UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat UU No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

permasalahan serius karena ketika undang – undang telah mengatur namun prakteknya tidak terlaksana dengan baik. Pengaturan tentang Bantuan Hukum di dalam KUHAP harus dapat mengakomodir kepentingan atas Bantuan Hukum tersebut apabila ada kekurang jelasan tentang makna pengaturan yang ada dalam KUHAP dapat menjadi salah satu sebab tidak terpenuhinya hak atas Bantuan Hukum cuma –cuma yang sejak tahun 1981.

3.3. UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat

Bantuan Hukum dalam undang – undang advokat mengatur pemberian bantuan hukum cuma – cuma kepada masyarakat yang wajib dilakukan oleh advokad. Dalam Undang – Undang Advokat itu bantuan hukum cuma – cuma diatur dalam BAB VI, yaitu dalam Pasal 22 Ayat 1 dan Ayat 2. Adapun Pasal 22 Ayat 1 UU No. 18 tahun 2003 adalah sebagi berikut “Advokad wajib memberikan bantuan hukum secara cuma – cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu”. Sedangkan dalam Pasal 22 Ayat 2, diatur berikut “ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian bantuan hukum secara cuma – cuma sebagaimana yang telah dimaksud pada Ayat 1, diatur lebih lanjut dengan peratura n pemerintah”. Dengan rumusan Pasal 22 Ayat 1 tersebut maka pengaturan mengenai pelaksanaan bantuan hukum dalam Undang – Undang Advokat itu akan dijabarkan lebih jelas dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah sebagaimana telah disebutkan akan Penulis gambarkan dalam tulisan ini. 2

3.4. UU No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman memuat pengaturan mengenai Bantuan Hukum yang terdapat dalam BAB VII yang tertuang dari Pasal 37 hingga Pasal 40. Dalam Pasal 37 UU No. 4 tahun 2004 dijelaskan bahwa setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh Bantuan Hukum. Namun, dengan melihat pasal-pasal selanjutnya tidak ada pengaturan yang jelas mengenai bagaimana pemberian Bantuan Hukum tersebut. Seperti halnya yang dapat dilihat dalam Pasal 38. Dalam pasal ini hanya menjelaskan bahwa tersangka yang terkait dalam perkara pidana berhak menghubungi advokad dan meminta bantuan sejak saat dilakukan penangkapan danatau penahanan. Sedangkan dalam Pasal 39 UU No. 4 tahun 2004 hanya memberikan penekanan adanya kewajiban dari advokad untuk membantu penyelesaikan perkara dengan menjunjung tinggu hukum dan keadilan. Dari penjelasan tersebut maka jika dilihat dalam Undang – Undang Kekuasaan Kehakiman, 3 dalam dokumen yang secara fomal tidak berlaku lagi tersebut hanya memberi ketegasan bahwa pemberian bantuan hukum disini merupakan kewajiban dari advokad. Dalam undang-undang Kekuasaan Kehakiman lama belum terlihat menyentuh peran serta Pemerintah Negara 2 Lihat sub judul 3.7. dalam Bab ini. 3 UU No. 4 tahun 2008 tentang Kekuasaan kehakiman lama dalam Bantuan Hukum. Hanya saja memang dalam prespektif hukum sebagai satuan sistem, maka hal itu dapat dikaitkan dengan peraturan atau UU yang lain.

3.5. UU No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman