PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TENTANG KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAJARAN SEJARAH KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MARTAPURA OKU TIMUR

(1)

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TENTANG KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PELAJARAN SEJARAH KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MARTAPURA OKU TIMUR

Oleh :

Emilda Rani

Rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah ada pengaruh dari penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur dan sejauh mana pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur ? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (a) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran berupa film dokumenter, (b) Untuk mengetahui pengaruh pada kelas yang diberikan perlakuan penggunaan film dokumenter khususnya kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data Tes, Dokumentasi, dan Observasi. Sedangkan teknik analisis kuantitatif, yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar sejarah siswa yang telah diterapkan pembelajaran Kooperatif, dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan film dokumenter sebagai media pembelajarannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Hasil belajar yang menggunakan film dokumenter kelas eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar dan memiliki rata – rata nilai posttest sebesar 82,42 sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan media power point memiliki rata – rata nilai posttest sebesar 71,06. 2) Terdapat perbedaaan nilai rata–rata hasil belajar pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, besarnya perbedaan adalah 11,36. 3) Penggunaan film dokumenter berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII1 SMP Negeri 1


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL HALAMAN ABSTRAK HALAMAN COVER

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP MOTO

PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... ... 4

1.3. Pembatasan Masalah... ... 5

1.4. Rumusan Masalah... ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Kegunaan Penelitian ... 6

1.7. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1. Konsep Pengaruh ... 9

2.1.2. Konsep Media Pembelajaran ... 10

2.1.3. Konsep Film sebagai Media Pembelajaran ... 11

2.1.4. Konsep Film Dokumenter ... 13

2.1.5. Konsep Media Berbasis Visual Berupa Power Point ... 16

2.1.6. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.1.7. Konsep Pembelajaran IPS ... 21


(8)

2.2. Kerangka Pikir. ... 25

2.3. Paradigma ... 28

2.4. Hipotesis ... 28

III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Yang Digunakan ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.3. Rancangan Penelitian ... 31

3.4. Populasi dan Sampel ... 32

3.4.1. Populasi... ... 32

3.4.2. Teknik Pemilihan Sampel... 33

3.4.3. Sampel ... 33

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 34

3.5.1. Variabel Penelitian ... 34

3.5.2. Definisi Operasional ... 34

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.7. Langkah-langkah Penelitian... 36

3.8. Instrumen Penelitian ... 37

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 38

3.9.1. Uji Validitas ... 38

3.9.2. Uji Reliabilitas ... 39

3.10.Teknik Analisis Data ... 41

3.10.1.Uji Normalitas ... 41

3.10.2.Uji Homogenitas ... 42

3.10.3.Uji Hipotesis ... 43

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur ... 45

4.1.1. Letak Geografis ... 45

4.1.2. Sejarah SMP Negeri 1 MArtapura OKU Timur ... 45

4.1.3. Visi dan Misi ... 46

4.1.4. Keadaan Guru dan Karyawan ... 47

4.1.5. Keadaan Siswa... 47

4.1.6. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 48

4.1.7. Jenis-jenis Kegiatan di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur 48

4.2. Hasil Penelitian ... 48

4.2.1. Hasil Uji Validitas Soal Posttest ... 48

4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Soal Psttest ... 49

4.2.3. Data dan Penyajian Data ... 50

4.3. Analisa Hasil Penelitian ... 51

4.3.1. Uji Normalitas Data ... 51

4.3.2. Uji Homogenitas ... 53

4.3.3. Uji Hipotesis ... 53

4.4. Pelaksanan Pembelajaran ... 54

4.4.1. Kelas Eksperimen ... 54

4.4.2. Kelas Kontrol ... 58


(9)

5.1. Kesimpulan………. ... 67 5.2. Saran ………. ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan, setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warganegara yang menyadari dan merealisasikan hak dan kewajibannya. Pendidikan juga merupakan alat yang ampuh untuk menjadikan setiap peserta didik dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Pada pusat bahasa departemen pendidikan nasional bahwa: “pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik” (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263).

Di dalam dunia pendidikan guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting. Kalau dilihat dari sejarah perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan


(11)

berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan perkembangan masyarakat serta budaya pada umumnya, berkembang pula tugas dan peranan guru, seiring dengan berkembangnya jumlah anak yang memerlukan pendidikan.

Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengarahkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual maupun sosial agar dapat hidup mandiri dan makhluk sosial. Dalam proses belajar mengajar tersebut terjadi proses interaksi antara siswa dan guru, antara yang belajar dan mengajar atau antara pembelajar dan pengajar. Melalui proses pembelajaran siswa akan berkembang secara sempurna atau tercapai hasil belajar yang optimal dengan didukung keaktifan dan motivasi belajar yang tinggi (Nashar, 2004: 38).

Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur, karena disekolah tersebut sudah tersedia media berupa TV, VCD, LCD, OHP, Laptop yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Selain itu materi pembelajaran dalam penyajiannya hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran sejarah. Hal ini diketahui peneliti melalui wawancara dengan beberapa orang siswa kelas VII. Siswa jarang dilibatkan dan berlaku pasif artinya hanya mendengarkan penjelasan guru saja.


(12)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur, peneliti mengetahui bahwa rendahnya kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan, khususnya pada pelajaran IPS Sejarah disebabkan oleh beberapa hal. Informasi yang dihimpun dari beberapa orang guru di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur diantaranya adalah kondisi guru yang memberikan materi hanya dengan menggunakan metode ceramah, lalu kurang beragamnya metode pembelajaran yang digunakan sehingga kegiatan mengajar menjadi monoton, dan juga sekolah tersebut kurang memanfaatkan media pembelajaran yang mereka miliki agar proses pembelajaran lebih bervariasi.

Hamalik menyatakan “pada hal salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran adalah daya serap atau hasil belajar yang dicapai siswa dalam belajar. Dimana daya serap berdasarkan hasil evaluasi belajar dan upaya dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan perbaikan pada proses pembelajaran, baik metode dalam pencapaian materi maupun media yang digunakan dalam penyajian materi” (Hamalik : 2001, 87).

Serta menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai bahwa: “salah satu cara dalam meningkatkan motivasi dan daya serap siswa dalam belajar adalah menggunakan media yang dapat membantu proses belajar mengajar. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya” (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai : 2001, 1).

Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu menggunakan media yang menyajikan audio visual dalam bentuk film yang berisikan materi ajar yang sedang dipelajari sehingga membantu siswa dalam memahami


(13)

materi dengan jelas. Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.

Pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pamahaman atau simbol-simbol yang serupa. Penerapan model teknologi audio-visual diduga dapat menjadi solusi untuk mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut. Namun demikian, untuk menjawab dugaan tersebut tentunya perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu.

Dengan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Film Dokumenter Tentang Kehidupan Awal Manusia Purba Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Materi Pelajaran Sejarah di Kelas VII di SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap aktivitas belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.


(14)

2. Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap motivasi belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur. 3. Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal

manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis

membatasi masalah pada “Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah ada pengaruh dari penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur?

b. Sejauh mana pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur?


(15)

1.5. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Mengetahui apakah ada pengaruh dari penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

2. Mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

1.6. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan :

1. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar di dalam kelas.

2. Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang model dan metode mengajar yang dapat diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah

3. Bagi siswa, dengan menggunakan model pembelajaran dan metode mengajar yang lebih bervariasi dapat memberikan suasana baru dalam proses belajar di kelas sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.


(16)

4. Bagi peneliti, memberikan pengalaman yang berharga kepada peneliti untuk mengetahui pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah ruang lingkup penelitian pendidikan, khususnya pendidikan sejarah karena yang akan dilihat adalah hasil belajar siswa pada materi pelajaran sejarah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014. Siswa kelas VII1 terpilih sebagai sampel pada kelas eksperimen dan siswa kelas VII3 sebagai sampel pada kelas kontrol. Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar ips siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek kognitif siswa atau perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah yang diajarkan dengan menggunakan film dokumenter sebagai medianya pada kelas eksperimen dan menggunakan media power point pada kelas kontrol. Indikator hasil belajar siswa diukur dari tes akhir (posttest). Hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil tes formatif tipe essay yang diberikan pada saat posttest sesuai dengan waktu yang telah


(17)

ditentukan selama proses pembelajaran berlangsung di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur. Materi ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu kompetensi dasar pada mata pelajaran sejarah kelas VII tingkat SMP, dengan sub materi atau pokok bahasan tentang: “Zaman Prasejarah” yang telah disesuaikan dengan KTSP dan buku belajar yang digunakan di SMP Negeri 1 Martapura.


(18)

REFERENSI

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Hal. 263.

Drs. Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta : Delia press. Hal. 38

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Hal. 87.

Nana Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Hal. 1.


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Pengaruh

Menurut KBBI, pengertian pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuataan seseorang (Kamus besar bahasa Indonesia, 2002: 849). Sedangkan pengertian pengaruh yang lain menurut Badudu dan Zain adalah (1) daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi, (2) sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, dan (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuasaan orang lain (Badudu dan Zain, 1994: 1031).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu daya yang timbul dari sesuatu dan dapat mengubah sesuatu yang lain tersebut. Maka, dalam penelitian ini penulis membatasi pengaruh seberapa besar daya yang ditimbulkan oleh model pembelajaran kooperatif dengan film dokumenter sebagai medianya terhadap hasil belajar sejarah siswa. Sehingga media pembelajaran film dokumenter tersebut dapat meningkatkan hasil belajar yang diinginkan.


(20)

2.1.2. Konsep Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti perantara atau pengantar. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Suatu pendapat menurut Gagne dalam buku Arif Sadiman menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne, 1970 dalam buku Arif Sadiman, dkk., 2005). Sementara itu Briggs berpendapat lain dalam buku yang sama bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya film, buku, kaset, tv dan lain-lain (Briggs, 1970 dalam buku Arif Sadiman, dkk., 2005).

Dalam proses pembelajaran media meiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Arif Sadiman menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran adalah:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, film, gambar. c. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, misalnya menimbulkan kegairahan belajar, menimbulkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan.

(Arif Sadiman, dkk., 2005: 17)

Berdasarkan beberapa pengertian media diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dilihat oleh indra yang berfungsi sebagai perantara, sarang, alat untuk proses komunikasi atau proses belajar mengajar.


(21)

2.1.3. Konsep Film sebagai Media Pembelajaran

Film adalah salah satu jenis media audio visual. Menurut Azhar Arsyad, film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup (Azhar Arsyad, 2011:49).

Menurut Yudhi Munadi jenis-jenis film yang baik untuk konteks pembelajaran adalah:

1. Film dokumenter

Film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Pola penting dalam film ini menurutnya adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya. Film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia.

2. Docudrama

Docudrama yaitu film dokumenter yang membutuhkan pengadeganan dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Kisah-kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya kisah teladan para nabi dan rasul.

3. Film Dama atau semi drama

Film drama atau semi drama keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak dari kisahnyata, yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita.

(Yudhi Munadi, 2010:88)

Dalam proses pembelajaran film mempunyai fungsi yang terkait dengan tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif, psikomotor dan afektif. Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif film dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan kembali atau perbedaan stimulasi gerak yang relevan, seperti kecepatan objek yang bergerak, mengajarkan aturan dan prinsip, memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan interaksi manusia. Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor, film dapat memberikan umpan balik tertunda pada siswa


(22)

secara visual menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan gerak, setelah beberapa waktu kemudian. Selain itu berhubungan dengan tujuan afektif, dimana film dapat mempengaruhi emosi dan sikap seseorang.

Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dapat menarik minat anak. 2. Benar dan autentik.

3. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan. 4. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien.

5. Pebendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar. 6. Kesatuan dan squnce-nya cukup teratur.

(Oemar Hamalik, 2002: 98)

Dibandingkan dengan media yang lain film mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a. Penerima pesan akan memperoleh tanggapan yang lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, karena antara melihat dan mendengar dapat dikombinasikan menjadi satu.

b. Dapat menikmati kejadian dalam waktu yang lama pada suatu proses atau peristiwa tertentu.

c. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

d. Film lebih realitis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai kebutuhan.

e. Film dapat memikat perhatian anak.

f. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.

g. Film dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.


(23)

2.1.4. Konsep Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta, dimana pola penting dari film ini adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dari berbagai aspek ekonomi, budaya, hubungan antar manusia dan film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia (Heinichi dkk,1985: 212). Selain itu ada beberapa para ahli yang mendefinisikan mengenai film dokumenter salah satunya Steve Blandford dan Jim Hillier bahwa pembuatan film yang subjeknya adalah masyarakat, peristiwa atau suatu situasi yang benar-benar terjadi di dunia realita dan diluar dunia sinema.

Berdasarkan beberapa definisi pengertian film dokumenter yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta dan memang benar-benar terjadi. Adapun beberapa keunggulan menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajaran adalah:

a. Film dokumenter dapat digunakan berulang kali.

b. Dapat digunakan hampir semua mata pelajaran baik dibidang IPA ataupun IPS.

c. Peristiwa dan kejadian adalah kejadian yang sebenarnya tanpa rekayasa. d. Penghematan biaya misalnya belajar tentang Negara Afrika Selatan,

tidak perlu kesana cukup dengan tayangan dokumenter.

e. Peserta didik dapat mengingat materi dengan baik, karena dalam film terkandung unsur visual, audio, dan dramatik (menggugah perasaan).


(24)

Pokok Bahasan (film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba).

Zaman batu tertua ini berlangsung kurang lebih 2500 juta tahun. Kulit bumi masih sangat panas karena masih dalam proses pembentukan. Oleh karena itu, pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan.

Manusia Purba adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum ditemukan tulisan atau yang disebut masa Praaksara/Masa Prasejarah. Masa Praaksara juga disebut zaman nirleka (nir = tidak ada / leka= tulisan/aksara). Manusia Purba memiliki volume otak yang lebih kecil dari manusia modern. Manusia yang hidup berkelompok dan mengandalkan makanan dari buah-buahan dan binatang. Manusia yang hidupnya masih sederhana dengan alat-alat yang sederhana pula Kehidupan manusia purba dapat

diketahui melalui peninggalan berupa: • Fosil, merupakan sisa tulang belulang manusia, tumbuhan, hewan yang telah membatu. • Artefak,

merupakan peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaan.

Perkembangan budaya masyarakat awal zaman batu tua (Paleolitikum)

Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman batu tua ini telah ditemukan manusia purba, seperti pitthecantrupous erectus. Pada zaman batu tua ini kehidupan manusia masih sangat sederhana. Mereka hidup berkelompok dengan jumlah anggota 10 sampai 15 orang. Mobilitas masyarakat pada zaman ini cukup tinggi seiring


(25)

dengan upaya mencari binatang buruan dan perubahan musim. Dan hidup berpindah-pindah yang disebut dengan nomaden. Mereka mengumpulkan makanan seperti buah-buahan dari lingkungan sekitarnya, serta berburu binatang. Mereka memanfaatkan batu, kayu, tulang, dan tanduk rusa sebagai alat berburu yang sangat sederhana.

Manusia yang hidup pada zaman batu tua ini telah memikirkan adanya sesuatu yang lebih besar di alam semesta. Kegiatan berpikir ini telah menghasilkan bahasa, norma, norma kehidupan, dan pemahaman tentang kepercayaan dan agama. Hal ini misalnya terlihat pada situs di gua-gua. Keanekaragaman budaya di zaman ini juga menunjukkan bahwa manusia pada zaman ini telah beradaptasi dengan daerah yang didiami. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan api di daerah berhawa dingin.

Zaman Batu Madya (Mesolithikum)

Zaman ini berlangsung kurang lebih 140 juta tahun yang lalu. Peradaban manusia pada zaman ini dikenal dengan peradaban abris sous roache. Pada peradaban ini, manusia tinggal di gua-gua yang tidak jauh dari sungai atau pantai. Dimana penghuni yang tinggal di gua tersebut berdiam dalam kurun waktu yang sangat lama, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat zaman ini sudah mulai menetap. Mereka kembali berpindah-pindah apabila tempat tersebut bahan makanan sudah mulai berkurang. Di gua-gua inilah membuat alat-alat berupa kapak genggam yang terbuat dari batu-batu. Serta batu penggiling yang digunakan untuk menghaluskan cat merah. Cat merah ini berhubungan dengan ritual keagamaan dan sihir. Dan


(26)

untuk melukiskan pengalaman-pengalaman dan harapan penghuninya di dinding gua-gua tempat tinggal mereka (Magdalia,2003: 112).

2.1.5. Konsep Media Berbasis Visual berupa Power Point

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual bisa berupa (a) gambar reprentasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti table, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau angka-angka.

2.1.6. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya, model pembelajaran kooperatif (kelompok) adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2006:241).


(27)

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.Pembelajaran kooperatif dapat membantu memperdayaakan setiap siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar.

(Sanjaya, 2006: 249-250).

A. Konsep Pembelajaran Model Group Investigation

Menurut Triyanto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial (Triyanto, 2007: 5). Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif. Dalam implementasi tipe pembelajaran group investigasi, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok ini dapat dibentuk dengan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dengan topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan hasil laporannya kepada seluruh kelas. Di penghujung pertemuan sebelum siswa melakukan posttest, peneliti memberikan penghargaan ucapan terimakasih kepada kelompok yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam hal


(28)

menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama pada pertemuan tersebut.

