Fungsi Pendidikan Kejuruan Pengertian Pendidikan Vokasi

20

c. Fungsi Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan memiliki multi-fungsi jika dalam pelaksanaanya berjalan lancar dan mempunyai andil besar dalam pembangunan nasional. Berikut ini beberapa fungsi pendidikan kejuruan Djojonegoro, 1998: 1 Sosialisasi: adalah transmisi nilai-niali yang berlaku serta norma- normanya sebagai konkrititasi dari nilai-nilai tersebut. nilai-nilai yang dimaksud adalah teori ekonomi, solidaritas, religi, seni, dan jasa yang cocok dengan konteks Indonesia. 2 Kontrol sosial, yaitu control perilaku agar sesuai dengan nilai sosial beserta norma-normanya, misalnya kerjasama, keteraturan, kebersihan, kedisiplinan, kejujuran dan sebagainya. 3 Seleksi dan alokasi, yaitu mempersiapkan, memilih dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan tanda-tanda pasar kerja, yang berarti bahwa pendidikan kejuruan harus berdasarkan “demand driven” 4 Asimilasi dan konservasi budaya, yaitu absorbsi terhadap kelompok- kelompok lain dalam masyarakat, serta memelihara kesatuan dan persatuan budaya. 5 Mempromosikan perubahan demi perbaikan, yaitu pendidikan tidak sekedar berfungsi mengajarkan apa yang ada, tetapi harus berfungsi sebagai “pendorong perubahan”.

d. Tujuan Pendidikan Kejuruan

Dalam perumusan tujuan pendidikan kejuruan banyak yang dikemukakan oleh berbagai pihak diantaranya adalah sebagai berikut: Peraturan Pemerintah PP RI No. 29 Tahun 1990 merumuskan bahwa “ Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”. Tujuan diatas kemudian dijabarkan lagi dalam keputusan Mendikbud Keputusan Mendikbud No. 0490U1990: 1 Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih danatau meluaskan pendidikan dasar. 2 Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan sekitar. 21 3 Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu, teknologi dan kesenian. 4 Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional.

3. Pendidikan Vokasi

a. Pengertian Pendidikan Vokasi

Dalam Undang-Undang UU RI No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa, pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Pendidikan vokasional adalah program pendidikan yang secara langsung dikaitkan dengan penyiapan seseorang untuk suatu pekerjaan tertentu atau untuk persiapan tambahan karier seseorang. pendidikan vokasi adalah the total process of education aimed at developing the competencies needed to function effectively in an occupation or group of occupations Wenrich, 1974. Makna yang tersirat dalam definisi ini ialah: pengembangan kompetensi, kompetensi yang dibutuhkan, kompetensi yang dikembangkan dapat berfungsi efektif, dan kompetensi yang dikembangkan terkait dengan suatu pekerjaan – atau kelompok pekerjaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu untuk mempersiapkan kompetensi yang dibutuhkan terkait dengan suatu pekerjaan, yang mencakup program pendidikan diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4, maksimal setara dengan program pendidikan sarjana. Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar vokasi. 22

b. Dimensi Pendidikan Vokasi

Dokumen yang terkait

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAUDARI PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Ditinjau dari Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa pada Siswa Kelas XI SMK Prawira Marta Kartasu

0 2 10

PERBANDINGAN MINAT SISWA SMK NEGERI DAN SMK SWASTA UNTUK MELANJUTKAN STUDI ATAU MEMASUKI DUNIA KERJA (Penelitian terhadap Siswa SMK Negeri 6 dan SMK Swasta PU Bandung).

0 2 33

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus pada SMU I Wates, SMU II Wates dan SMU I Pengasih di Kabupaten Kulon Progo.

0 0 160

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus pada siswa kelas III SMK Katolik Klaten.

0 0 127

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa smk melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas III smk negeri 1 karanganyar tahun ajaran 2012/2013.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS BELAJAR DAN KOMUNITAS TEMAN SEBAYA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII SMK MUHAMMADIYAH 3 KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 179

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA KELAS XII JURUSAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 4 DAN SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 2 149

MINAT MASUK PERGURUAN TINGGI BAGI SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOTRONIK DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

0 1 136

MINAT SISWA SMK NEGERI RUMPUN BANGUNAN KOTA SEMARANG UNTUK MELANJUTKAN STUDI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG -

0 0 43

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9