22
2.2.3 Peran orang tua dalam pendidikan
Peran orang tua dalam pendidikan akan menentukan keberhasilan bagi pendidikan anak-anaknya, di antara orang tua dalam pendidikan adalah
sebagai berikut : a.
Pendidik edukator Pendidik dalam Islam yang pertama dan utama adalah orang tua yang
bertanggung jawab
terhadap anak
didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi
kognitif dan potensi psikomotor. b.
Pendorong motivator Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan
sesuatu pekerjaan. Motivasi bisa berasal dari dalam diri intrinsik yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan
pentingnya sesuatu. Dan motivasi yang berasal dari luar ekstrinsik yaitu dorongan yang datang dari luar diri lingkungan, misalnya dari orang tua,
guru, teman-teman dan anggota masyarakat. c.
Fasilitator Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Jadi orang tua
berkewajiban memenuhi fasilitas belajar agar proses belajar berjalan dengan lancar.
23 d.
Pembimbing Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan fasilitas dan
biaya sekolah saja. Tetapi anak juga membutuhkan bimbingan dari orang tuanya.
Sekolah merupakan kegiatan yang berat dalam proses belajar banyak dijumpai kesulitan, kadang-kadang anak mengalami lemah semangat. Orang
tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Oleh sebab itu orang tua
harus mempunyai waktu dalam mendampingi anak-anaknya. Pada saat itulah anak diberi pengarahan dan nasehat agar lebih giat belajar.
Gunarsa 2006: 62 mengemukakan bahwa sikap orang tua yang perlu mendapat perhatian, guna perkembangan moral anaknya adalah:
a. Konsistensi dalam mendidik dan mengajar anak-anak.
Keharusan adanya konsistensi dalam hal-hal apa yang mendatangkan pujian atau hukuman pada anak. Juga antara ayah dan ibu harus ada
kesesuaian dalam melarang atau memperbolehkan tingkah-tingkah laku pada anak.
b. Sikap orang tua dalam keluarga.
Seorang anak akan meniru sikap dari orang-orang yang paling dekat dengan dirinya dan yang ditemuinya setiap hari seperti orang tua dan
keluarga
24 c.
Penghayatan orang tua akan agama yang dianutnya. Orang tua yang sungguh-sungguh menghayati kepercayaannya kepada
Tuhan, akan mempengaruhi sikap dan tindakan mereka sehari-hari. Anak yang banyak dibekali dengan ajaran-ajaran agama, hidup dalam
kepercayaan dan kesetiaan kepada Tuhan, semua itu dapat menjadi dasar yang kuat untuk perkembangan moral anak serta keseluruhan kehidupannya
dikemudian hari. d.
Sikap konsekuen orang tua dalam mendisiplinkan anaknya. Orang tua yang tidak menghendaki anak-anaknya untuk berbohong,
bersikap tidak jujur, harus pula ditunjukkan dalam sikap orang tua sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini orang tua perlu menjaga
sikapnya. Adanya ketidak sesuaian antara apa yang diajarkan atau dituntut orang
tua terhadap anaknya, dengan apa yang dilihat anak sendiri dari kehidupan orang tuanya, dapat menimbulkan konflik dalam diri si anak dan anak dapat
menggunakan hal tersebut sebagai alasan untuk tidak melakukan apa yang diajarkan orang tuanya.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa peran orang tua terhadap perkembangan moral anak juga
sangat penting baik secara langsung ataupun tidak langsung. Peran orang tua terhadap perkembangan moral anak secara langsung yaitu bagaimana cara
dan sikap orang tua dalam mendidik, mendisiplinkan dan menanamkan nilai-nilai moral pada anak-anaknya. Sedangkan peran orang tua terhadap
25 pengembangan moral secara tidak langsung yaitu bagaimana tata cara dan
sikap hidup orang tua sendiri sehari-hari yang ditiru oleh anak melalui proses belajar.
2.2.4 Peranan Sikap Orang Tua Terhadap Anak