Pandangan Konstruktivisme tentang Pembelajaran

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pandangan Konstruktivisme tentang Pembelajaran

Dasar konstruktivisme menurut Dahar 1996, bahwa di dalam suatu pembelajaran menghendaki agar guru mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena yang menjadi subyek pengajaran, kemudian gagasan yang telah ada dikembangkan oleh siswa menjadi gagasan baru yang telah mengalami modifikasi. Guru dalam pembelajaran model kontruktivisme adalah sebagai fasilitator, yaitu menjembatani agar siswa lebih mudah dalam mengubah gagasan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana guru dapat memfasilitasi siswanya dalam membangun pengetahuan itu? Menurut Suparno 1997, secara garis besar prinsip konstruktivisme yang diambil adalah 1 pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara sendiri- sendiri maupun kelompok, 2 pengetahuan tidak ditransfer dari guru ke siswa tetapi guru bertindak sebagai fasilitator saja, sedangkan siswa secara aktif bernalar dan menggunakan seluruh potensi dirinya, 3 siswa aktif secara terus menerus mengkonstruksi pengetahuan sehingga terjadi perubahan konsep kepada yang lebih rinci, lengkap, serta ilmiah, 4 guru memfasilitasi proses pembelajaran dengan menyediakan sarana dan situasi yang kondusif agar pengkonstruksian pengetahuan berlangsung dengan mudah. Dengan dasar filosofi konstruktivisme proses pembelajaran harus dirancang menjadi proses mengkontruksi, bukan sebagai proses menerima. Dalam proses mengkonstruksi seorang siswa atau sekelompok siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan aktif dalam pembelajaran Dirjen Dikdasmen, 2003. Oleh karena proses adaptasi, yaitu asimilasi dan akomodasi itu merupakan aktivitas berpikir, maka untuk menstimulasinya menurut Staton 1978 adalah dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan yang tersusun secara sistematis yang dapat diajukan pada saat-saat yang tepat selama pembelajaran berlangsung. Sejalan dengan pendapat tersebut, Osman Hanafin 1994, mengemukakan bahwa siswa dapat dibimbing dari tingkat berpikir yang lebih rendah ke tingkat berpikir yang lebih tinggi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa” atau “kapan” untuk mengungkap pengetahuan awal siswa, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan “bagaimana” atau “mengapa”.

B. Kemampuan Berpikir

Dokumen yang terkait

PENERAPAN TEKNIK PROBING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMAN 3 PEKANBARU.

0 4 20

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MOVING CLASS DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL Efektivitas Model Pembelajaran Moving Class Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2

0 3 17

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MOVING CLASS DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL Efektivitas Model Pembelajaran Moving Class Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran

0 2 14

PENERAPAN MODEL CIRC DENGAN TEKNIK MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA-2 SMA SWASTA DHARMA PANCASILA MEDAN.

0 1 23

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

0 1 52

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 DEMAK.

0 0 1

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA ... 1 SM

0 4 6

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PROBING PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 7

PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMTING UNTUK MENINGKATKAN MATEMATICAL POWER SISWA SMA - Raden Intan Repository

1 1 108