KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL BELAJAR AL-QUR'AN HADITS SISWA MI ROUDLOTUL MUTA'ALLIMIN MENGANTI-GRESIK.

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Nur Rohmatus Sa’adah D71212154

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TERBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(2)

Nama

:Nur Rohmatus Sa'adah

NIM : D7l2l2l54

Fakultas /

Jurusan

: Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Desember 2015 METTEIR-AII

I'r.i

ffiAllPEIL

Efui 1ffiEf-- ;a,

-':-;;

"+r;''

{m7FADF437105524

-ffir++

#

EqTRTBURUPTAH ry-Nur Rohmatus Sa'adah


(3)

\ama :

Nur Rohmatus Sa'adah

\im

.

D7l2l2l54

Judul

: KORELASI

ANTARA RASA PERCAYA

DIRI

DENGAN HASIL

BELAJAR AL.QUR'AN

HADITS

SISWA

MI

ROUDLOTUL

MUTA'ALLIMIN MENGANTI-GRESIK

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk disajikan.

Srrabaya, 07 Januari 2016 Pernbimbing,

Dr. Damanhuri. MA NIP. 195304101 98803 1001


(4)

Surabaya, 09 Februari 2016

Mengesahkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

NrP. 19s10815198103100s

lv

ri Sunan Ampel Surabaya

Dr-Samanhuri.-MA NIP. 195304101988031001

Dfr. Svamsudin. M.A NIP. 19670912 1996031003


(5)

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya rasa percaya diri siswa terhadap hasil belajar Al-Qur’an Hadits. Kurangnya rasa percaya diri memberikan dampak sulitnya mencapai tujuan pembelajaran bagi pelaku pendidikan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1)Bagaimana Rasa Percaya

Diri Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik ? (2)Bagaimana Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik ? (3) Adakah Korelasi antara Rasa Percaya diri dengan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits

siswa di MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik ?

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan teknik wawancara adalah dengan wawancara terbuka, pada teknik observasi adalah dengan panduan lembar observasi guru dan siswa, sedangkan pada teknik angket menggunakan kisi-kisi dan butir-butir soal angket.

Hasil penelitian ini dapat diperoleh sebagai berikut: (1)Rata-rata rasa percaya

diri siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata rasa percaya diri siswa sebesar 29,46, yang terdapat pada interval 28-36 dan termasuk dalam kategori tinggi. (2) Hasil belajar Al-Qur’an Hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik mencapai rata-rata 73. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran termasuk dalam kriteria baik. (3)Dapatlah diketahui bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara rasa percaya diri dengan hasil belajar mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik. Hal ini terbukti dari perhitungan korelasi product moment, yakni 0,301. rhitung yang diperoleh tersebut

dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikasi 5% 0,220 dan 1% 0,286,

menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel, dengan demikian maka hipotesis nihil

(Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) ini berarti bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Jika rhitung diinterpretasikan

pada tabel intrepretasi r product moment maka berada dalam kisaran 0,20 – 0,40, yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi antar kedua variabel tetapi korelasi itu lemah atau rendah.


(6)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

HALAMAN MOTTO...v

HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...iv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...5

E. Penelitian Terdahulu...6

F. Definisi Operasional...7

G. Batasan Masalah...11


(7)

iii

A. Percaya Diri...14

1. Pengertian Percaya Diri...14

2. Macam-macam Percaya Diri...16

3. Manfaat Percaya Diri...21

4. Tujuan Percaya Diri...23

5. Sebab Munculnya Percaya Diri...24

B. Hasil Belajar...25

1. Pengertian Hasil Belajar...25

2. Macam-macam Hasil Belajar...27

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar...30

C. Materi Al-Qur’an Hadits...37

1. Pengertian Al-Qur’an Hadits...37

2. Tujuan dan Manfaat Al-Qur’an Hadits...41

3. Ruang Lingkup Materi Al-Qur’an Hadits Madrasah Ibtidaiyah...42

D. Korelasi Antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar...42

E. Hipotesis Penelitian...44

BAB III METODE PENELITIAN...46

A. Jenis Penelitian...46


(8)

iv

F. Metode Analisa Data...56

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN...59

A. Gambaran Umum Objek Penelitian...59

B. Penyajian dan Analisa Data...64

BAB V PENUTUP...89

A. Kesimpulan...89

B. Diskusi...90

C. Saran...92


(9)

v

Tabel 4.1 Keadaan guru dan karyawan...60

Tabel 4.2 Jumlah siswa-siswi...62

Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa...63

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Mean Rasa Percaya Diri Siswa...70

Tabel 4.5 Kualitas variabel Hasil Angket Rasa Percaya Diri...71

Tabel 4.6 Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits...72

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skormean Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits...78

Tabel 4.8 Kualitas variabel hasil belajar mata pelajaran al-qur’an hadits...79


(10)

vi

Surat Tugas...98

Surat Izin Penelitian...99

Surat Keterangan Penelitian...100

Kartu Konsultasi...101

Lembar Wawancara Terbuka...102


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

perkembangan dan perwujudan diri individu, selain dari pada itu “Pendidikan

juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia dalam rangka upaya mewujudkan

tujuan yang diharapkan”.

Dalam Pendidikan Agama Islam, banyak sekali usaha yang dilakukan oleh para ahli pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas Agama Islam. Suatu usaha yang diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi pengembangan sistem pendidikan di indonesia, dan sekaligus hendak memberikan konstribusi dalam menjabarkan makna Pendidikan Nasional yang berfungsi:

“Mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


(12)

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Oleh karena itu, menjadi penting Pendidikan Agama Islam bagi anak didik untuk penanaman nilai-nilai islam, dengan tidak melupakan etika sosial. Dalm hal ini hasil belajar siswa memiliki konstribusi besar, agar anak itu mampu menjadi siswa yang berkualitas, memiliki kecardasan intelaktual, emosional dan spiritual yang berimbang. Sehingga dapat direalisasikan dalm kehidupan sehari-hari dengan bentuk sikap berbudi pekerti luhur dan bermartabat serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mengingat betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka jelaslah kiranya bahwa dalam rangka usah kita untuk mewujudkan suatu pendidikan yang berhasil dan menjadi anak didik semangat belajar untuk belajar, maka perlu adanya seorang pendidik yang profesional.

Percaya diri merupakan modal dasar seorang anak manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Ketika baru dilahirkan, seorang anak sangat bergantung pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses selanjutnya anak berhasil bertahan hidup dan makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Kehidupsan keluarga yang hangat dan hubungan antar keluarga yang erat akan memberikan rasa

1

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam:Di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005),h.16


(13)

aman. Selanjutnya rasa aman ini memungkinkan anak akan memperoleh modal dasar percaya diri. Dengan percaya diri anak akan tumbuh dalam pengalaman dan kemampuan dan akhirnya menjadi pribadi yang sehat dan mandiri. 2

Ada dua jenis percaya diri yaitu percaya diri batin dan lahir. Percaya diri batin adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Sedangkan percaya diri lahir memungkinkan kita untuk tampil dan berperilaku dengan cara yang menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita yakin akan diri kita. Dan karena jenis percaya diri batin dan percaya diri lahir saling mendukung, keduanya membentuk sesuatu yang lebih kuat dan efektif dari pada jumlah bagian-bagiannya.3

Oleh karena itulah sifat percaya diri tidak hanya harus dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak didik juga memerlukannya dalam perkembangnannya menjadi dewasa.

Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pemanfaatan hasil belajar adalah cara lain untuk mempertahankan ilmu pengetahuan yang telah diterima dari kegiatan belajar.

2

Anita Lie, 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak, (Jakarta: Gramedia,2003),h.5

3


(14)

Pemanfaatan hasil belajar ini bisa dengan cara mempelajari hal-hal yang lain atau mengamalkannya pada teman yang memerlukannya.4

Secara sederhana hasil belajar siswa merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. 5

Sejalan dengan pemikiran itu, dalam penelitian ini akan diungkap apakah rasa percaya diri siswa berkorelasi dengan hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran Qur’an Hadits, dengan hal itu dilakukan karena alasan apakah

hasil belajar siswa yang sudah didapat didalam kelas itu berpengaruh dengan rasa percaya diri siswa tersebut.

Berangkat dari kerangka berfikir diatas, mak apenulis tertarik untuk

mengkaji masalah hubungan pembelajaran Qur’an hadits terhadap rasa

percaya diri siswa. Untuk itu peneliti mengangkat judul “Korelasi Antara

Rasa Percaya Diri Dengan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa MI

Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik.

4

Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2002)h.58

5

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2014),h.5


(15)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Rasa Percaya Diri Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik ?

2. Bagaimana Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti Gresik ?

3. Adakah Korelasi antara Rasa Percaya diri dengan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits siswa di MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Rasa Percaya Diri siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik.

2. Untuk mengetahui Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti Gresik

3. Untuk membuktikan adanya Korelasi antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sangat penting karena dari hasil ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa

Untuk meningkatkan dan memberi dorongan kesuksesan prestasi disebabkan keaktifan belajar siswa secara konsisten atau istiqomah.


(16)

Membantu dan meningkatkan dalam mengembangkan sumber daya manusia berupa Ipteks ( Ilmu pengetahuan teknologi dan seni) dan Imtaq (Iman dan Taqwa) dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat di lingkungannya.

3. Bagi pendidik

a. Setelah diadakan penelitian diharapkan lebih ditingkatkan perhatian orang tua kepada anaknya sehingga tercapai pendidikan yang bermutu dan sempurna dalam proses belajar mengajar.

b. Memberikan sumbangsih dalam meningkatkan proses belajar mengajar secara sempurna.

c. Dapat dijadikan acuan dalam menjalankan proses belajar mengajar yang berkualitas dan bermutu dalam mengatasi kebodohan dan kemiskinan.

E. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an hadits telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Berbagai faktor yang berhubungan dengan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an hadits telah digunakan sebagai bahan penelitian seperti :

Skripsi M.Syukron Mazidi Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya (2013), dengan judul “Korelasi Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Qur’an Hadits Kelas VII Terhadap Cara Baca Al-Qur’an di MTS NU Trate Gresik.


(17)

Skripsi Nur Wahidatur Rohmah Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya (2014), dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Hadits Niat dan Silaturrahmi Siswa Kelas IV MI Salafiyah Bahauddin Taman Sidoarjo Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)”.

Skripsi Siti Muslimatun Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya (2009), dengan judul “Korelasi Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Al-Qur’an Hadits di

MTS Nurul Fatah Gedangan Sidayu Gresik”.

Ketiga penelitian diatas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada tingkat percaya diri dan hasil belajar Al-Qur’an hadits. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Korelasi Antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar Al-Qur’an

Hadits Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik”. Dengan demikian, keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut. Definisi operasional


(18)

memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.6

Untuk menghindari kesalahfahaman dalam penafsiran istilah yang dipergunakan, dalam proposal ini perlu kiranya penulis menjelaskan pengertian dan istilah yang terdapat didalamnya seperti dibawah ini :

1. Korelasi

Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat.7

Jadi yang dimaksud korelasi disini adalah suatu keadaan yang berhubungan atau di hubungkan.

2. Percaya diri

Percaya adalah mengakui atau meyakinkan akan sesuatu.8

Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement)diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang induvidu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.

6

Jonathan sarwono, Metode Penelitian Kuantutatif dan Kualitatif,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006),h.27

7

Meity Taqdir Qadratillah, dkk., Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), h. 246

8


(19)

Ada dua jenis percaya diri yaitu percaya diri batin dan lahir. Percaya diri batin adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Sedangkan percaya diri lahir memungkinkan kita untuk tampil dan berperilaku dengan cara yang menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita yakin akan diri kita. 9

Dari uraian dia atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan sikap individu yang mampu untuk mengembangkan nilai positif baik terhdap diri sendiri ataupun terhadap lingkungan yang dihadapi. Rasa percaya diri merujuk pada aspek kehidupan individu, dimana individu tersebut merasa memiliki kompetensi, yakni mampu dan percaya bahwa dia bisa, karena didukung pengalaman, prestasi serta harapan terhadap dirinya sendiri.

3. Hasil belajar

Hasil adalah suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja, berhasil sukses.10

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.11 Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

9

Gael Lindenfield, Mendidik Anak Agar Percaya Diri, (Jakarta: Arcan, 1997),h. 4

10

Hartono, Kamus Praktik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 53

11


(20)

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.12

Dari beberapa devinisi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang nampak setelah berakhirnya perbuatan belajar baik perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan, karena didorong dengan adanya suatu usaha dari rasa ingin terus maju untuk menjadikan diri menjadi lebih baik.

4. Qur’an Hadits

Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.13

Hadits adalah riwayat yang berhubungan dengan kehidupan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.14

Al-qur’an hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada

12

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2014),h.5

13

Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h.228.

14


(21)

peserta didik untuk memahami dan mencintai al-qur’an dan hadits sebagai sumber ajaran islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.15

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Qur’an hadits merupakan suatu bidang studi yang banyak menekankan pada ingatan dan

kemampuan siswa mengaplikasikan kandungannya, dan Qur’an hadits

juga sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan islam yang didalamnya berisi kandungan Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber hukum islam.

Berdasarkan penjabaran arti dalam judul diatas, maka dapat diambil maksud dari penulisan proposal: KORELASI ANTARA RASA

PERCAYA DIRI DENGAN HASIL BELAJAR Al-QUR’AN HADITS

DI MADRASAH IBTIDAIYAH ROUDLOTUL MUTA’ALLIMIN

MENGANTI GRESIK adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara rasa percaya diri dengan hasil belajar Al-Qur’an hadits siswa di MI

Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik.

G. Batasan Masalah

Sangatlah penting bagi penulis dalam membatasi masalah untuk membuat pembaca mudah memahaminya. Dalam proposal ini penulis hanya memfokuskan pada : Korelasi Antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar

15

Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011),46


(22)

Al-Qur’an Hadits siswa yang difokuskan pada siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti Gresik. H. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh penulis membagi beberapa sistematika pembahasan penelitian menjadi lima bab dengan rincian sebagai berikut :

Bab I: PENDAHULUAN

Dalam Bab ini berisi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Peneleitian, Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Definisi Operasioanl, Batasan Masalah, Sistematika Pembahasan.

Bab II: KAJIAN TEORI

Dalam Bab ini yang di bahas dalam point A. Percaya Diri, yang meliputi a).pengertian percaya diri, b).macam-macam percaya diri, c).manfaat percaya diri dan d).tujuan percaya diri. Sedangkan yang dibahas pada point B. Hasil Belajar, yang meliputi a).Pengertian Hasil Belajar, b).Macam-macam Hasil Belajar dan c).Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Sedangkan pada point C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits, yang meliputi a). pengertian Al-Qur’an Hadits, b). tujuan dan manfaat pembelajaran Al-Qur’an hadits dan c). ruang lingkup pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Pada point D. Hipotesis Penelitian. Dan pada point E. Korelasi Antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar.


(23)

Bab III: METODE PENELITIAN

Dalam Bab ini berisi tentang : Jenis Penelitian, Variabel dan Indikatornya, Populasi dan Sampel, Data yang Diperlukan dan Sumber data, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data.

Bab IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dalam Bab ini berisi tentang: Gambaran Umum Objek Penelitian, Penyajian dan Analisa Data.

Bab V: PENUTUP


(24)

14

A. Percaya Diri

1. Pengertian Percaya Diri

Pendidikan diharapkan bisa menjadikan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Sehingga ia dapat mkewujudkan dirinya dan memfungsikan sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadi dan lingkungannya.16 Pendidikan juga sebagai upaya dalam menciptakan manusia dewasa dalam arti bahwa peserta didik dapat menjadi manusia dewasa yang kompleks yaitu dengan menentukan sebuah keajaiban memecahkan masalah dan bertanggung jawab atas segala keputusannya untuk menuju itu maka harus ada kepercayaan. Hal inilah yang kemudian disebut dengan self confident

(kepercayaan diri).

Menurut Tarsis Tasmudji syarat utama agar anak didik bisa mandiri dalam segala tindakan yaitu jika anak didik percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya. Bahwa apa yang mereka lakukan itu baik dan benar. Tanpa kepercayaan diri maka timbul keraguan dalam segala tindakannya. Bahkan

16

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,1999)h,6


(25)

kadang-kadang dapat menyebabkan tidak berani berbuat apapun termasuk dalam menyelasaikan suatu tugas tanpa mengharapkan bantuan orang lain.17

Dari uraian diatas maka definisi dari rasa Percaya Diri (Self Confidence) menurut Gael Lindenfield adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement)diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang induvidu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. 18

Percaya diri merupakan modal dasar seorang anak manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Ketika baru dilahirkan, seorang anak sangat bergantung pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses selanjutnya anak berhasil bertahan hidup dan makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

Menurut Anita Lie Kehidupaan keluarga yang hangat dan hubungan antar keluarga yang erat akan memberikan rasa aman. Selanjutnya rasa aman

17

Tarsis Tasmudji, Pengembangan Diri, (Yogyakarta: Liberty,1998)h,101

18


(26)

ini memungkinkan anak akan memperoleh modal dasar percaya diri. Dengan percaya diri anak akan tumbuh dalam pengalaman dan kemampuan dan akhirnya menjadi pribadi yang sehat dan mandiri. 19

Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa rasa percaya diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri dan yakin pada kekuatan dan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik untuk diselesaikan tanpa mengharap bantuan dari orang lain atau temannya dan didasari dengan memiliki konpetensi yaitu mampu dan percaya dia bisa menyelesaikan tugas tersebut. Dengan rasa percaya diri anak didik akan bersikap tenang dalam berbagai situasi termasuk dalam menyelesaikan tugas dan tidak akan takut untuk berprestasi di sekolah, mereka juga tidak akan merasa rendah diri karena minder dan tidak akan ragu dalam bertindak walaupun itu penuh resiko sebab ia yakin akan kemampuan dirinya sendiri.

2. Macam-macam Percaya Diri

Adapun macam-macam dari percaya diri adalah: a. Percaya diri lahir

Percaya diri lahir yaitu memungkinkan individu untuk tampil dan berperilaku dengan cara menunjukkah kepada dunia luar bahwa individu yakin akan dirinya. Untuk memberi kesan percaya diri pada dunia luar,

19


(27)

individu perlu mengembangkan tiga bidang keterampilan, yaitu : komunikasi, ketegasan dan pengendalian perasaan.

1) Komunikasi

Dengan memiliki dasar yang baik dalam bidang keterampilan berkomunikasi, anak-anak misalnya akan dapat :

a) Mendengarkan orang lain dengan tepat, tenang, dan penuh perhatian.

b) Tahu kapan dan bagaimana berganti pokok pembicaraan dari percakapan biasa yang lebih mendalam.

c) Berbincang dengan memakai nalar dan secara fasih. d) Berbicara didepan tanpa rasa takut.

2) Ketegasan

Kalau kita bisa mengajarkan sikap tegas kepada anak-anak, jarang sekali mereka akan berlaku agresif dan pasif demi mendapatkan keberhasilan dalam hidup dan hubungan sosialnya, rasa percaya diri akan bertambah karena mereka akan dapat:

a) Tahu bagaimana melakukan kompromi yang dapat diterima dengan baik.

b) Memberi dan menerima kritik yang membangun. c) Mengajukan keluhan secara efektif.


(28)

3) Pengendalian perasaan

Perasaan harus dikelola dengan baik agar perasaan tersebut dapat dikendalikan atau dikontrol dengan baik. Pengendalian perasaan dengan baik akan bisa menjaga kontrol emosi yang baik pada diri anak-anak.

Kalau perasaan tidak dikelola dengan baik, maka bisa membentuk suatu kekuatan besar yang tidak terduga. Kadang-kadang menyenangkan dan menarik untuk membiarkan hati memerintah pikiran, tetapi pada umumnya dalam hidup sehari-hari kita perlu mengendalikan perasaan kita. Kalau anak-anak tahu cara mengendalikan diri maka anak-anak dapat:

a) Lebih percaya diri karena tidak khawatir akan lepas kendali. b) Berani menghadapi tantangan dan resiko karena mereka bisa

mengatasi rasa takut, frustasi dan khawatir.

c) Menghadapi kesedihan secara wajar karena mereka tidak takut kalau kesedihan itu akan membebani dan menekan mereka selamanya.20

20


(29)

b. Percaya diri batin

Percaya diri batin yaitu kepercayaan diri yang memberikan kepada individu perasaan dan anggapan bahwa individu dalam keadaan baik. Ada tiga ciri utama yang khas pada orang yang mempunyai kepercayaan diri batin yang sehat. Ketiga ciri itu adalah:

1) Cinta diri

Orang yang percaya diri mencintai diri mereka, dan cinta diri ini bukanlah sesuatu yang dirahasiakan. Jelaslah bagi orang luar bahwa mereka peduli tentang diri mereka karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri. Dengan unsur percaya diri batin inilah anak-anak akan:

a) Mempertahankan kecenderungan alamiah mereka untuk menghargai baik kebutuhan jasmani maupun rohaninya.

b) Mempunyai cukup alasan dalam usaha mereka untuk memenuhi kebutuhan ini , mereka tidak akan menyiksa diri mereka sendiri dengan rasa bersalah setiap kali meminta atau memperoleh sesuatu yang mereka inginkan.


(30)

c) Bangga akan sifat-sifat mereka yang baik dan memusatkan diri untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.21

2) Pemahan diri

Pemahaman diri merupakan suatu bentuk upaya pencitraan diri seseorang tentang bagaimana individu tersebut memahami akan kekurangan dan kelebihannya. Maka individu tersebut akan membentuk rasa percaya diri yang timbul dari pemahaman dirinya.

Orang dengan percaya diri batin juga sangat sadar diri. Mereka tidak terus menerus merenungi diri sendiri tetapi mereka memikirkan perasaan dan pikiran mereka. Kalau anak memiliki pemahaman yang baik maka mereka akan:

a) Mengenal kelemahan dan keterbatasan mereka dan karena itu kecil kemungkinan mereka membiarkan diri mengalami kegagalan berulangkali.

b) Terbuka untuk menerima umpan balik dari orang lain dan tidak selalu melonjak untuk membela diri begitu dikritik orang.

c) Mau dan sedia mendapat bantuan dan pelajaran karena mereka bukan orang yang serba tahu.22

21

http://www.e-jurnal.com/2014/03/jenis-jenis-kepercayaan-diri.html. Diakses pada 24 November 2015

22http://ayyudud’sworld.com/2013/03/31/pemahaman

-diri-konsep-diri-dan-potensi-diri.html. Diakses 24 November 2015


(31)

3) Berpikir positif

Orang yang percaya diri biasanya merupakan teman yang menyenangkan, salah satu sebabnyaialah karena mereka bisa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharap serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. Dengan kekuatan batin yang penting ini anak-anak akan:

a) Percaya bahwa kebanyakan masalah bisa diselesaikan.

b) Mau bekerja meskipun ada perubahan yang membuat frustasi karena mereka suka pada pertumbuhan dan perkembangan.

c) Bersedia menghabiskan waktu dan energi untuk belajar dan melakukan tugasnya karena mereka percaya bahwa akhirnya tujuan mereka akan tercapai.23

3. Manfaat Percaya Diri

Adapun manfaat dari percaya diri adalah: a. Hidup lebih berkualitas

Dengan percaya diri anak-anak akan semakin membuat diri menjadi berkualitas karena dengan percaya diri anak-anak akan selalu melakukan hal-hal yang positif yang dapat membawa manfaat bagi orang

23


(32)

lain dan membuat hidup mereka lebih berkualitas lagi untuk orang lain disekitarnya.

b. Membuka pintu kesuksesan

Dengan percaya diri pintu kesuksesan akan terbuka lebar karena anak-anak akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk meraih apa yang mereka inginkan. Anak-anak akan selalu mencoba tanpa merasa ragu apakah yang dilakukan akan gagal atau berhasil. Dengan selalu mencoba dengan adanya rasa ragu maka maka anak-anak akan sukses pada masa depannya kelak.

c. Hidup lebih santai

Dengan percaya diri anak-anak akan merasa hidup mereka lebih santai dan tenang karena anak-anak tidak takut ataupun merasa ragu dalam menghadapi setiap masalah yang datang menghalangi hidup mereka sehingga hidup mereka kedepannya akan terasa ringan seperti tanpa adanya beban untuk kehidupannya kelak.

d. Jauh dari rasa khawatir

Dengan percaya diri anak-anak akan selalu merasa yakin pada setiap langkah mereka, dan menjalani kehidupan ini tanpa perlu merasa


(33)

khawatir terhadap apa yang akan terjadi dalam hidup mereka. Jadi anak-anak kedepannya akan selalu berpikir positif untuk menjalani hidupnya dan tanpa ada rasa khawatir.

e. Menambah semangat dalam berusaha

Dengan percaya diri Anak akan lebih semangat dalam menjalani setiap aktivitas yang mereka kerjakan karena mereka akan jauh lebih menikmati sejauh mana anak tersebut sudah berusaha. Dengan adanya semangat dalam berusaha anak-anak akan mendapatkan apa yang selalu mereka inginkan tanpa susah payah.24

4. Tujuan Percaya Diri

Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Ini disebabkan karena mereka punya pikiran yang jelas mengapa mereka melakukan tindakan tertentu dan mereka tahu hasil apa yang bisa diharapkan. Dengan unsur ini yang memperkuat rasa percaya diri adalah:

1) Terbiasa menentukan sendiri tujuan yang biasa dicapai tidak selalu harus bergantung pada orang lain untuk melakukan kegiatannya. 2) Punya lebih banyak energi dan semangat karena mereka

mempunyai motivasi.

24

Lihat : http://tetti.blogspot.com/2012/01/19/analisis-bahasa-percaya-diri.html (17 November 2015)


(34)

3) Lebih tekun karena menyadari bahwa langkah-langkah yang kecil dan kadang-kadang membosankan sekalipun mempunyai tujuan. 4) Belajar menilai diri sendiri karena mereka bisa memantau

kemajuannya dilihat dari tujuan yang mereka tentukan sendiri. 5) Mudah membuat keputusan karena mereka tahu betul apa yang

mereka inginkan dan butuhkan dari hasilnya.25

5. Sebab Munculnya Percaya Diri

Dunia mempunyai hak untuk mengetahui, betapa tinggi anggapan terhadap diri kita sendiri. Apabila kita pertama kali terjun ke masyarakat, maka semua orang melihat wajah dan mata kita dengan cermat untuk mengetahui betapa tinggi anggapan terhadap diri sendiri. Jika mereka tidak melihat adanya rasa percaya diri sendiri pada mata kita, maka tentunya mereka tidak usah bertanya-tanya kepada diri sendiri terlalu rendah. Mereka tahu bahwa selayaknya menilai diri kita lebih tepat dari pada orang lain.26

Barbara De Angelis mengatakan bahwa percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segala yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Ia terbina dari keyakinan diri sendiri, bukan dari karya-karya kita walaupun karya-karya itu sukses.27

25

Gael Lindenfield, Mendidik Anak Agar Percaya Diri, (Jakarta: Arcan,1994),h.4

26

Orison Swett Marden, Pola Kehidupan Dan Perjuangan, (Jakarta: Gunung Jati, 1978), h.120

27

Barbara De Angelis, Confidence Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997),h.17


(35)

Menurut Thursan Hakim, rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang. Ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses:

a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang

dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya. c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap

kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.

d. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.28

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja, berhasil sukses.29

28


(36)

Hasil adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan.30 Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan, yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.31

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, baiasanya guru menetapkan tujuan belajar.32

Menurut Hamalik memberikan pengertian tentang hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan tidak tahu menjadi tahu.33

29

Hartono, Kamus Praktik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),h. 53

30

Jihad dan Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta:Multi Pressindo,2010),h.14

31

Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-1, h. 13

32

Ahmad Susanto, Teori Belajar& Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group,2014),5

33


(37)

Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedislipinan, keterampilandan sebagaimana yang menuju pada perubahan positif. Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa ayau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang baik. 34

Dari beberapa devinisi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang nampak setelah berakhirnya perbuatan belajar baik perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan, karena didorong dengan adanya suatu usaha dari rasa ingin terus maju untuk menjadikan diri menjadi lebih baik.

2. Macam-macam Hasil Belajar

Adapun macam-macam dari hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Pemahaman konsep

34


(38)

Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Maksud dari pemahaman tersebuat adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Adapun menurut Bloom yang dikutip oleh Ahmad Susanto pemahaman dapat dikategorikan kepada beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.

2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang baiasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham ia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai.


(39)

3) Pemahaman merupakan suatu proses yang bertahap yang masing-masing tahap mempunyai kemampuan seperti menerjemahkan, apaliksi, analisis, sintesis dan evaluasi.35

b. Keterampilan proses

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan nalar, pikiran dan perbuatan secara efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya.

