Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

organ-organ tubuh lainnya , lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia. Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraioh sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemapuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses. 38 b Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, pada mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebalinya sikap negatif siswa apabila jika diiringi kebencian terhadap mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. Diantara yang termasuk dalam rasa percaya diri adalah sikap siswa. Jika siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi maka dalam 38 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar...,h.147 melakukan proses belajar mengajar akan merasa nyaman dan tanpa ada rasa ragu jika seorang guru menyuruhnya untuk maju kedepan hanya sekedar untuk menjawab soal. Sikap seorang siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mendapat dampak yang positif dalam proses belajar mengajar ataupun hasil belajar siswa tersebut. c Bakat Siswa Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga sebagai anak yang berbakat. d Minat Siswa Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. e Motivasi Siswa Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembanagn selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan kedaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam prespektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siwa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. 2. Faktor Eksternal Siswa Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiria atas dua macam yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsional. a. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memeperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermaianan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan soaial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 39 39 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005,h.163 3. Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat- alat belajar, kedaan cauaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J.Biggers berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif dari pada belajar waktu-waktu lainnya. Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, tak perlu dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memeori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut. 40

C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

1. Pengertian Al-Qur’an Hadits

Al- qur’an hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama islam pai pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik 40 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi...,h.164 untuk memahami dan mencintai al- qur’an dan hadits sebagai sumber ajaran islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. 41 a. Pengertian al-qur’an Secara etimologi al- qur’an artinya bacaan. Kata dasarnya qara’a yang artinya membaca. Adapun pengertian al- qur’an dari segi istilah, para ahli memberikan definisi sebagai berikut: 1. Menurut Manna Al-Qaththan al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi muhammad, dan membacanya adalah ibadah. 2. Menurut abdul wahab khalaf al-qur’an adalah firman allah yang diturunkan kepada nabi muhammad melalui malaikat jibril dengan menggunakan lafal bahasa arab dan makna yang benar sebagai petunjuk bagi manusia dan mejadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada allah dengan membacanya. 42 Dalam buku metodologi pengajaran agama juga terdapat beberapa pendapat tentang al- qur’an diantaranya: 41 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011,46 42 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan pemikiran dan kepribadian muslim, Bnadung: PT Remaja Rosdakarya,2011171-172 1. K.H Munawar Khalil menyatakan bahwa al-qur’an adalah firman allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang bersifat mukjizat dengan sebuah surat dari padanya yang beribadah bagi yang membacanya. 2. Prof. Dr. T.M Hasbi Ash Shiddieqy menyatakan bahwa Al- Qur’an adalah kalam allah yang diturunkan kepada nabi muhammad yang ditilawatkan dengan lisan dan penulisannya secara mutawattir. 3. Fazlurrahman mengartikan al-qur’an merupakan sumber yang mampu menjawan semua persoalan. 43 b. Pengertian hadits Menurut etimologi kata al-hadits mempunyai banyak pengertian, yaitu jalan atau tuntunan, setiapa apa yang dikatakan, al-jadid berarti baru sebagai lawan dari al-qadim yang berarti terdahulu atau lama. Sedangkan pengertian hadits secara terminologi para ulama hadits pada umumnya memberikan definisi bahwa hadits disamakan pengertiannya dengan al- sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat. Sedangkan ulama ushul fiqh memandang nabi sebagai pembuat undang-undang disam[ping allah SWT. Oleh sebab itu mereka 43 Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1999,24 mendefinisikan hadits nabi adalah perkataan-perkataan , perbuatan dan taqrir rasul allah SWT sebagai petunjuk perundang undangan. 44 Berdasarkan buku metodologi pengajaran agama, menurut muhaddisin bahwasannya hadits adalah perkataan-perkataa, perbuatan- perbuatan, serta hal; ihwal nabi SAW. Sedangkan ahli ushul fiqh mengatakan hadits adalah perkataan-perkataan, perbuatan-perbuatan nabi yang berkaitan dengan bidang hukum. Ahli ushul fiqh lain mengatakan bahwa hadits adalah perkataan-perkataan nabi muhammad yang dijadikan dalil untuk penetapan hukum syara’. Dari rumusan pengertian menurut ahli ushul fiqh diatas, maka yang dikatakan hadits adalah perkataan-perkataan , perbuatan-perbuatan, serta taqrir-taqrir nabi khususnya yang brekaitan dengan penetapan hukum syara’. 45 Mata pelajaran Al- Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al- Qur’an dan hadits yang benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al- Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits 44 Suryani, Hadits Tarbawi: Analisis Pedagogis Hadits-Hadits Nabi, Yogyakarta:Teras,20123-4 45 Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1999,61-63