B. Langkah-langkah Pemanfaatan Media

Adapun langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan pembelajaran media film dokumenter kelas eksperimen

a. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Sebelum menghidupkan film guru hendaknya mengajak siswa agar memperhatikan dulu materi yang akan dipelajari

c. Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan

d. Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari film pembelajaran yang dimanfaatkan

e. Guru memberikan lembar diskusi siswa (LDS), masing-masing kelompok

f. Mengoperasikan media film pembelajaran sesuai dengan petunjuk teknis

g. Guru mengamati dan memantau kegiatan siswa selama mengikuti penayangan film pembelajaran

h. Setiap kelompok melakukan penyelidikan terhadap topik yang telah ditentukan

i. Melakukan penyelidikan tentang kehidupan awal manusia purba masa prasejarah zaman batu tua paleolitikum dan zaman batu


(29)

madya mesolithikum di berbagai aspek kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, teknologi

j. Informasi yang diperoleh dari film tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik dalam lembar diskusi siswa (LDS) dan dipersentasekan di depan kelas

k. Memberi penguatan dan penegasan terhadap tayangan media film pembelajaran

l. Memutar ulang film pembelajaran untuk memberikan penguatan m. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

hal yang kurang jelas

n. Guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan berupa penilaian kelompok o. Membuat kesimpulan materi dari isi program film yang

dimanfaatkan

p. Memberikan tes kepada siswa untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan

q. Menguji hipotesis

r. Membahas hasil analisis tes dan hasil uji hipotesis s. Membuat kesimpulan

Pelaksanaan Pembelajaran media power point Kelas kontrol

a. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Sebelum menghidupkan LCD guru hendaknya mengajak siswa agar memperhatikan dulu materi yang akan dipelajari


(30)

c. Mengoperasikan media LCD pembelajaran sesuai dengan petunjuk teknis

d. Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan

e. Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari media pembelajaran yang dimanfaatkan

f. Guru memberikan lembar diskusi siswa (LDS) masing-masing kelompok

g. Guru memberikan dan memantau masing-masing kelompok h. Setiap kelompok mencatat dan merangkum topik yang

ditentukan oleh guru ke dalam lembar diskusi siswa (LDS) i. Kemudian setiap masing-masing kelompok mengumpulkan hasil

diskusi tersebut

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang kurang jelas

k. Guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan berupa penilaian kelompok l. Guru membuat kesimpulan materi yang telah dibahas

m. Memberikan tes kepada siswa untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan

n. Menguji hipotesis

o. Membahas hasil analisis tes dan hasil uji hipotesis p. Membuat kesimpulan


(31)

2.1.7. Konsep Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Menurut Sapriya, Pendidikan IPS dalam sekolah adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan (Sapriya, 2009:11). IPS ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitude and values). Yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan


(32)

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

2.1.8. Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS Sejarah. Pemberian indikator dalam pembelajaran mengacu pada hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Dalam pencapaian hasil belajar siswa, guru dituntut untuk memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara proposional yang terimplementasi dalam keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, dan sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari enam pokok aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian , organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan


(33)

kemampuan bertindak. Aspek ranah psikomotor adalah gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan, gerakan ekspresif, dan interpretative.

Dalam kamus bahasa Indonesia, “hasil adalah sesuatu yang didapat dari

jerih payah”. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu,

dan ia mendapatkannya secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi tersebut diperoleh dengan belajar. Menurut Suryosubroto, hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian (Suryosubroto, 1997: 2).

Sedangkan menurut Sudjana, hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa tersebut menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2001: 22). Hasil belajar sering diwujudkan dalam bentuk perilaku dan perubahan pribadi seseorang setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Horward Kingsly dalam Sudjana hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan cita-cita.

Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Slameto, yaitu :

1) Faktor Intern yang terdiri dari :

a. Faktor jasmaniah yang terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh b. Faktor psikologis seperti intelegensi, motivasi, kematangan, dan

kemantapan.


(34)

2) Faktor Ekstern yang terdiri dari : a. Faktor keluarga

b. Faktor sekolah c. Faktor masyarakat. (Slameto, 2003: 54)

Menurut As’ad, dalam pencapaian hasil belajar yang optimal ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi, antara lain :

1. Faktor psikologi, meliputi faktor yang berhubungan dengan anak yang meliputi minat, sikap, bakat dan keterampilan dalam belajar. 2. Faktor sosiologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan

interaksi sosial baik antara sesama anak maupun orang lain.

3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan anak dan kondisi anak yang meliputi waktu belajar dan waktu istirahat, perlengkapan belajar, keadaan dan kondisi

ruangan, kondisi kesehatan dan sebagainya (As’ad, 1987: 17).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang menunjukkan hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu baik berupa angka-angka yang didapat setelah kegiatan belajar mengajar dalam bentuk nilai (angka) yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa, maupun yang berbentuk perubahan sikap dan keterampilan yang ada pada siswa

2.1.9. Konsep Sejarah

Menurut Tamburaka, sejarah adalah kejadian masa lampau yang mengandung arti dan punya nilai ilmiah apabila peristiwa masa lampau atau faktanya diberi ceritanya harus disusun dengan menggunakan persyaratan ilmiah (Rustam, E Tamburaka, 1997: 2). Jadi tidak semua peristiwa masa lampau dikatakan sejarah karena pada dasarnya yang menjadi fokus sejarah adalah kegiatan manusia pada masa lampau.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah pada hakikatnya adalah suatu peristiwa sejarah dan perkembangan masyarakat


(35)

yang menyangkut berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, keyakinan. Oleh karena itu dalam memahami sejarah haruslah menggunakan pendekatan multidimensional sehingga dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah haruslah dilihat dari berbagai aspek.

2.2. Kerangka Pikir

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model group investigation dengan film dokumenter sebagai medianya pembelajarannya sifat belajarnya adalah berbentuk kelompok. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan film dokumenter sebagai media pembelajarannya. Jika dikaji lebih jauh model group investigation dengan film dokumenter sebagai medianya sangat relevan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, apalagi kalau dikaitkan dengan berbagai kemampuan yang harus dikuasai siswa. Hal tersebut dapat kita katakan bahwa dalam kecakapan berpikir cepat, siswa dituntut memiliki kecakapan menggali dan menemukan informasi, kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan serta kecakapan memecahkan masalah. Selain itu siswa pun dituntut untuk memiliki kecakapan sosial, termasuk kecakapan berkomunikasi dan bekerja sama. Disinilah pentingnya peranan Group investigation. Dan dengan film dokumenter sebagai media pembelajarannya ini dapat menarik minat siswanya, dari yang tidak menarik untuk belajar sejarah karena dengan model pembelajaran yang


(36)

monoton, sehingga menjadi menarik dengan menggunakan media film dokumenter.

Belajar group investigation merupakan pendekatan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran ini guru menyampaikan materi yang akan disajikan dan guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. Setelah itu masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru ke teman kelompoknya. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya dipersiapkan dan dipersentasikan hasil laporannya kepada seluruh kelas. Dan di penghujung pertemuan sebelum siswa melakukan posttest, peneliti memberikan penghargaan ucapan terimakasih kepada kelompok yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam hal menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama pada pertemuan tersebut.