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

c. Sikap

Menurut Ahmad Susanto sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Adapun struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling

35

Ahmad Susanto, Teori Belajar& Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group,2014),8


(40)

menunjanag yaitu: komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut emosional, dan konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. 36

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat kita bedakan menjadi dua macam, yakni :

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.37

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi tinggi (faktor intrernal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkinakan

36

Ahmad Susanto, Teori...,12

37

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Sinar Baru Algensindo,2000),h.40


(41)

memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah atau gagal sama sekali.

1. Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni :a) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), b) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

a. Aspek Fisiologi

Kondisi umun jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan agar jasmani tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan bersinambungan. Hal ini penting sebab kesalahan pola makan minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tegangan otot yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri.


(42)

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khusus yang disajikan di kelas. Daya pendengaran dalam penglihatan siswa yang rendah, umpamanya akan menyulitkan sensory register dalam menyerap item-item informasi yang bersifat gema dan citra. Akibat negatif selanjutnya adalah terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh sistem memori siswa tersebut.

b. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berulit: tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

a) Intelegensi Siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran


(43)

organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraioh sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemapuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.38

b) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, pada mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebalinya sikap negatif siswa apabila jika diiringi kebencian terhadap mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

Diantara yang termasuk dalam rasa percaya diri adalah sikap siswa. Jika siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi maka dalam

38


(44)

melakukan proses belajar mengajar akan merasa nyaman dan tanpa ada rasa ragu jika seorang guru menyuruhnya untuk maju kedepan hanya sekedar untuk menjawab soal. Sikap seorang siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mendapat dampak yang positif dalam proses belajar mengajar ataupun hasil belajar siswa tersebut.

c) Bakat Siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga sebagai anak yang berbakat.

d) Minat Siswa

Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.


(45)

Namun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

e) Motivasi Siswa

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.

Dalam perkembanagn selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah hal dan kedaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Dalam prespektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siwa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.


(46)

2. Faktor Eksternal Siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiria atas dua macam yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsional.

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memeperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar.

Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermaianan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan soaial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.39

39

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005),h.163


(47)

3. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, kedaan cauaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J.Biggers berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif dari pada belajar waktu-waktu lainnya. Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, tak perlu dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memeori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut. 40

C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Pengertian Al-Qur’an Hadits

Al-qur’an hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama islam (pai) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik

40


(48)

untuk memahami dan mencintai al-qur’an dan hadits sebagai sumber ajaran islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.41

a. Pengertian al-qur’an

Secara etimologi al-qur’an artinya bacaan. Kata dasarnya qara’a yang artinya membaca. Adapun pengertian al-qur’an dari segi istilah, para ahli memberikan definisi sebagai berikut:

1. Menurut Manna Al-Qaththan al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi muhammad, dan membacanya adalah ibadah.

2. Menurut abdul wahab khalaf al-qur’an adalah firman allah yang diturunkan kepada nabi muhammad melalui malaikat jibril dengan menggunakan lafal bahasa arab dan makna yang benar sebagai petunjuk bagi manusia dan mejadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada allah dengan membacanya.42

Dalam buku metodologi pengajaran agama juga terdapat beberapa pendapat tentang al-qur’an diantaranya:

41

Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011),46

42

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan pemikiran dan


(49)

1. K.H Munawar Khalil menyatakan bahwa al-qur’an adalah firman allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang bersifat mukjizat dengan sebuah surat dari padanya yang beribadah bagi yang membacanya.

2. Prof. Dr. T.M Hasbi Ash Shiddieqy menyatakan bahwa

Al-Qur’an adalah kalam allah yang diturunkan kepada nabi

muhammad yang ditilawatkan dengan lisan dan penulisannya secara mutawattir.

3. Fazlurrahman mengartikan al-qur’an merupakan sumber yang mampu menjawan semua persoalan.43

b. Pengertian hadits

Menurut etimologi kata al-hadits mempunyai banyak pengertian, yaitu jalan atau tuntunan, setiapa apa yang dikatakan, al-jadid berarti baru sebagai lawan dari al-qadim yang berarti terdahulu atau lama. Sedangkan pengertian hadits secara terminologi para ulama hadits pada umumnya memberikan definisi bahwa hadits disamakan pengertiannya dengan al-sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat.

Sedangkan ulama ushul fiqh memandang nabi sebagai pembuat undang-undang disam[ping allah SWT. Oleh sebab itu mereka

43


(50)

mendefinisikan hadits nabi adalah perkataan-perkataan , perbuatan dan taqrir rasul allah SWT sebagai petunjuk perundang undangan.44

Berdasarkan buku metodologi pengajaran agama, menurut muhaddisin bahwasannya hadits adalah perkataan-perkataa, perbuatan-perbuatan, serta hal; ihwal nabi SAW. Sedangkan ahli ushul fiqh mengatakan hadits adalah perkataan-perkataan, perbuatan-perbuatan nabi yang berkaitan dengan bidang hukum. Ahli ushul fiqh lain mengatakan bahwa hadits adalah perkataan-perkataan nabi muhammad yang dijadikan

dalil untuk penetapan hukum syara’.

Dari rumusan pengertian menurut ahli ushul fiqh diatas, maka yang dikatakan hadits adalah perkataan-perkataan , perbuatan-perbuatan, serta taqrir-taqrir nabi khususnya yang brekaitan dengan penetapan

hukum syara’.45

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan hadits yang benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits

44

Suryani, Hadits Tarbawi: Analisis Pedagogis Hadits-Hadits Nabi,

(Yogyakarta:Teras,2012)3-4

45


(51)

tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.46

2. Tujuan dan manfaat mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

Pembelajaran al-qur’an hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca al-qur’an dan hadits dengan benar serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan.

Manfaat mata pelajaran al-qur’an hadits adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan tentang cara memabaca dan menulis al-quran serta kandungan al-qur’an dan hadits. 2. Sumber nilai, yaitu memeberikan pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran islam.

4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, pemahaman, dan pengalaman ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain.47

46

http://www.abdimadrasah.com/2014/04/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-quran-hadits.html. Diakses pada 24 November 2015

47


(52)

3. Ruang Lingkup Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Ibtidaiyah

Ruang lingkup mata pelajaran al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

1. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

2. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur’an, dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahim, taqwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal shaleh.48

D. Korelasi Antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar

Sikap percaya diri tidak harus dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak didik juga memerlukannya dalam perklembangannya menuju dewasa. Anak didik yang percaya diri akan bisa menerima dirinya sendiri, sikap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang baru walaupun ia sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada. Dan tidak takut dalam menyatakan pendapat di

48

http://reyneeazzahra.wodpress.com/2013/12/05karakteristik-pengelolaan-pembelajaran-al-quran-hadits-di-madrasah-ibtidaiyah.html. Diakses pada 24 November 2015


(53)

depan orang banyak. Rasa percaya diri membantu siswa untuk menghadapi situasi di dalam pergaulan dan menangani atau menyelesaikan berbagai dengan lebih mudah.49

Percaya diri menyebabkan anak didik menjadi kreatif, senang bereksperimen dan berani menempuh resiko, kesenangan dan keberanian ini akan menghasilkan berkembangnya kecakapan atau kemampuan akan menambah rasa percaya diri, bertambanhnya rasa percaya diri akan menyebabkan meningkatnya hasil belajar anak didik terutama dalam menyelesaikan masalah dalam tugas

Al-Qur’an Hadits.50

Dengan rasa percaya diri siswa yakin pada kemampuannya dan tidak mengharapkan bantuan dari orang lain atau teman sekelasnya. Dan dengan hasil belajar Al-Qur’an Hadits yang memuaskan, maka akan lebih mempermudah anak didik dalam menemukan solusi jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Karena itulah rasa percaya diri sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar agar mempunyai hasil belajar yang sangat memuaskan.

Jadi, rasa percaya diri membawa dampak positif terhadap hasil belajar anak didik dalam menyelesaikan tugas Al-Qur’an Hadits, sebab tanpa percaya diri anak didik tidak akan berani atau ragu-ragu dalam menyampaikan solusi atau jawaban yang mereka temukan.

49

Jacinta F. Rini, Memupuk Rasa Percaya Diri, Jakarta,//www.epsikologi.com

50


(54)

Dengan rasa percaya diri anak didik akan yakin pada kemapuannya dan mendorongnya untuk menyampaikan solusi yang mereka temukan. Dengan demikian juga anak didik secara optimal dan menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong siswa untuk tekun dan ulet dalam menyelesaikannya agar mendapat hasil belajar yang sangat memuaskan.

Berdasarkan pemeparan penulis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara atau hipotesa bahwa antara rasa percaya diri dengan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits mempunyai hubungan yang saling terkait dan mendukung.

E. Hipotesis Penelitian

Dalam suatu penelitian, hipotesis sangat perlu ditetapkan terlebih dahulu sebagai titik tolak landasan untuk mendapatkan arah yang benar dan langkah yang tepat dalam melaksanakan penelitian.

Dalam bukunya “Metode Penelitian Kuantutatif dan Kualitatif” Jonathan

Sarwono mengatakan bahwasannya hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti.51

Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis sesungguhnya baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.

51

Jonathan sarwono, Metode Penelitian Kuantutatif dan Kualitatif,(Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2006),h.26


(55)

Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.52

Jadi yang dimaksud dengan hipotesis adalah dugaan sementara tentang kebenaran mengenai hubungan dua variabel (Variabel X dan Y) atau lebih, dalam hipotesis peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik menjadi tes atau sebaliknya menjadi tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.

52

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2009),h.75


(56)

46

A. Jenis penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu: Korelasi Antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa Di MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik, maka jenis peneliti yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Karena data penelitian yang dihasilkan berupa angka-angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik.50

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Kemudian angka-angka yang terkumpul sebagai hasil dari penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik.

B. Variabel dan Indikatornya

1. Independen variabel (IV) percaya diri dengan indikator :

a) Percaya dengan kemampuan diri sendiri.

b) Mengutamakan usaha sendiri tanpa tergantung pada orang lain. c) Tidak mudah mengalami rasa putus asa,

d) Berani menyampaikan pendapat.

50


(57)

e) Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain. f) Tanggung jawab dengan tugas-tugasnya.51

2. Dependen Variabel (DV) : hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka 10 sampai 100.

C. Populasi dan sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.52 Maka dari itu yang menjadi populasi adalah

Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik yang berjumlah 324 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

51

http://ekopurwadi.com/814-2-babii.pdf. Diakses pada 1 Desember 2015

52


(58)

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili.53

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan teknik Stratified Random Sampling atau pengumpulan sampel secara berstrata. Sampel yang diambil adalah 25% dari jumlah populasi, dengan hitungan 25% x323 = 80,75 dibulatkan menjadi 81.

Berdasarkan ketentuan diatas maka penulis mengambil sampel purposive yang ditentukan dengan sengaja. Untuk itu penulis memilih seluruh siswa Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik sebagai sampel yang akan di teliti.

D. Data yang diperlukan dan Sumber Data 1. Jenis data

Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian. Definisi data sebenarnya mirip dengan definisi informasi, hany saja informasi lebih ditonjolkan segi pelayanan, sedangkan data lebih menonjolkan aspek materi.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.54 Dalam penelitian ini yang termasuk data kuantitatif adalah:

53

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alvabeta, 2012),h.

81

54

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2009),h.120


(59)

1). Data percaya diri yang sumber datanya dari angket. 2). Data hasil belajar yang diperoleh dari dokumentasi.

3). Data tentang gambaran umum dari obyek yang diteliti meliputi :

a) Profil Sekolah MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik.

Nama Sekolah : MI Roudlotul Muta’allimin Akreditasi : Akreditasi A

Alamat : Jl.Raya Putat Lor 150 Kelurahan : Putat Lor

Kecamatan : Menganti

Kota : Kab.Gresik

Provisi : Jawa Timur

Kode Pos : 61174

Nomor Telpon : 0317990196 Nomor Faks : -

NPSN : -

NSS : 111235250062

Email : [email protected]

Jenjang : SD

Status : Swasta


(60)

Bujur : 112.567775999998

Ketinggian : 14

Waktu Belajar : Pagi

b) Visi dan Misi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik. a. Visi

Mencetak peserta didik yang anggun moral unggul intelektual.

Indikator :

1) Mampu menjalankan ajaran agama yang berhaluan ashlussunnah wal jamaah

2) Memiliki keimanan yang kokoh bertaqwa dan berakhlakul karimah

3) Mampu berpikir aktif kreatif dan inovatif

4) Mampu bersaing dan memiliki prestasi yang tinggi baik bidang akademis maupun non akademis

b. Misi

1) Menumbuhkan kesadaran terhadap pengalaman ajaran agama yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah

2) Menyelenggarakan pembelajaran yang menumbuhkembangkan perilaku religius sehingga


(61)

siswa-siswi tumbuh menjadi insan bermoral dan berakhlakul karimah

3) Mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas aktif efektif kreatif dan inovatif

4) Menumbuhkan semangat berprestasi siswa-siswi dalam bidang akademis dan non akademis.

c) Keadaan Guru, Karyawan dan SiSwa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti-Gresik. a. Kedaan guru dan karyawan

Tabel 3.1

Keadaan guru dan karyawan MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti-Gresik

No Nama L/P Jabatan Pendidikan

1 2 3 4 5

1 H. Mukhlisin,S.Ag. L Kepala

Madrasah

S.1-„93

2 H. Hidayatulloh L Waka

Kesiswaan

D.2-„95

3 H. Mahfudz Hs. L Waka

Kurikulum

S.1-„00


(62)

5 Muhammadun Arsyad L Guru PGA-„77

6 Endang Wijayanti,A.Ma. P Guru D.2-„00

7 Nanang Abdillah,S.PdI L Guru S.1-„00

8 Syaiful Akhyar,S.HI. L Guru S.1-„09

9 Nor Rosita A,Ma. P Guru D.2-

10 Mufti Efendi L TU SMK-„01

11 Rachmad Basuki L Satpam

Kebersihan

SDN

12 Moh.Ikrom L Satpam

Malam

SD

b. Keadaan siswa

Jumlah siswa-siswi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti pada tahun 2015/2016 adalah sebagai berikut:


(63)

Tabel 3.2

Jumlah siswa-siswi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti tahun 2015/2016

NO KELAS L P JUMLAH

1 I 39 34 73

2 II 41 25 66

3 III 33 32 65

4 IV 19 21 40

5 V 21 18 39

6 VI 23 17 40

JUMLAH 176 147 323

d) Struktur Organisasi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik

Tercapainya tujuan pendidikan sangat bergantung pada peranan semua komponen yang ada. Komponen tersebut terangkai dalam sebuah struktur organisasi yang teratur. Adapun struktur organisasi di MI Roudlotul


(64)

Kepala Sekolah : H. Mukhlisin,S.Ag. Waka Kesiswaan : H. Hidayatulloh

Waka Kurikulum : H. Mahfudz Hs.

TU Administrasi & Keuangan : Mufti Efendi

2. Sumber data

Yang dimaksud dengan sumber data menurut Prof Suharsimi Arikunto adalah subjek dari mana data diperoleh.55 Dimana subjek yang dipakai dalam penggalian data pada penelitian ini ada dua macam yaitu:

a. Library reseach: yaitu sumber data yang diperoleh dari lokasi yang berupa buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan pembahasan.

b. Field reseach : yaitu sumber data yang diperoleh dari lokasi penelitian baik secara langsung atau tidal langsung. Berdasarkan jenis data diatas maka sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:

1) Manusia yang meliputi : Kepala Sekolah, Guru, Murid dan Staf Sekolah

2) Non Manusia meliputi : Dokumen Sekolah, Lokasi Sekolah, keadaan personal, Struktur Organisasi, Jumlah Siswa, Sarana dan Prasarana serta dokumen yang berhubungan dengan hasil belajar siswa.

55


(65)

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat instrumen data yakni: Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, Angket dan dokumentasi.

a. Lembar Observasi

Pada lembar observasi ini meliputi pengamatan terhadap rasa

percaya diri siswa MI Roudlotul Muta’allimin, pengamatan ini

digunakan untuk mengetahui rasa percaya diri siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti Gresik.

b. Pedoman wawancara

Instrumen ini digunakan untuk mencari data tentang profil

sekolah MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik, hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti Gresik. Dimana yang menjadi narasumber

adalah kepala sekolah dan guru pengajar Al-Qur’an Hadits.

c. Angket

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen angket

untuk mengetahui rasa percaya diri siswa MI Roudlotul Muta’allimin

Menganti Gresik karena siswa adalah pelaku dari suatu pembelajaran. Angket disusun penulis berdasarkan pada hasil pembelajaran variable penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat terdiri dari


(66)

12 item pertanyaan, yang berisi pertanyaan tentang rasa percaya diri

Di MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik yang mana tiap item

tersebut disediakan alternative jaawaban yaitu: (a. Dengan skor 3, b. Dengan skor 2 dab c. Dengan skor 1).

d. Dokumentasi

Dalam melakukan penelitian yang dilaksanakan di MI

Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik, peneliti juga perlu

melakukan dokumentsi. Data- data tersebut dapat meliputi absensi siswa, perangkat pembelajaran, hasil evaluasi siswa mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits serta data-data lain yang menunjang selama penelitian berlangsung.

F. Metode Analisa Data

Analisis data merupakan hal yang penting dalam penelitian, ini dikarenakan dengan adanya analisis data, hasilnya dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah peneliti ajukan di atas oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa deskriptif kuantitatif dan analisis data statistik sederhana menggunakan rumus product moment. Untuk lebih jelasnya penulis jelaskan sebagai berikut:


(67)

Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua dari rumusan masalah di atas yaitu tentang rasa percaya diri dengan hasil belajar memecahkan masalah pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Maka penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkahnya adalah:56

1. Menacari nilai tertinggi dan nilai terendah 2. Menghitung jarak atau rentangan (R)

R= data tertinggi-data terendah

3. Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges: K = 1+3,3 log.N

4. Hitung panjang kelas interval (P)

P=

Untuk menjawab permaslahan ketiga dari rumusan masalah di atas, penulis menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus :

rxy = nΣxy –(Σx) (Σy) . √{nΣx² –(Σx)²} {nΣy2–(Σy)2}

Keterangan :

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment

56


(68)

x² : Jumlah deviasi skor x setelah dikuadratkan terlebih dahulu y2 : Jumlah deviasi skor y setelah dikuadratkan terlebih dahulu.57

Adapun interpretasi tentang tinggi rendahnya korelasi adalah sebagi berikut:

Besar nilai “r” (product moment) interpretasi Antara 0,90 sampai dengan 0,100

Antara 0,70 sampai dengan 0,90 Antara 0,40 sampai dengan 0,70 Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Antara 0,00 sampai dengan 0,20

Sangat kuat atau sangat tinggi Kuat atau tinggi

Sedang atau cukup Lemah atau rendah Tidak ada korelasi

57


(69)

59

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Profil Sekolah MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik

Nama Sekolah : MI Roudlotul Muta’allimin Akreditasi : Akreditasi A

Alamat : Jl.Raya Putat Lor 150 Kelurahan : Putat Lor

Kecamatan : Menganti

Kota : Kab.Gresik

Provisi : Jawa Timur Kode Pos : 61174 Nomor Telpon : 0317990196 Nomor Faks : -

NPSN : -

NSS : 111235250062

Email : [email protected]

