70 pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi
pembelajaran yang berpusat pada trainer. Hal tersebut dikemukakan ”AP” selaku trainer, ”Kalau strategi belajarnya itu berpusat pada trainer.
Materi-materi dari trainer. Kan materinya udah disusun sebelumnya, pas pelatihannya tinggal menyampaikan sama peserta.”
Seperti yang di ungkapkan ”AP”, ”UW” selaku penyelenggara mengungkapkan hal yang serupa, ”Strategi belajarnya sumbernya ya dari
trainer. Peserta pelatihan tinggal menerima materi dari trainer terus diaplikasikan pas pelatihan”
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti maka didapat informasi mengenai strategi belajar yang digunakan dalam proses
pelaksanaan pelatihan. Strategi belajar yang digunakan adalah strategi belajar yang berorientasi pada trainer. Trainer telah mempersiapkan
materi yang matang sebelum pelaksanaan trainer dan menguasai meteri yang disampaikan. Peserta pelatihan menyimak materi yang disampaikan
oleh trainer dan memahami materi dengan cara mengaplikasikannya dalam penugasan prakek.
3. Hasil yang Dicapai dari Implementasi Pelatihan Optimasi Bisnis
melalui Jaringan Internet bagi Pengusaha Kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta yang Diselenggarakan oleh Mata Air
Production
a. Interaksi dalam Proses Pelaksanaan Pelatihan
Interaksi akan selalu terkait dengan istilah komunikasi atau hubungan. Trainer sebagai penyampai pesan atau komunikan dan paserta
71 pelatihan sebagai sasaran penyampai pesan. Adanya hubungan timbal
balik antara peserta pelatihan dengan trainer merupakan faktor penting dalam usaha mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik
dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, temasuk dalam pelaksanaan pelatihan optimasi bisnis melalui jaringan internet tersebut. Tercapainya
tujuan dalam proses pelatihan yang baik, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara peserta pelatihan dan trainer.
Interaksi antara peserta pelatihan dengan trainer dalam proses pelaksanaan pelatihan termasuk dalam interaksi edukatif. Terkait dalam
pelatihan optimasi bisnis melalui jaringan internet, kedewasaan disini diartikan sebagai kesadaran dan kemandirian pesera pelatihan dalam
memahami dan mengaplikasikan materi pelatihan dalam menjalankan bisnis mereka.
Trainer berperan sebagai pembimbing dalam proses pelaksanaan pelatihan optimasi bisnis melalui jaringan internet. Kurikulum disusun
oleh trainer secara sistematis dan terarah. Kurikulum yang telah disusun oleh tim trainer, dapat terlihat adanya kurikulum berbasis continuous
learning berguna untuk menyiapkan para pesertanya dalam hal berbisnis. Peserta disiapkan dengan cara memberikan pengetahuan tentang
pengoptimasian bisnis melalui jaringan internet. Sehingga nantinya diharapkan peserta dapat mengembangkan bisnisnya secara mandiri
menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh dari mengikuti pelatihan optimasi bisnis melalui jaringn internet.
72 Sehubungan dengan interaksi dalam proses pelaksaan pelatihan
”UW” selaku penyelenggara mengungkapkan, ”Trainer saya lihat bisa menguasai kelas. Proses pelatihan berjalan kondusif sesuai sama apa yang
kita inginkan. Peserta aktif bertanya kan itu indikasi trainer-nya mampu motivasi dan trainer bisa menghidupkan seuasana kelas, suasananya jadi
aktif...” ”SO” selaku penyelenggara mengungkapkan hal yang serupa,
”Trainer udah berpengalaman dan tak lihat ngajarnya bikin peserta tambah semangat ngikutin pelatihan. Trainernya aktif, peserta pelatihannya juga
aktif. Kelasnya jadi rame, dalam artian interaksi antara peserta sama trainer itu saling ada timbal balik.”
Wawancara mengenai interaksi yang dilakukan peneliti menjelaskan bahwa interaksi proses pelaksanaan pelatihan dapat tercipta dengan
kondusif. Hal ini didukung dengan adanya kurikulum yang sistematis dan terarah, dan trainer yang berpengalaman sehingga dapat menguasai kelas
dengan baik.
b. Motivasi yang Diberikan Trainer kepada Peserta Pelatihan