Manajemen Pembelajaran. Istilah pembelajaran sudah sering kita dengarkan bersama, pembelajaran

2.1.5. Penilaian.

Dalam waktu tertentu pada umumnya organisasi seperti sekolah, kepala sekolah, dan guru melakukan penilaian untuk mengetahui sampai seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta dapat mengetahui kekuatan dan kekurangan program yang telah dilaksanakan. Secara lebih rinci B. Suryosubroto 2004: 25 mengatakan maksud penilaian adalah untuk: “a memperoleh dasar yang akan digunakan sebagai pertimbangan apakah pada akhir periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c memperoleh fakta –fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak, serta d memajukan kesanggupan yang terlibat didalamnya dalam mengembangkan organisainya”.

2.2. Manajemen Pembelajaran. Istilah pembelajaran sudah sering kita dengarkan bersama, pembelajaran

adalah sebuah istilah baru sebagai pengganti istilah belajar mengajar. Kedua istilah tersebut hampir mengandung arti yang sama, hanya saja istilah pembelajaran menitikberatkan pada bagaimana membelajarkan siswa didik secara optimal, dengan kata lain peran siswa didik harus lebih aktif dibanding dengan guru dalam proses pembelajaran. Wina Sanjaya 2006: 97 mempunyai anggapan bahwa peran guru didalam kelas bukan sebagai sumber belajar, tetapi guru berperan sebagai fasilitator, artinya guru harus lebih banyak membantu siswa didik untuk belajar. Pembelajaran atau belajar mengajar menurut Supriyadi 1994: 41 menyatakan bahwa “istilah lain dari belajar mengajar yang sudah populer adalah ‘pembelajaran’ yang mempunyai nuansa student oriented mempunyai maksud membantu terjadinya porses belajar dalam pikiran siswa. Hal itu akan lebih baik dari pada istilah ‘pengajaran’ yang berkonotasi teacher oriented yaitu mentransfer ilmu dari guru ke siswa didik, atau bahkan pemaksaan pemberian sesuatu kepada siswa. Sedangakan Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama 2004: 6 menyatakan “pembelajaran dapat diartikan sebagai proses membuat orang belajar, tujuannnya adalah membantu orang belajar, atau memanipulasi lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar”. Sedangkan Oemar Hamalik 1995: 51 mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan”. Hasil suatu pendidikan sangat ditentukan oleh efektif dan tidaknya guru dalam mengatur atau memenej pembelajaran, sehingga dengan manajemen pembelajaran yang baik akan mengasilkan tujuan pembelajaran yang baik pula. Menurut pendapat Kelvin Seivert 2005: 1 bahwa: “intensitas dan efektifitas hasil pendidikan out putgraduated sangat ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan instruksi yang dijalankan dalam lembaga pendidikan tersebut”. Guru sebagai tenaga pendidik yang profesional merupakan syarat utama, sehingga seorang pendidik yang professional harus dapat menunjukkan keprofesionalnya yaitu dengan bentuk pelayanan jasa kepada masyarakat, layanan jasa itu diwujudkan dengan pelayanan yang memuaskan terhadap siswa didiknya. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang memuaskan, maka guru harus bisa melaksanakan manajemen yang baik dalam menjalankan tugas kesehariannya. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab XI, pasal 39, ayat 2 mengatakan “ guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penilaian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tingi”. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sarana Pendidikan 1996-1997: 35 mengemukakan ”fungsi dan tugas guru sebagai seorang pendidik dan pengajar adalah: a menyusun perangkat program pengajaran, b pelaksanaan pelajaran, c evaluasi, d analisa hasil ulangan, dan e pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan”. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama 2005: 1 mengatakan ”rincian subtansi manajemen pembelajaran terdiri: a perencanaan meliputi: membuat AMP, menyusun kalender pendidikan, menyusun program tahunan, menyusun program semester, menyusun program satuan pelajaran, dan menyusun RPP, b pengorganisasian meliputi: penyusunan jadwal kegiatan, c pelaksanaan yaitu: melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan d pengawasan yaitu kegiatan evaluasi proses pembelajaran dan hasil kegiatan pembelajaran”. Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian manajemen pembelajaran dalam tulisan ini adalah: suatu usaha atau upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, dan melakukan tindaklanjut hasil evaluasi. Dengan kata lain seorang guru dalam melaksakan tugas kesehariannya tidak hanya melakukan fungsi intruksionalnya saja.

2.3. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Dokumen yang terkait

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehata

6 147 156

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KOTA PURBALINGGA TAHUN 2012

11 62 124

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008

0 2 78

Studi tentang sarana dan prasarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah menengah pertama negeri se-kabupaten Kebumen tahun 2013.

0 0 20

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP).

0 1 146

TINGKAT KETERLAKSANAAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-WILAYAH TIMUR KABUPATEN CILACAP.

0 1 109

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KABUPATEN MAGELANG TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN.

0 2 123

SURVEI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN 2015 -

0 0 39

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENGEMBANGAN DAN PERCONTOHAN SE-KABUPATEN PATI -

0 0 80

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan di Sekolah Menengah Atas Negeri I Kota Sawahlunto - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 71