan, dan temperatur udara yang ekstrim.
Untuk menghindari subyektifitas nilai denyut jantung HR yang umumnya sangat dipengaruhi faktor-faktor personal, psikologis dan
lingkungan, maka perhitungan nilai HR harus dinormalisasi agar diperoleh nilai HR yang lebih objektif Syuaib, 2003 dalam Fauzi, 2006 Normalisasi
nilai denyut jantung dilakukan dengan cara perbandingan HR relatif saat kerja terhadap HR saat istirahat. Nilai perbandingan HR tersebut dinamakan IRHR
Increase Ratio of Heart Rate. Tabel 2. Kategori pekerjaan berdasarkan IRHR Syuaib, 2003 dalam
Fauzi, 2006 Kategori Nilai
IRHR Ringan
1,00 IRHR 1,25 Sedang
1,25 IRHR 1,50 Berat
1,50 IRHR 1,75 Sangat berat
1,75 IRHR 2,00 Pengukuran denyut jantung merupakan salah satu alat untuk mengetahui
beban kerja, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah : a. Merasakan denyut jantung pada arteri radial di pergelangan tangan
14 b. Mendengarkan denyut dengan stethoscope
c. Menggunakan ECG
Electrocardiogram Menurut Muller 1962 dalam Nurmianto 2004 beberapa definisi
tentang denyut jantung adalah sebagai berikut: a. Denyut jantung pada saat istirahat resting pulse adalah rata-rata denyut
jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai b. Denyut jantung selama bekerja working pulse adalah rata-rata denyut
jantung pada saat seseorang bekerja c. Denyut jantung untuk kerja work pulse adalah selisih antara denyut
jantung saat bekerja dan saat istirahat d. Denyut jantung selama istirahat total total recovery adalah jumlah aljabar
denyut jantung pada saat pekerjaan selesai sampai pada saat denyut berada pada kondisi istirahat
e. Denyut jantung total total work pulse adalah jumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan selesai sampai pada saat denyut berada pada
kondisi istirahat resting level
15
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT