menunjanag yaitu: komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai individu pemilik sikap,
komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut emosional, dan konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki seseorang.
36
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat kita bedakan menjadi dua macam, yakni :
1 Faktor Internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa. 2
Faktor Eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
37
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap
ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik faktor eksternal umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak
mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi tinggi faktor intrernal dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya faktor eksternal, mungkinakan
36
Ahmad Susanto, Teori...,12
37
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung:PT Sinar Baru Algensindo,2000,h.40
memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang berprestasi
tinggi dan berprestasi rendah atau gagal sama sekali. 1.
Faktor Internal Siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek,
yakni :a aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah, b aspek psikologis yang bersifat rohaniah.
a. Aspek Fisiologi
Kondisi umun jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat
menurunkan kualitas ranah cipta sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan agar jasmani tetap bugar,
siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan
yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan bersinambungan. Hal ini penting sebab kesalahan pola makan minum dan istirahat akan menimbulkan
reaksi tegangan otot yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan juga sangat mempengaruhi kemampuan
siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khusus yang disajikan di kelas. Daya pendengaran dalam penglihatan siswa yang rendah, umpamanya
akan menyulitkan sensory register dalam menyerap item-item informasi yang bersifat gema dan citra. Akibat negatif selanjutnya adalah terhambatnya
proses informasi yang dilakukan oleh sistem memori siswa tersebut. b.
Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun,
diantara faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berulit: tingkat kecerdasan intelegensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. a
Intelegensi Siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan
persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam
hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran
organ-organ tubuh lainnya , lantaran otak merupakan “menara pengontrol”
hampir seluruh aktivitas manusia. Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tak dapat diragukan
lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraioh sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemapuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk
memperoleh sukses.
38
b Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, pada mata pelajaran yang
disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebalinya sikap negatif siswa apabila jika diiringi kebencian
terhadap mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
Diantara yang termasuk dalam rasa percaya diri adalah sikap siswa. Jika siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi maka dalam
38
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar...,h.147