Dengan penggunaan metode pembelajaran Group investigation dan film dokumenter sebagai media pembelajarannya di dalam kelas pada proses belajar mengajar dharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS terutama sejarah menjadi lebih baik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah film dokumenter sebagai medianya. Sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini adalah power point dan LCD


(37)

sebagai media pembelajarannya. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada pelajaran IPS khususnya pelajaran Sejarah.

Kedua media pembelajaran ini akan diuji cobakan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberikan perlakuan dengan diajarkan menggunakan film dokumenter sebagai medianya. Sedangkan kelas kontrol diajarkan menggunakan power point dan LCD sebagai medianya.


(38)

2.3. Paradigma

Keterangan :

Garis kegiatan Garis pengaruh

2.4. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2002: 62). Sedangkan menurut Sugiyono, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta emperis yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 83)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Menggunakan model

pembelajaran film dokumenter

Menggunakan model

pembelajaran power point

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah


(39)

Berdasarkan permasalahan, tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis atau pernyataan sementara yang dapat diambil adalah:

H0 : Tidak adanya pengaruh penggunaan film dokumenter tentang

kehidupan awal manusia purba sebagai media pembelajarannya terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

H1 : Ada pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal

manusia purba sebagai media pembelajarannya terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

Ho: Tidak ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran film dokumenter dengan tanpa media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

H1 : Ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran film

dokumenter dengan tanpa media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.


(40)

REFERENSI

Depdiknas. 2002. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Hal. 849.

Badudu dan Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Hal. 1031.

Arif Sadiman, dkk. 2005. Media Pendidikan Pengertian dan Pendidikannya. Jakarta : Gaung Persada Press. Hal. 70.

Ibid. Hal 17.

Azhar Asyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada. Hal. 49

Yudhi Munadi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta ; Gaung Persada Press. Hal. 88.

Oemar Hamalik. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Hal. 98.

Magdalia Alfian. 2003. Sejarah untuk SMP. Jakarta : PT Glora Aksara Pratama. Hal. 112.

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group. Hal. 241. Ibid. Hal. 249-250.

Triyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. Jakarta : Prestasi Belajar Publisher. Hal. 5.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya. Hal. 11.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 2.


(41)

Nana Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Hal. 22.

Slameto. 2003. Belajar dan Fakta-Fakta Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Renika Cipta. Hal. 54.

Rustam, E Tamburaka. 1997. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah dan Iptek. Jakarta :Pt. Rineka Cipta. Hal. 2.

Suharsimi Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 62.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal. 38


(42)

III. Metode Penelitian

3.1. Metode Yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, yang bertujuan untuk mengetahui apakah sesuatu metode, prosedur, sistem, proses, alat, dan bahan, serta model efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat (Syaiful dan Aswan, 2006:95).

Di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, menurut Sugiyono metode penelitian eksperimen adalah sebuah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012:107). Adapun tujuan dari penelitian eksperimen yaitu untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok kontrol pada perbandingan.


(43)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013.

3.3. Rancangan Penelitian

Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian dengan metode posttest-only control group design. Dalam

desain ini, Sugiyono menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang

masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut

kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012:76).

Pengaruh adanya perlakuan (treatment) disimbolkan dengan (O2:O4)dan

selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan signifikasinya adalah dengan analisis uji beda menggunakan statistik ttest. Jika terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Keterangan:

R = kelompok dipilih secara random X = perlakuan atau sesuatu yang

diujikan

O2 = hasil posttest kelas eksperimen

O4 = hasil posttest kelas kontrol

R

X

O

2


(44)

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi

Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 117). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII1 sampai VII8 di SMP Negri 1 Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 8 kelas.

Tabel 3.1 Data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014

Kelas

Jumlah

Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

VII1 10 21 31

VII2 17 16 33

VII3 12 21 33

VII4 16 17 33

VII5 13 20 33

VII6 14 20 34

VII7 15 19 34

VII8 12 20 32

Total 109 154 263

Sumber data: Petugas TU SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur

Dari tabel di atas, diketahui jumlah siswa yang menjadi populasi dalam penelitian ini terdiri dari 8 kelas dengan jumlah seluruh siswa 263 orang, yang terdiri dari 109 orang siswa laki-laki dan 154 orang siswa perempuan.


(45)

3.4.2. Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono, “Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2012: 85). Pemilihan kelas sebagai sampel dilakukan berdasarkan rata-rata nilai ujian mid semester, dengan mengambil dua kelas yang memiliki rata-rata nilai yang relatif sama. Hal ini dilakukan agar tidak terdapat perbedaan kemampuan awal yang cukup signifikan pada kedua kelas sampel. Setelah terpilih dua kelas sebagai sampel, satu kelas dipilih sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII1dan kelas yang satunya dipilih sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII3.

3.4.3. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Suharsimi Arikunto, 1998: 117). Sampel dalam penelitian ini siswa kelas VII1 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajarannya dan kelas VII3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan power point dan LCD sebagai media pembelajarannya . Penentuan nya ini dipilih secara random.

Tabel 3.2 Data sampel siswa kelas VII SMP Negeri 1 Martapura OKU timur

Kelas

Jumlah

Jumlah Siswa Laki-Laki Perempuan

VII1 10 21 31

VII3 12 21 33


(46)

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 96). Sedangkan menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38).

Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut X dalam

penelitian ini variabel bebas adalah “penggunaan film dokumenter

sebagai media pembelajarannya”.

b. Variabel terikat yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang disebut

variabel Y dalam hal ini variabel terikat adalah “hasil belajar sejarah”.

3.5.2. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel adalah defenisi yang akan dioperasionalkan dan dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan memudahkan pengukurannya, agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan diamati, maka perumusan defenisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut :


(47)

a. Penggunaan media audio visual film dokumenter merupakan suatu model pembelajaran kooperatif. Yang berisikan materi pelajaran tentang kebudayaan awal manusia purba yang berbentuk film.

b. Hasil belajar sejarah adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menerima suatu pengetahuan yang diwujudkan dalam nilai setelah mengikuti tes yang telah diselenggarakan.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Soal posttest

Lembar soal posttest digunakan untuk mengambil data kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan.

2. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno Hadi, 2001:85). Pada penelitian ini, observasi yang dilakukan yaitu dengan cara proses belajar dan mengajar pada kelas yang menjadi kelas eksperimen dan pada kelas yang menjadi kelas kontrol.

3. Dokumentasi

Margono menyatakan bahwa cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau


(48)

studi dokumenter (Margono, 2007:181). Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data kemampuan awal siswa, guna tes kesamaan kemampuan awal sebelum dilakukan perlakuan eksperimen. Dokumen yang akan dipakai adalah nilai Mid Semester kelas VII semester genap.

4. Studi Kepustakaan

M. Nazir menyatakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhada buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan, yaitu teori yang mendukung seperti pengertian media pembelajaran berbasis audio-visual berupa film dokumenter, hasil belajar, dan definisi IPS dll.

3.7. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:

a. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi mengajar.

b. Menentukan populasi dan sampel.

c. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.


(49)

d. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). e. Membuat instrumen tes penelitian.

f. Melakukan validasi instrumen. g. Mengujicobakan instrumen.

h. Melakukan perbaikan instrumen tes.

i. Mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan melakukan kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis audio visual berupa film dokumenter sedangakan untuk kelas kontrol dengan menggunakan media pembelajaran visual berupa power point dan LCD menjadi alat bantunya.

j. Menyusun soal posttest

k. Mengadakan tes pada siswa yang dijadikan sampel penelitian yaitu tes formatif.

l. Menganalisis data. m. Membuat kesimpulan.

3.8. Instrumen Penelitian

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa (soal test essay) Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Item

Memahami lingkungan kehidupan manusia Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia.

Siswa dapat menjelaskan pengertian zaman

prasejarah

1, 2, 8, 9

Siswa dapat menjelaskan teori tentang proses munculnya kehidupan awal manusia


(50)

Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan budaya masyarakat awal

4

Siswa dapat mengidentifikasi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan kepercayaan masyarakat pada masa berburu

5, 6, 7

Jumlah 10

Sumber: Buku IPS SMP kelas VII yang diterbitkan oleh PT.Erlangga sebagai bahan penunjang materi.

Agar mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Oleh karena itu, dilakukan uji validitas, uji reliabilitas.

3.9. Uji Validatas dan Uji Reabilitas Alat Ukur 3.9.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat valid dari suatu instrumen. Suatu intrumen dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid itu berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Penelitian ini digunakan disusun dan disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus (Suharsimi Arikunto 2002:144) .

∑ ∑ ∑


(51)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x : Variabel x y : Variabel y x2 : Kuadrat dari x y2 : Kuadrat dari y

∑xy : Jumlah perkalian x dan y

n : Jumlah sampel

(Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto, 2006:72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05

maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Selain dengan uji statistik, uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated itemtotal correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construct yang kuat (valid).

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu kata yang berhubungan dengan arti kepercayaan. Suatu tes yang dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto adalah ketetapan suatu tes yang dapat diteskan pada objek yang sama, dan untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya harus melihat kesejajaran hasil (Suharsimi Arikunto, 2006: 86), sedangkan menurut Oemar Hamalik reliabilitas merupakan suatu alat


(52)

evaluasi yang menunjukkan ketetapan hasil yang sama (Oemar Hamalik, 2002:158).

Suatu alat ukur itu mempunyai reliabilitas, jika hasil pengukurannya dilakukan tidak jauh berbeda walaupun alat ukur tersebut diukur pada situasi lain, maksudnya adalah suatu objek yang di tes atau diujikan akan mendapat skor atau hasil yang sama bila tes uji tersebut diuji dengan alat uji yang sama pula. Oleh karena itu untuk mengetahui alat ukur dapat dikatakan reliabel ataupun tidak, maka sebelumnya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Salah satu umus untuk menguji atau mengetahui reliabilitas suatu tes, adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(

)

Keterangan:

11

r : koefisien reliabilitas instrumen (tes) k : banyaknya item

2

b

 : jumlah varians dari tiap-tiap item tes

2

t

 : varians total

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen di-perlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.


(53)

Menurut Sayuti dalam Saputri, kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.

b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.

c. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.

d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat

reliabel.

(Saputri, 2010: 30)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlah kan skor setiap nomor soal.

3.10. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analis data untuk melakukan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan dengan menggunakan program SPSS versi 17. Adapun prosedur pengolahan data sebagai berikut.

3.10.1.Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sampel penelitian yang terpilih mempresentasikan populasinya, maka biasanya dilakukan uji normalitas terhadap data tersebut. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273). Langkah-langkah uji normalitasnya adalah sebagai berikut.


(54)

k i i i i

E

E

O

x

1 2 2

a. Hipotesis

H0 : kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal

H1 : kedua kelompok data tidak berasal dari populasi yang

berdistribusi normal b. Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan c. Statistik Uji

Keterangan: i

O = frekuensi harapan i

E = frekuensi yang diharapkan

K = banyaknya pengamatan

d. Keputusan Uji

Tolak H0 jika dengan taraf  = taraf nyata untuk

pengujian. Dalam hal lainnya H0 diterima.

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov. Dengan ketentuan jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

3.10.2.Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan uji levene untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

H0 : Varians sampel homogen


(55)

Ketentuan pengambilan keputusan adalah jika nilai probabilitas atau nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya.

3.10.3.Uji Hipotesis

Setelah data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil belajar siswa dari penelitian yang telah dilakukan. Analisis yang digunakan adalah statistic parametric ataupun statistic nonparametric. Statistik Parametrik digunakan untuk data-data yang memiliki sebaran normal dan homogen. Misalnya: korelasi Pearson, Anova dan lain-lain pada program SPSS versi 17. Dengan menggunakan uji statistik fhitung atau anova bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh

penggunaan media pembelajaran berbasis audio visual berupa film dokumenter dengan media pembelajaran berbasis visual berupa LCD dan power point.

