5 Tabel 1. Komposisi Kimia Susu
Komponen Kandungan Air
Bahan padat TS : -lemak
-protein -gula
-abu 87,25
3,80 3,50
4,80 0,65
Sumber : Echles,1951 dalam Rahman,1992
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi komponen-komponen dalam susu ialah mastitis, tahapan dalam periode laktasi, musim dan keadaan
makanan. Variasi komposisi susu berdasarkan musim erat kaitannya dengan kombinasi pengaruh suhu dan pemberian makanan. Suhu yang tinggi dan
kualitas makanan yang buruk akan menyebabkan kandungan SNF dalam susu menjadi rendah. Sebaliknya, makanan yang berkualitas baik dan suhu rendah
cenderung akan meningkatkan kandungan SNF dalam susu. Susu yang dihasilkan pada awal periode laktasi mempunyai kandungan
SNF yang tinggi, kemudian menurun pada periode laktasi 40-60 hari dan akan meningkat kembali secara gradual sampai bulan keenam periode laktasi,
diikuti dengan kenaikan tajam pada akhir periode laktasi.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan produksi susu adalah bangsa rumpun sapi, lama bunting, masa laktasi, besarnya sapi, estrus
birahi, umur, selang beranak, masa kering, frekuensi pemerahan, dan tata laksana pemberian makanan Sudono,1999.
Brody 1948 yang membahas pengaruh lingkungan pada pengelolaan ternak menyatakan bahwa performansi ternak dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan yang buruk, peralatan dan fasilitas penanganan ternak mengakibatkan perubahan fisiologis dan tingkah laku ternak.
Variasi dalam kemampuan sapi untuk memproduksi total produksi susu merupakan karakteristik dari keturunan yang berbeda antar bangsa dan
individu Ensminger, 1971. Sapi perah mempunyai daya produksi yang
6 tinggi, sehingga jika tidak mendapatkan makanan yang cukup sapi tidak akan
dapat menghasilkan susu yang sesuai dengan kemampuannya Sudono, 1999.
C. PERSIAPAN PEMERAHAN Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan pemerahan adalah
sebagai berikut Sudono, 1999 : 1.
Kandang harus dibersihkan dari segala kotoran sapi, air kencing, sisa-sisa makanan dan sampah terutama di kandang sapi yang hendak diperah.
2. Sapi yang hendak diperah ambingnya, bagian lipat pahanya dan pahanya
harus dicuci atau dibersihkan dengan sikat untuk mencegah kotoran- kotoran yang menempel pada bagian-bagian tersebut jatuh dalam susu
pada waktu sapi tersebut diperah. 3.
Sapi yang hendak diperah diberi pakan konsentrat terlebih dahulu supaya sapi tersebut dalam keadaan tenang. Jangan diberi rumput, silase atau
hijauan yang lainnya sebelum atau selama diperah guna menjamin susu yang dihasilkan tidak berbau, bersih dan mempunyai kualitas yang baik.
4. Alat-alat susu ember susu, kan susu harus bersih, oleh karena itu alat-
alat susu yang dipakai untuk menampung dan menyimpan susu susu sebelumnya harus dicuci bersih.
5. Mengikat ekor, terutama dilakukan pada sapi-sapi yang sering mengibas-
ngibaskan ekornya, karena dapat mengganggu pemerah dan kotoran yang terdapat pada ekor sapi tersebut dapat mencemari susu dalam ember yang
dipakai untuk memerah. 6.
Mencuci ambing perlu dilakukan untuk mengurangi pencemaran kuman dalam susu, agar susu yang dihasilkan bersih dan tidak mudah rusak.
Disamping itu pencucian ambing akan menggertak keluarnya susu dan memudahkan pemerahan.
7. Pemerah susu harus bersih tangannya selama melakukan pemerahan.
Orang yang hendak memerah hendaknya memakai pakaian yang bersih dan sebelum memerah tangannya harus dicuci bersih dengan sabun.
8. Uji mastitis hendaknya dilakukan setiap melakukan pemerahan yaitu
dengan memerah pakai tiga jari. Puting yang mengeluarkan susu abnormal
7 harus disisihkan lebih dulu dan diperah terakhir sesudah memerah sapi-
sapi yang sehat ambingnya.
D. CARA PEMERAHAN MANUAL