Jenjang : SD


(70)

Lintang : -7.261691

Bujur : 112.567775999998

Ketinggian : 14 Waktu Belajar : Pagi

2. Visi dan Misi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik

a. Visi

Mencetak peserta didik yang anggun moral unggul intelektual. Indikator :

1) Mampu menjalankan ajaran agama yang berhaluan ashlussunnah wal jamaah

2) Memiliki keimanan yang kokoh bertaqwa dan berakhlakul karimah 3) Mampu berpikir aktif kreatif dan inovatif

4) Mampu bersaing dan memiliki prestasi yang tinggi baik bidang akademis maupun non akademis

b. Misi

1) Menumbuhkan kesadaran terhadap pengalaman ajaran agama yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah

2) Menyelenggarakan pembelajaran yang menumbuhkembangkan perilaku religius sehingga siswa-siswi tumbuh menjadi insan bermoral dan berakhlakul karimah

3) Mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas aktif efektif kreatif dan inovatif


(71)

4) Menumbuhkan semangat berprestasi siswa-siswi dalam bidang akademis dan non akademis.1

3. Keadaan Guru, Karyawan dan SiSwa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik

a. Kedaan guru dan karyawan

Tabel 4.1

Keadaan guru dan karyawan MI Roudlotul Muta’allimin

Menganti-Gresik

No Nama L/P Jabatan Pendidikan

1 2 3 4 5

1 H. Mukhlisin,S.Ag. L Kepala

Madrasah

S.1-„93

2 H. Hidayatulloh L Waka

Kesiswaan

D.2-„95

3 H. Mahfudz Hs. L Waka

Kurikulum

S.1-„00

4 Hj. Masyrukhah P Guru SMA-„91

5 Muhammadun Arsyad L Guru PGA-„77

1Mukhlisin. Kepala Sekolah MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik. Wawancara pribadi.


(72)

1 2 3 4 5

6 Endang Wijayanti,A.Ma. P Guru D.2-„00

7 Nanang Abdillah,S.PdI L Guru S.1-„00

8 Syaiful Akhyar,S.HI. L Guru S.1-„09

9 Nor Rosita A,Ma. P Guru D.2-

10 Mufti Efendi L TU SMK-„01

11 Rachmad Basuki L Satpam

Kebersihan

SDN

12 Moh.Ikrom L Satpam

Malam

SD

b. Keadaan siswa

Jumlah siswa-siswi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti pada tahun 2015/2016 adalah sebagai berikut:


(73)

Tabel 4.2

Jumlah siswa-siswi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti tahun 2015/2016

NO KELAS L P JUMLAH

1 I 39 34 73

2 II 41 25 66

3 III 33 32 65

4 IV 19 21 40

5 V 21 18 39

6 VI 23 17 40

JUMLAH 176 147 323

4. Struktur Organisasi MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik

Tercapainya tujuan pendidikan sangat bergantung pada peranan semua komponen yang ada. Komponen tersebut terangkai dalam sebuah struktur organisasi yang teratur. Adapun struktur organisasi di MI

Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik adalah sebagai berikut: Kepala Sekolah : H. Mukhlisin,S.Ag. Waka Kesiswaan : H. Hidayatulloh

Waka Kurikulum : H. Mahfudz Hs.


(74)

B. Penyajian dan Analisa Data

1. Data tentang Rasa Percaya Diri Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik

Untuk mendapatkan data tentang rasa percaya diri siswa, peneliti menyebarkan angket yang berisi 12 pertanyaan yang diberikan kepada siswa, dengan menggunakan 3 alternatif jawaban. Adapun skor dari jawaban angket tersebut adalah sebagai berikut:

Jika jawaban “Ya” diberi skor 3,

Jika jawaban “Kadang-kadang” diberi skor 2,

Jika jawaban “Tidak Pernah” diberi skor 1,

Setelah angket semua telah terkumpul maka dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Ahmad Mido H. 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 34

2 Aisy Ananta L. 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 30


(75)

4 Alya Virana Mei A. 3 1 2 3 3 3 1 2 3 3 2 1 27

5 Annisa Mayfiza N. 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 34

6 Aurel Firdaus N. 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 32

7 Aurelia Caeza Hadi I.

3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 1

25

8 Azzahra Revania P. 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 30

9 Bagus Firmansyah 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 1 28

10 Firdo Arya

Dwiyanto

3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

33

11 Iftihatul Aziziah P. 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 29

12 Ilham Rahmandani 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 34

13 Ines Septi Anggi D. 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 30

14 Javaneka Haidar A. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 35

15 Latifatul Khoiro 3 1 1 3 2 2 3 2 2 3 3 1 26

16 Lujeng Luisa Bella 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 34

17 Maula Zakki Fuadi 3 1 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 26

18 Mega Putri Aulia 3 2 1 3 3 3 1 2 3 2 3 1 27

19 M. Fashihul Lisan 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 32

20 M. Hilmi Jazuli 3 1 2 3 2 2 1 3 3 3 2 1 26


(76)

22 M. Khoiril Azmi 3 2 2 3 3 3 1 1 2 3 3 1 27

23 M. Rafli Al Buqori 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 29

24 M. Satria Mecca A. 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 30

25 Muji Larasati 3 2 1 2 3 2 1 1 3 3 3 1 25

26 Nabila Hardi Azalia 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 29

27 Rizal Nurdin R. 3 1 1 3 3 2 1 2 3 3 3 1 26

28 Abdul Aziz Safroni 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 1 30

29 Achmad Ali F. 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 33

30 Afifatul Fadhila 3 2 1 3 3 1 2 2 3 3 2 1 26

31 Ahmad Fimas A. 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 28

32 Ahmad Sofan F. 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 35

33 Akhmat Ifan M. 3 2 2 3 3 2 3 1 2 3 3 2 29

34 Andhika Dian S. 2 1 1 3 3 2 3 2 3 3 3 1 27

35 Candra Adittiyah 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 34

36 Desi Putri Kinasih 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 34

37 Dini Hikmah Alfaza 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35

38 Dwi Novianti 3 2 1 3 3 1 1 3 3 3 2 1 26

39 Mohammad Alvin N.

3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 3

30


(77)

41 Nafis Ari Wahyudi 3 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 2 28

42 Nuris Shafa Sabilal H

3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2

32

43 Nuzula Salsabila J. 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 26

44 Ridho Alvin R. 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 34

45 Septian Rizki P. 3 2 1 3 2 3 1 2 3 3 2 1 26

46 Syifa’ul Qurrotu A. 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 34

47 Nabila Rizma S. 3 1 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 28

48 Salsabillah 3 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 26

49 Joshinta Anastasya S.

3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2

31

50 Rafi Prasetya 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 1 28

51 Tengku Faza A. 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 33

52 Wardatus Sholikhah 3 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 29

53 Talitha Zohra 3 1 3 2 3 2 1 2 3 3 3 1 27

54 Tasya Avrillia V. 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 32

55 Abdurro’uf Mufid A.

3 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 1

27

56 Ainur Rofik 3 1 2 3 3 2 2 1 3 3 2 1 26


(78)

58 Andy Akbarudin H. 3 1 1 3 2 1 1 3 3 3 3 1 25

59 Dharul Ifroh 3 2 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 30

60 Denis Miftahul A. 3 1 1 3 2 3 1 3 3 3 2 1 26

61 Dewi Sekar Arum A.

3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3

34

62 Dimas Candra F. 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 28

63 Fajar Al’ain A. 3 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 1 27

64 Maulana Ryan F. 3 1 2 3 2 2 3 1 3 3 3 1 27

65 Mohamad Syahrul M.

3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3

34

66 M. Candra Irawan 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 30

67 Muhamad Farras W. 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 1 28

68 Najwa Rochma I. 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 33

69 Nita Nur Fadilah 3 1 2 3 3 2 1 1 3 3 3 1 26

70 Putri Anggraeni 3 1 3 3 3 2 1 2 3 3 3 1 28

71 Rahma Aulia Fitri 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 32

72 Rifqi Hidayatulloh 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 28

73 Sintiya Sukma Y. 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 30

74 Rodiyah 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 22


(79)

76 Tegar Ardiyansyah D

3 1 1 2 3 2 2 1 3 3 3 2

26

77 Ucik Febriolita 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 31

78 Vivin Okta A. 3 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 28

79 Ubaidillah Dwi S. 3 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 1 24

80 M. Izzuddin 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 30

81 Dian Ayu Oktavia 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 31

Selanjutnya berdasarkan data hasil angket yang telah dipaparkan diatas kemudian dimasukkan dalam bentuk distribusi frekuensi skor dan skor rata-rata atau mean. Langkah-langkah membuat distribusi tersebut adalah sebaga berikut:

1. Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah Nilai tertinggi = 35

Nilai terendah = 22

2. Mencari interval kelas dengan rumus P=

a) Menghitung jarak atau rentangan (R) R= data tertinggi-data terendah R = 35-22


(80)

b) Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges K = 1+3,3 log.N

K = 1+3,3 log.81 K = 1+3,3. 1,9084 K = 1+6,2980

K = 7, 2980 dibulatkan menjadi 7 c) Hitung panjang kelas interval (P)

P =

P =

P = 1,857 dibulatkan menjadi 2

3. Menentukan nilai rata-rata rasa percaya diri

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi dari angket rasa percaya diri siswa adalah 35, sedangkan skor terendah adalah 22. Untuk mengetahui rata-rata variabel rasa percaya diri dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


(81)

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Skor Mean Rasa Percaya Diri

Siswa di MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik

Interval F F% X FX Mean

22 - 23 1 1,20 % 22,5 22,5

M =

=

= 29,46

24 - 25 5 6,20 % 24,5 122,5

26 - 27 23 28, 30% 26,5 609,5

28 - 29 16 20% 28,5 456

30 - 31 13 16% 30,5 396,5

32 - 33 10 12,30% 32,5 325

34 - 36 13 16% 35 455

Jumlah 81 100% 2387

4. Menentukan kualifikasi variabel rasa percaya diri (variabel X) Berdasarkan perhitungan dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor adalah 29,46. Untuk mengetahui lebih jelas tentang kualitas rasa percaya diri siswadapat dilihat pada tabel berikut ini:


(82)

Tabel 4.5

Kualitas variabel Hasil Angket Rasa Percaya Diri

Interval Kualitas

12 - 19 Rendah

20 - 27 Sedang

28 - 36 Tinggi

No Interval Kualitas F %

1 12 - 19 Rendah 0 -

2 20 - 27 Sedang 29 35,70 %

3 28 - 36 Tinggi 52 64,30 %

Jumlah 81 100 %

Dari tabel di atas, dapat diketahui hasil angket Rasa Percaya

Diri Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik dalam kualitas rendah interval 12 – 19 terdapat 0 siswa, dalam kulaitas


(83)

sedang interval 20 – 27 terdapat 29 siswa, dan dari kulaitas tinggi interval 28 – 36 terdapat 52 siswa.