Setelah data penelitian diperoleh, untuk menganalisis data dan untuk menjawab hipotesis mengenai apakah adanya pengaruh penggunaan film dokumenter terhadap hasil belajar siswa. Anova atau analysis of variance (anova) adalah tergolong analisis kompratif lebih dari dua varibel atau lebih dari dua rata-rata. Tujuannya ialah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya data sampel dianggap dapat mewakili populasi.

Anova lebih dikenal dengan Uji – F (Fisher Test), sedangkan arti variansi atau varians itu asal usulnya dari pengertian konsep “Mean Square” atau Kuadrat Rerata (KR) rumus sistematisnya :


(56)

Dimana :

JK = Jumlah Kuadrat (some of square) dk = Derajad Kebebasan (degree of freedom)

Menghitung nilai anova atau Fhitung dengan rumus :

Varians dalam group dapat disebut varians vesalahan (varians galat). Lebih lanjut dapat dirumuskan :

∑ ∑

∑ ∑ ∑

N = Jumlah Keseluruhan sampel (jumlah kasus dalam penelitian) A = Jumlah keseluruhan group sampel


(57)

REFERENSI

Syaiful dan Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hal.95.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Hal. 107.

Ibid. Hal. 76. Ibid. Hal. 117.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 130.

Sugiyono. Op Cit. Hal. 85.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 117.

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Hal. 96. Sugiyono. Op Cit. Hal. 38.

Sutrisno Hadi. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hal.85.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal.181.

M. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 111. Suharsimi Arikunto. Op Cit. Hal. 72.

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Hal. 86.

Oemar Hamalik. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Hal. 158.


(58)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba masa prasejaraha terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur, diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Penggunaan media film dokumenter berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII1 SMP Negeri 1 Martapura OKU

Timur.

2. Metode eksperimen dengan penggunaan media film dokumenter berpengaruh terhadap hasil belajar dan memiliki rata – rata nilai post test sebesar 82,42 sedangkan kelas kontrol dengan penggunaan media power point memiliki rata – rata nilai post test sebesar 71,06.

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyatakan bahwa pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba masa prasejaraha terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur. Model pembelajaran film dokumenter sebagai medianya sangat baik dan dapat dipergunakan pada pembelajaran sejarah.


(59)

5.2. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Media pembelajaran film dokumenter diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif bagi para guru dalam mengajar di kelas, terutama pada pembelajaran sejarah.

2. Pembelajaran dengan media pembelajaran film dokumenter dapat diterapkan pada pembelajaran sejarah untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan optimal, dan melatih komunikasi siswa dalam kelompok serta melatih siswa dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan yang berbentuk C2 (Pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (Analisa), C5 (Sintesa), dan C6 (evaluasi), namun dalam penerapannya harus diimbangi dengan perencanaan yang matang, pengelolaan kelas yang baik, dan pengelolaan waktu yang tepat agar suasana belajar semakin kondusif sehingga memperoleh hasil yang optimal.

3. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai penggunaan media pembelajaran film dokumenter dalam pembelajaran sejarah siswa hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran seluruh siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa bisa mengikuti dengan aktif dan optimal.


(60)

4. Bagi para peneliti, sebaiknya mempersiapkan instrumen tes dan instrumen-instrumen lainnya dengan baik dan matang agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lebih baik.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Magdalia. 2003. Sejarah untuk SMP. Jakarta: PT Glora Aksara Pratama Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada Mutakin, Awan. 1998. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud. Ditjen.

Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Badudu dan Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hamalik, Oemar. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

Nashar, Drs. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Pembelajaran. Jakarta: Delia Press

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Sadiman, Arif, dkk. 2005. Media Pendidikan Pengerian dan Pendidikannya. Jakarta: Gaung Persada Press


(62)

Slameto. 2003. Belajar dan Fakta-Fakta Yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT Renika Cipta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensido

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syaiful dan Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Tamburaka, Rustam E. 1997. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah dan

Iptek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Triyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. Jakarta: Prestasi Belajar Publisher


(63)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur Mata Pelajaran : Pendidikan Sejarah dalam IPS Terpadu

Kelas / Semester : VII/1

Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kehidupan pada masa pr-aksara

di Indonesia

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (satu pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

 Menjelaskan pengertian masa Pra Aksara  Menjelaskankan kurun waktu masa Pra Aksara

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

B. Materi Pembelajaran

 Pengertian dan kurun waktu masa Pra Aksara

C. METODE PEMBELAJARAN  Diskusi

 Tanya Jawab  Tugas

 Group investigation  Film Dokumenter

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama Dan Kedua

1. Kegiatan Pendahuluan

Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

 Apersepsi : Memberi pertanyaan tentang asal usul manusia

 Motivasi : Dijelaskan pentingnya mempelajari manusia yang hidup pada masa pra-aksara

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan pengertian masa Pra Aksara  Menjelaskankan kurun waktu masa Pra Aksara


(64)

melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 Memutar film dokumenter tentang kurun waktu masa Pra Aksara;  Mengarahkan siswa untuk mendiskusikan tentang pengertian dan

kurun waktu masa Pra Aksara;

 Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, maksimal 4 orang untuk mendiskusikan pengertian tentang:

 Pengertian pra aksara

 Pembagian kurun waktu masa pra aksara

 Guru member kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain agar memberikan tnggapan;  Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

 Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;  Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;


(65)

F. Penilaian hasil belajar

1) Kognitif : Pengetahuan siswa tentang pengertian masa pra aksara dan kurun waktu masa pra aksara

2) Psikomotor : Lembar penilaian psikomotorik berupa lembar kerja kelompok.


(66)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur Mata Pelajaran : Pendidikan Sejarah dalam IPS Terpadu

Kelas / Semester : VII/1

Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kehidupan pada masa pr-aksara di Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (dua pertemuan)

G. Tujuan Pembelajaran

 Menyebutkan jenis-jenis manusia purba di indonesia

 Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang hidup pada masa Pra Aksara

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

H. Materi Pembelajaran

 Jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang hidup pada masa Pra Aksara

I.METODE PEMBELAJARAN  Diskusi

 Tanya Jawab  Tugas

 Group investigation  Film Dokumenter

J. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama Dan Kedua

2. Kegiatan Pendahuluan

Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

 Apersepsi : Memberi pertanyaan tentang jenis-jenis manusia purba

 Motivasi : Dijelaskan pentingnya mempelajari manusia yang hidup pada masa pra-aksara

3. Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:


(67)

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 Memutar film dokumenter tentang jenis-jenis manusia purba

 Mengarahkan siswa untuk mendiskusikan tentang jenis-jenis manusia purba dan mengidentifikasikan jenis manusia purba yang hidup pada masa pra aksara.

 Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, maksimal 5 orang untuk mendiskusikan pengertian tentang :

 jenis jenis manusia purba di Indonesia

 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain agar memberikan tanggapan

 Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;


(68)

(69)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur Mata Pelajaran : Pendidikan Sejarah dalam IPS Terpadu

Kelas / Semester : VII/1

Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kehidupan pada masa pr-aksara di Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (dua pertemuan)

K. Tujuan Pembelajaran

 Siswa mampu mendeskripsikan pengertian zaman prasejarah

 Siswa mampu mendeskripsikan teori tentang proses munculnya kehidupan awal manusia

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

L. Materi Pembelajaran

 Pengerian zaman prasejarah

Zaman prasejarah adalah zaman manusia belum mengenal tulisan  Teori tentang proses munculnya kehidupan awal manusia

Teori tentang proses munculnya kehidupan awal manusia adalah

 Arkaekum diperkirakan zaman paling tua, berumur 2.500 juta tahun yang lalu, kulit bumi masih sangat panas.

 Paleozoikum berumur 340 juta tahun yang lalu, telah muncul tanda-tanda kehidupan di permukaan bumi. Dan berangsur-angsur menjadi dingin, telah ada hewan bertulang belakang seperti amfibi dan binatang melata.

 Mesozoikum berumur 150 juta tahun yang lalu, dimana bentuk kehidupan sudah beranekaragam, binatang bertubuh besar seperti dinosaurus, jenis-jenis burung.  Neozoikum 60 juta tahun yang lalu,kehidupan pada zaman ini sudah sangat

berkembang, seperti berbagai jenis monyet dank era telah berkembang pesat.

M. METODE PEMBELAJARAN  Diskusi

 Tanya Jawab  Tugas

 Group investigation  Film Dokumenter


(1)

Suasana kelas ekperimen dalam model group investigation

Suanasa kelas ekperimen berdiskusi mengenai tugas yang diberikan berkaitan dengan Film dokumenter


(2)

(3)

Gambar 1 : Kehidupan keluarga manusia purba

Sumber:

https://www.google.co.id/search?q=kehidupan+awal+manusia+indonesia&source=lnms&tbm=is ch&sa=X&ei=Ty3yUra2FcaIrQfEpoHYDA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=639#facrc

=_&imgrc=R9TZIG4Cmwxq-M%253A%3B_cAVHT74C5vcvM%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.sridianti.com%252Fcdn %252Fwp-content%252Fuploads%252F2011%252F09%252FGambar-4.1-Kehidupan-keluarga- manusia-purba.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fbudisma.web.id%252Fawal-kehidupan-sosial-ekonomi-dan-budaya-di-indonesia%252F%3B448%3B269


(4)

Gambar 2 : Manusia Purba Sedang Mencari Makanan

Sumber:

https://www.google.co.id/search?q=kehidupan+awal+manusia+indonesia&source=lnms&tbm=is ch&sa=X&ei=Ty3yUra2FcaIrQfEpoHYDA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=639#facrc =_&imgdii=_&imgrc=pYUIqAgU8BhUIM%253A%3B_cAVHT74C5vcvM%3Bhttp%253A%2

52F%252Fwww.sridianti.com%252Fcdn%252Fwp- content%252Fuploads%252F2011%252F09%252FGambar-4.2-Manusia-Purba-Sedang- Mencari-Makanan.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fbudisma.web.id%252Fawal-kehidupan-sosial-ekonomi-dan-budaya-di-indonesia%252F%3B608%3B267


(5)

Gambar 3 : Kehidupan zaman manusia purba

Sumber:

https://www.google.co.id/search?q=kehidupan+awal+manusia+indonesia&source=lnms&tbm=is ch&sa=X&ei=Ty3yUra2FcaIrQfEpoHYDA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=639#facrc

=_&imgdii=_&imgrc=JAJ0C7onk9t49M%253A%3BX-4C1hDihQnJ0M%3Bhttp%253A%252F%252Ffemale.store.co.id%252Fimages%252FImage%2 52Fimages%252Fkehidupan%252520zaman%252520manusia%252520purba.jpg%3Bhttp%253 A%252F%252Ffemale.store.co.id%252Fkehidupan_zaman_manusia_purba_info2028.html%3B 450%3B375


(6)

Gambar 4 : Manusia purba sedang menikmati buruannya

Sumber :

https://www.google.co.id/search?q=kehidupan+awal+manusia+indonesia&source=lnms&tbm=is ch&sa=X&ei=Ty3yUra2FcaIrQfEpoHYDA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=639#facrc =_&imgdii=_&imgrc=PwybFxoaupMFkM%253A%3BJml_aPYJmXk3cM%3Bhttp%253A%25 2F%252Fbudisma.web.id%252Fwp-content%252Fuploads%252F2011%252F09%252FTradisi-

Sejarah-Masyarakat-Masa- Praaksara.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fbudisma.web.id%252Ftradisi-sejarah-masyarakat-masa-praaksara%252F%3B850%3B574


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 6 195

PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER SEJARAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI DI KABUPATEN PURWOREJO

0 10 86

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBUL TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 5 21

PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS-SEJARAH : Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V di SDN 1 Jayagiri Lembang.

2 8 49

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII di SMP Pasundan 4 Bandung.

0 0 42

Efektivitas Penggunaan Media Film Dokumenter pada mata Pelajaran Sosiologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konflik Sosial Pada Siswa Kelas XI IPS SMA PGRI 1 Pati.

0 0 2

Penggunaan VCD Pembelajaran Sejarah Pada Materi Kehidupan Manusia Purba Di Indonesia Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas X-3 Semester 2 SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2008/2009.

0 0 85

PERSEPSI SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH MENGGUNAKAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 36 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

0 0 86

this PDF file PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 1 SINDUE | Muliana | Katalogis 1 PB

0 0 12

PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER PETI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 PONTIANAK

0 1 12