Teknik probing tersebut dapat digunakan untuk mengimplementasikan secara nyata dalam melaksanakan model pembelajaran konstruktivis.
Ada dua hal yang terkait dengan teknik probing:
1. Hakekat pertanyaan
Aktivitas yang paling lazim kita saksikan di kelas adalah aktivitas verbal yaitu berbicara. Biasanya guru akan mendominasi aktivitas verbal tersebut. Guru
tersebut mungkin sedang berceramah, memberi petunjuk, menjelaskan sesuatu, memuji atau mungkin juga mengecam siswa dan memberi komentar tentang
tingkah laku siswa, dan bisa juga sedang mengajukan pertanyaan. Pertanyaan dapat digunakan untuk mengecek pengertian siswa, untuk
menilai informasi apa yang sudah dimiliki siswa sehubungan dengan suatu pokok bahasan baru, untuk merangsang siswa berpikir, untuk memperoleh umpan balik
dari siswa, dan sebagainya PPPPTK IPA, 2007. Menurut Subiyanto 1988, pertanyaan ditekankan pada pengungkapan
informasi oleh para siswa, sehingga guru dapat memperoleh umpan balik dari siswa tersebut dan siswa sendiri dapat menyadari posisinya. Pertanyaan guru
memaksa siswa untuk menunjukkan sejauh mana ia telah mengerti hal yang diajarkan, sehingga ia harus mencari dan menyusun jawaban, maka ia pun
mengetahui sejauh mana dirinya telah mengerti bahan yang dipelajarinya itu. Sementara itu Harjasujana dan Misdan 1987, mengemukakan
pertanyaan yang dapat diajukan guru dalam suatu proses pembelajaran tentu tidak akan cukup hanya dengan satu pertanyaan, melainkan dengan beberapa
pertanyaan yang saling berhubungan dan diajukan secara berkesinambungan
sampai siswa mengerti. Pertanyaan yang dimaksud yaitu pertanyaan yang mengalir dan mudah berupa pertanyaan berseri agar perhatian siswa tetap terjaga
dan pikirannya tetap terpusat. Teknik membimbing dengan mengajukan pertanyaan seperti itu dalam proses pembelajaran disebut teknik probing.
Jadi pada hakekatnya pertanyaan adalah stimulan aktivitas berpikir. Pertanyaan yang baik dan terarah dapat menjamin dua sasaran aktivitas berpikir,
yaitu pertama, batin mereka sudah masuk pada logika pertanyaan tersebut, dan yang kedua, mereka sudah masuk pada rencana kerangka jawaban. Apabila
pertanyaan secara rutin dilontarkan selama proses pembelajaran pada saat-saat yang tepat, maka siswa akan menerima tantangan untuk menjaga agar tetap sibuk,
dan berpikir mereka tetap terarah, serta bila pertanyaan tersebut dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya, maka hal itu akan menjadi suatu program yang
sistematis, yang disebut teknik probing yang akan memancing pertanyaan dari siswa, meningkatkan aktivitas berpikirnya untuk kemudian dapat membangun
sendiri pengetahuannya, PPPPTK IPA, 2007.
2. Kategori pertanyaan