Jadi dapat diketahui bahwa hasil angket rasa percaya diri Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti Gresik termasuk dalam interval 28 – 36 yang dikategorikan tinggi.

2. Data tentang Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti-Gresik

Data tentang hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits diperoleh dari nilai raport UTS Al-Qur’an Hadits pada semester ganjil pada tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa MI

Roudlotul Muta’allimin

No Nama Kelas Nilai

1 2 3 4

1 Ahmad Mido Hossam I

70

2 Aisy Ananta Luthfiyah I

80 3 Aldymirza Chrisnacandra A. I


(84)

4 Alya Virana Mei Arselia I

72 5 Annisa Mayfiza Nur Sabrina I

67 6 Aurel Firdaus Novitasari I

70 7 Aurelia Caeza Hadi Ibrahim I

60

8 Azzahra Revania Putri I

82

9 Bagus Firmansyah I

60

10 Firdo Arya Dwiyanto I

70 11 Iftihatul Aziziah Parawansa I

65

12 Ilham Rahmandani I

56 13 Ines Septi Anggi Dipani I

72

14 Javaneka Haidar Asa I

80

15 Latifatul Khoiro II

70

16 Lujeng Luisa Bella II

65

17 Maula Zakki Fuadi II

80

18 Mega Putri Aulia II

67 19 Muhammad Fashihul Lisan II

80 20 Muhammad Hilmi Jazuli II

75

21 Muhammad Julian S. II

72 22 Muhammad Khoiril Azmi II

70 23 Muhammad Rafli Al Buqori II

70 24 Muhammad Satria Mecca A. II


(85)

25 Muji Larasati II

62

26 Nabila Hardi Azalia II

70 27 Rizal Nurdin Ramadhani II

82

28 Abdul Aziz Safroni II

77 29 Achmad Ali Firmansyah III

82

30 Afifatul Fadhila III

70

31 Ahmad Fimas Aslam III

84

32 Ahmad Sofan Fahmi III

70

33 Akhmat Ifan Muzaki III

80 34 Andhika Dian Syahputra III

71

35 Candra Adittiyah III

91

36 Desi Putri Kinasih III

82

37 Dini Hikmah Alfaza III

100

38 Dwi Novianti III

72 39 Mochammad Alvin Nizar C. III

90 40 Muhammad Aufa Izzul Islam III

60

41 Nafis Ari Wahyudi III

80 42 Nuris Shafa Sabilal Haque III

72 43 Nuzula Salsabila Jenio IV

80

44 Ridho Alvin Ramadhani IV

92 45 Septian Rizki Praharjo IV


(86)

46 Syifa’ul Qurrotu A’yun IV

81 47 Nabila Rizma Syaharani IV

62

48 Salsabillah IV

78 49 Joshinta Anastasya Safitri IV

80

50 Rafi Prasetya IV

52 51 Tengku Faza Amirul Khaq IV

72

52 Wardatus Sholikhah IV

45

53 Talitha Zohra IV

74 54 Tasya Avrillia Viviyanti IV

90 55 Abdurro’uf Mufid Al Hisyam IV

80

56 Ainur Rofik V

82 57 Alvian Dzaky Al Mubarrok V

85 58 Andy Akbarudin Habibie V

74

59 Dharul Ifroh V

70 60 Denis Miftahul Azizah V

75 61 Dewi Sekar Arum Afidah R. V

80

62 Dimas Candra Fahreza V

57

63 Fajar Al’ain Alfiansyah V

70 64 Maulana Ryan Firmansyah V

82

65 Mohammad Syahrul M. V

90 66 Muhammad Candra Irawan V


(87)

67 Muhammad Farras W. V

72

68 Najwa Rochma Inayah V

82

69 Nita Nur Fadilah VI

80

70 Putri Anggraeni VI

76

71 Rahma Aulia Fitri VI

92

72 Rifqi Hidayatulloh VI

72

73 Sintiya Sukma Yuspita VI

70

74 Rodiyah VI

68 75 Sylvia Lailatul Hidayah VI

70

76 Tegar Ardiyansyah D. VI

64

77 Ucik Febriolita VI

68

78 Vivin Okta Anggraeni VI

82 79 Ubaidillah Dwi Santoso VI

70

80 Muhammad Izzuddin VI

73

81 Dian Ayu Oktavia VI

50

Selanjutnya berdasarkan data dari nilai raport UTS semester satu yang telah dipaparkan di atas, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor dan skor rata-rata (mean). Adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut:


(88)

1. Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah Nilai tertinggi = 100

Nilai terendah = 45

2. Mencari interval kelas dengan rumus P=

a) Menghitung jarak atau rentangan (R) R= data tertinggi-data terendah R = 100-45

R = 55

b) Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges K = 1+3,3 log.N

K = 1+3,3 log.81 K = 1+3,3. 1,9084 K = 1+6,2980

K = 7, 2980 dibulatkan menjadi 7 c) Hitung panjang kelas interval (P)

P =

P =

P = 7,85 dibulatkan menjadi 8

3. Menentukan nilai mean/nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran al-qur’an hadits


(89)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada mata pelajaran al-qur’an hadits adalah 100, sedangkan nilai terendah adalah 45. Untuk mengetahui rata-rata variabel hasil belajar mata pelajaran al-qur’an hadits dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Skormean Hasil Belajar

Al-Qur’an Hadits Siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti -Gresik

Interval F F% X FX Mean

45 - 52 4 5,10 % 48,5 194

M =

=

= 73

53 - 60 6 7,40% 56,5 339

61 - 68 10 12,30% 64,5 645

69 - 76 30 37% 72,5 2175

77 - 84 23 28,40% 80,5 1851,5

85 - 92 7 8,60% 88,5 619,5

93 - 100 1 1,20% 96,5 96,5


(90)

4. Menentukan kualifikasi variabel mata pelajaran al-qur’an hadits (variabel Y)

Berdasarkan perhitungan dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-qur’an hadits adalah 73. Untuk mengetahui lebih jelas tentang kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-qur’an hadits tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Kualitas variabel hasil belajar mata pelajaran

al-qur’an hadits

Interval Kualitas

00 - 33 Kurang

34 - 67 Cukup

68 – 100 Baik

No Interval Kualitas F %

1 00 - 33 Kurang 0 -

2 34 - 67 Cukup 18 22,10 %

3 68 - 100 Baik 63 77,90 %


(91)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar al-qur’an hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti -Gresik dalam kualitas kurang interval 00 – 33 terdapat 0 siswa, dalam kulaitas cukup interval 34 – 67 terdapat 18 siswa, dan dalam kualaitas baik interval 68 – 100 terdapat 63 siswa.

Jadi dapat diketahui nilai rata-rata hasil belajar al-qur’an hadits

siswa MI Roudlotul Muta’allimin termasuk dalam interval 68 – 100 yang dikategorikan baik.

3. Analisa Data Korelasi Antara Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits

Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga yaitu mengenai ada atau tidaknya korelasi antara rasa percaya diri dengan hasil belajar

al-qur’an hadits maka diperlukan analisis hipotesis. Dalam analisis hipotesis peneliti mengggunakan rumus product moment. Adapun tabel penolong untung menghitung rumus product moment adalah sebagai beikut:


(92)

Tabel 4.9

Tabel penolong product moment

X Y XY X2 Y2

34 70 2380 1156 4900

30 80 2400 900 6400

28 54 1512 784 2916

27 72 1944 729 5184

34 67 2278 1156 4489

32 70 2240 1024 4900

25 60 1500 625 3600

30 82 2460 900 6724

28 60 1680 784 3600

33 70 2310 1089 4900

29 65 1885 841 4225

34 56 1904 1156 3136

30 72 2160 900 5184

35 80 2800 1225 6400

26 70 1820 676 4900

34 65 2210 1156 4225


(93)

27 67 1809 729 4489

32 80 2560 1024 6400

26 75 1950 676 5625

26 72 1872 676 5184

27 70 1890 729 4900

29 70 2030 841 4900

30 67 2010 900 4489

25 62 1550 625 3844

29 70 2030 841 4900

26 82 2132 676 6724

30 77 2310 900 5929

33 82 2706 1089 6724

26 70 1820 676 4900

28 84 2352 784 7056

35 70 2450 1225 4900

29 80 2320 841 6400

27 71 1917 729 5041

34 91 3094 1156 8281

34 82 2788 1156 6724

35 100 3500 1225 10000


(94)

