menemukan bukti bahwa bank menjual aktiva tertentu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut, maka auditor harus mempertimbangkan kewajaran
dasar akuntansi aktiva yang akan dijual oleh bank. e. Resiko BawaanInheren
Resiko ini kemungkinan disebabkan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan atau unsur pelanggaran hukum oleh bank.
Sehubungan dengan berbagai resiko yang dihadapi oleh bank, maka menurut Tawaf 1999 : 12,
Bank wajib memelihara modal yang cukup, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan tersebut memperkuat perlunya struktur pengendalian
intern yang dapat memberikan keyakinan yang memadai reasonable assurance
atas kewajaran pemupukan modal dan penggungkapan tentang modal yang diwajibkan.
Dalam pelaksanaan operasi perbankan yang tidak pernah lepas dari berbagai resiko, maka fungsi audit perbankan sangat penting karena fungsi audit perbankan
tersebut adalah untuk membantu semua tingkatan manajemen yang ada pada bank dalam mengamankan kegiatan operasional bank yang melibatkan dana masyarakat
yang luas. Dalam struktur bank, terlihat bahwa modal yang disetor oleh pemilik bank tidak sebanding dengan dana yang ditanamkan masyarakat pada bank
tersebut. Dari sisi ini, tampak bahwa peran dan pengamanan dana masyarakat merupakan prioritas utama terhadap pemeriksaan bank oleh auditor.
2.1.6. Kualitas Audit
Audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan orang yang independen. Auditor yang kompeten adalah auditor
Universitas Sumatera Utara
yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar, memahami dan menggunakan metode penyampelan yang benar,
dll. Sebaliknya auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut.
“Probabilitas auditor akan melaporkan adanya pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka” Novanda, dkk, 2012.
Seorang auditor bertanggung jawab menyediakan informasi yang berkualitas tinggi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan para pemakai
laporan keuangan. “Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern apabila klien tidak
mempunyai masalah mengenai kelangsungan hidup perusahaannya” Arga dan Linda, 2007.
Penelitian De Angelo 1981 dalam Setyarno 2006 menyatakan bahwa “auditor skala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan
kerusakan reputasi dari pada auditor skala kecil”. Auditor skala besar juga lebih cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat
menghadapi resiko proses peradilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki kemungkinan atau dorongan yang lebih untuk melaporkan
masalah going concern kliennya. Hal ini menunjukkanbahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan
dengan KAP yang lebih kecil. Kualitas audit diproksikan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi
dengan The big four dan tidak berafiliasi dengan The big four non big four.
Universitas Sumatera Utara
Ukuran kantor akuntan publik big four didasarkan pada tingkat pendapatan yang paling tinggi diperoleh selama melakukan tugas audit dan jasa lainnya. Umumnya
KAP The big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non-big four. Hal ini disebabkan oleh tiga hal yaitu:
a. KAP The big four umumnya memiliki reputasi yang lebih baik dibanding dengan KAP non-big four.
b. KAP The big four memiliki sumber daya manusia yang banyak sehingga mampu memperoleh tenaga kerja yang lebih terampil dan kompeten.
c. KAP The big four juga lebih cenderung mengungkapkan apa yang ada karena siap menghadapi resiko proses pengadilan.
2.1.7. Opini Audit Tahun Sebelumnya