5
Selain itu, Abdullah dkk 2004 juga memodifikasi bentuk pengering ERK dengan Tipe Limas Heksagonal geometri dari bangunan transparan diubah sedemikian rupa
sehingga operator dapat melakukan pemuatan dan pengeluaran produk dari luar bangunan. Disamping itu, sel surya dapat diinstalasi untuk menggerakkan seluruh kipas
pengeluaran sehingga pengering dapat dioperasikan pada daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik nasional. Pengering tipe ini telah banyak diaplikasikan
untuk berbagai produk seperti ikan, dendeng jantung pisang, rumput laut dan lain-lain. Untuk ikan pelegis Nababan, 2005, mendapatkan fluktuasi suhu pengering berkisar
antara 31-56
o
C.
Berdasarkan studi-studi yang telah dilakukan terdahulu untuk mendapatkan aliran udara yang seragam dilakukan dengan perubahan bentuk geometri alat
pengering EK serta mengatur tataletak komponen-komponen alat pengering, seperti kipas, penukar panas, inlet dan outlet. Sedangkan penelitian-penelitian
dasar tentang sistem pengering yang sifatnya ingin mengkaji secara mendalam mekanisme dan karateristik pengeringan guna mendapatkan aliran udara yang
seragam belum banyak dilakukan.
1.2. Perumusan Masalah
Pengeringan komoditi pertanian khususnya bahan pangan umumnya bertujuan untuk mengawetkan bahan sehingga mutu dapat dipertahankan selama
penyimpanan atau untuk proses lainnya. Seperti yang telah dikemukakan diatas, guna mendapatkan distribusi aliran udara, suhu dan RH udara dalam ruang
pengering yang seragam, Wulandani 2005 telah melakukan penelitian penegring ERK tipe rak dengan pengaturan letak kipas, inlet dan outlet pada bangunan alat
pengering secara makro tentang energi, momentum dan kontinyuitas pada seluruh ruang pengering dengan mengasumsikan udara kering tanpa
mempertimbangankan pengeruh penguapan air dari roduk. Berdasarkan hasil penelitian Wulandani 2005, pengering ERK mampu memberikan performansi
6 pengeringan yang cukup bagus. Namun demikian dalam pemodelan yang
digunakan tidak mempertimbangkan pengaruh uap air hasil pengeringan dari produk. Wulandani 2005 mengasumsikan udara kering saja yang dianalisis di
dalam ruang pengering, sehingga kadar air hasil produk kering hasil pengukuran masih terdapat perbedaan antar bagian dalam rak dan antar rak.
Guna mendapatkan hasil yang lebih mendekatikondisi sebenarnya dalam ruang pengering perlu dlakukan penelitian dasar tentang sistem pengering yang
sifatnya ingin mengkaji secara mendalam mekanisme dan karakteristik pengeringan dalam kaitannya dengan aliran udara panas sebagai media pengering.
Pemecahan masalah dalam pengaliran udara panas akan diupayakan dalam penelitian dasar ini melalui kajian terhadap perpindahan energi, momentum dan
massa secara simultan pada lapisan batas produk yang dikeringkan, sehingga pengaruh penguapan produk menjadi pertimbangan dalam penetuan parameter
suhu, kecepatan udara dan perubahan massa uap air dalam lapisan batas produk.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap transpor momentum, energi dan massa secara simultan pada proses penguapan air dalam
bahan padat ke dalam aliran udara panas. Pada kajian ini dilakukan analisa mendalam terhadap masing-masing unit
kondisi operasi dari sistem termal dan perubahan massa pada proses penguapan air dalam bahan padat.
Secara keseluruhan kajian dalam penelitian ini meliputi : 1. Penentuan parameter model struktural lapisan kering pada proses
penguapan air bahan padat ke dalam aliran udara panas. 2. Melakukan validasi model teori boundary layer dan simulasi CFD.
7 3. Untuk mendapatkan karakteristik kondisi operasional aliran udara panas
pada proses pengeringan produk melalui perpindahan massa, energi dan momentum secara simultan. Melalui kajian mendasar ini diharapkan
dapat ditentukan metodologi operasi yang optimal pada sistem pengering.
1.4. Sistematika Disertasi Garis besar disertasi ini membahas hasil kajian perpindahan massa,