30 90 2700 900 8100

25 60 1500 625 3600

28 80 2240 784 6400

32 72 2304 1024 5184

26 80 2080 676 6400

34 92 3128 1156 8464

26 50 1300 676 2500

34 81 2754 1156 6561

28 62 1736 784 3844

26 78 2028 676 6084

31 80 2480 961 6400

28 52 1456 784 2704

33 72 2376 1089 5184

29 45 1305 841 2025

27 74 1998 729 5476

32 90 2880 1024 8100

27 80 2160 729 6400

26 82 2132 676 6724

26 85 2210 676 7225

25 74 1850 625 5476


(95)

26 75 1950 676 5625

34 80 2720 1156 6400

28 57 1596 784 3249

27 70 1890 729 4900

27 82 2214 729 6724

34 90 3060 1156 8100

30 70 2100 900 4900

28 72 2016 784 5184

33 82 2706 1089 6724

26 80 2080 676 6400

28 76 2128 784 5776

32 92 2944 1024 8464

28 72 2016 784 5184

30 70 2100 900 4900

22 68 1496 484 4624

32 70 2240 1024 4900

26 64 1664 676 4096

31 68 2108 961 4624

28 82 2296 784 6724

24 70 1680 576 4900


(96)

31 50 1550 961 2500

2367 5929 174026 69979 442655

Dari tabel penolong product moment di atas, dapat diketahui:

N = 81

X = 2367

Y = 5929

XY = 174026

X2 = 69979

Y2 = 442655

Adapun perhitungan dengan rumus product moment adalah sebagi berikut:

rxy =

√[ ]

rxy =

√[ ]

rxy =


(97)

rxy =

rxy =

rxy =

= 0,301

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa rxy =

0,301 langkah selanjutnya adalah membandingkan”r” observasi (ro)

dengan tabel. Terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db)/degree of freedom (df) dengan rumus sebagai berikut:

Df = N = 81

Setelah diperoleh db atau df tersebut maka langkah selanjutnya

adalah mencari besar r” pada tabel baik taraf signifikan 5% maupun

1%. Pada taraf signifikan 5% di peroleh nilai=0,220. Sedangkan pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai= 0,286.

Dari sini dapat diketahui bahwa nilai rxy lebih besar dari pada taraf signifikan 5% dan 1%. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesa nihil (Ho) di tolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima. Maksudnya adalah bahwa taraf 5% dan 1% terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan hasil belajar al-qur’an hadits siswa di


(98)

Adapun untuk mengetahui sejauh mana korelasi antara rasa percaya diri dengan hasil belajar al-qur’an hadits siswa di MI

Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik maka nilai hasil perhitungan rxy = 0,301 dikonsultasikan pada tabel interprestasi nilai “r” yaitu berada antara 0,20 – 0,40 bahwa ada korelasi antara variabel X dan variabel Y namun korelasinya lemah atau rendah.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa korelasi antara rasa percaya diri dengan hasil belajar al-qur’an hadits siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Mrnagnti-Gresik adalah adanya korelasi lemah atau rendah.


(99)

89

A. KESIMPULAN

Sebagai akhir dari penelitian ini, peneliti mengambil beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebelumnya sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata rasa percaya diri siswa MI Roudlotul Muta’allimin termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata rasa percaya diri siswa sebesar 29,46, yang terdapat pada interval 28 – 36, dan termasuk dalam kategori tinggi.

2. Hasil belajar Al-Qur’an Hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik mencapai rata-rata 73. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran termasuk dalam kriteria baik. 3. Dari kajian yang ada, dapatlah diketahui bahwa terdapat korelasi yang

signifikan antara rasa percaya diri dengan hasil belajar mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik. Hal ini terbukti dari perhitungan korelasi product moment, yakni 0,301. rhitung

yang diperoleh tersebut dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikasi

5% 0,220 dan 1% 0,286, menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel,


(100)

(Ha) ini berarti bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Jika rhitung diinterpretasikan pada tabel

intrepretasi r product moment maka berada dalam kisaran 0,20 – 0,40, yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi antar kedua variabel tetapi korelasi itu lemah atau rendah. Jadi dapat disimpulkan, bahwa terdapat korelasi yang signifikan namun lemah antara rasa percaya diri dan hasil belajar al-qur’an hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti -Gresik.

B. DISKUSI

Dari hasil tentang korelasi antara rasa percaya diri dengan hasil belajar al-qur’an hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik, dapat diketahui bahwa perhitungan rata-rata variabel rasa percaya diri temasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata rasa percaya diri sebesar 29,46, yang terdapat pada interval 28 – 36, dan termasuk dalam kategori tinggi.

Dan dapat diketahui bahwa hasil belajar al-qur’an hadits siswa MI

Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik dalam kategori baik. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan rata-rata variabel hasil belajar al-qur’an hadits

siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik sebesar 73, yang terdapat pada interval 68 – 100 dan termasuk dalam kategori baik.

Selanjutnya dalam hasil uji hipotesis yang menggunakan rumus product moment dapat diketahuo besar rhitung adalah 0,301. Kemudian hasil


(101)

tersebut dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikasi 5% = 0,220. Karena

rhitung lebih besar dari rtabel (0,301 > 0,220), maka Ho ditolak dan Ha diterima.1

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara rasa percaya diri dengan hasil belajar al-qur’an hadits siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti-Gresik.

Dan untuk mengetahui sejauh mana korelasi antara Rasa Percaya Diri (variabel X) dan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits siswa MI Roudlotul

Muta’allimin Menganti-Gresik (variabel Y), maka nilai hasil perhitungan rxy =

0,301 dikonsultasikan pada tabel interpretasi nilai r product moment, yaitu berada antara 0,20 – 0,40 yang berarti korelasi antara variabel X dan Y adalah lemah atau rendah.

Dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahawa tinggi rendahnya rasa percaya diri siswa tidak mempengaruhi hasil belajar al-qur’an hadits.

Dari kesimpulan di atas, peneliti menganalisi kemungkinan faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hubungan antara rasa percaya diri dengan hasil belajar al-qur’an hadits siswa MI Roudlotul Muta’allimin Menganti-Gresik, yaitu:

1. Faktor internal, diantaranya adalah dari bakat pembawaan diri seorang siswa.

1

Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian: Konsep Statistikanya Yang Lebih Konprehensif


(102)

2. Faktor eksternal, diantaranya kurangnya penghayatan para siswa terhadap pelajaran al-qur’an hadits, serta rendahnya kemapuan siswa untuk menerapkan pelajaran al-qur’an hadits dalam kehidupan sehari-hari.

Maka dari itu, pendidikan dari sekolah mapupun masyarakat harus mampu berkontribusi dalam membentuk rasa percaya diri siswa. Karena, selain faktor dari dalam diri siswa faktor luar juga mempengaruhi rasa percaya diri siswa.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yanng diperoleh, maka peneliti merasa perlu memberikan sara-saran sebagai berikut:

Siswa hendaknya selalu menjaga kepercayaan dirinya dengan mengembangkan sikap positif, bertanggung jawab dan mengambil resiko memilih lingkungan yang baik serta memperkukuh ibadah dan do’a. Dengan demikian siswa dapat memotivasi diri untuk giat belajar dan memperoleh nilai yang memuaskan.


(103)

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan pemikiran dan kepribadian muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011)

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

Bungin, M. Burhan Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2009)

De Angelis Barbara, Confidence Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997),h.17

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2002) Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2007) Haris, Jihad. Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta:Multi Pressindo,2010) Hartono, Kamus Praktik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)

Lie, Anita. 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak, (Jakarta: Gramedia,2003) Lindenfield, Gael Mendidik Anak Agar Percaya Diri, (Jakarta: Arcan, 1997) Marden Orison Swett, Pola Kehidupan Dan Perjuangan, (Jakarta: Gunung Jati, 1978)


(104)

Mudlofir, Ali. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011)

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam:Di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005)

pribadi. Gresik, 21 Desember 2015

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,1999)

Purwanto, Evaluai Hasil Belajar, (Yogyakarta:Puataka Belajar,2010)

Qadratillah, Meity Taqdir. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011)

Rini, Jacinta F. Memupuk Rasa Percaya Diri, Jakarta,//www.epsikologi.com

Sarwono, Jonathan Metode Penelitian Kuantutatif dan Kualitatif,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006)

Subana. Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000)


(105)

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Sinar Baru Algensindo,2000)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alvabeta, 2012)

Sukmadinata, Nana Syaodih Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005)

Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian: Konsep Statistikanya Yang Lebih Konprehensif (Jakarta: Change Publication,2013),cet.ke-1

Suryani, Hadits Tarbawi: Analisis Pedagogis Hadits-Hadits Nabi, (Yogyakarta:Teras,2012)

Susanto, Ahmad Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2014)

Tasmudji, Tarsis Pengembangan Diri, (Yogyakarta: Liberty,1998)

Thoha, Chabib Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1999) Yasyin, Sulchan. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:Amanah, 1997)

Lihat :

-diri-konsep-diri-dan-potensi-diri.html. Diakses 24 November 2015


(106)

Lihat : http://sumardisuryabrata.com/2005/t22942.pdf. Diakses pada 24 November 2015

Lihat : http://tetti.blogspot.com/2012/01/19/analisis-bahasa-percaya-diri.html (17

November 2015)

Lihat : http://www.e-jurnal.com/2014/03/jenis-jenis-kepercayaan-diri.html. Diakses pada 24 November 2015

Lihat: http://reyneeazzahra.wodpress.com/2013/12/05karakteristik-pengelolaan-pembelajaran-al-quran-hadits-di-madrasah-ibtidaiyah.html. Diakses pada 24 November 2015

Lihat: http://www.abdimadrasah.com/2014/04/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-quran-hadits.html. Diakses pada 24 November 2015