kausalitas dua arah. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas F-statistik 0.00036 α
=10. Hasil ini menunjukan bahwa adanya hubungan yakni BI rate terhadap IHSG pada tingkat kepercayaan 90. Sedangkan IHSG juga mempengaruhi BI
rate di Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas F-statistik 0.06002 α =
10. Dari hasil analisis diatas sesuai dengan hipotesis yang menunjukkan
bahwa pergerakan inflasi mempengaruhi IHSG, namun IHSG tidak mempengaruhi pergerakan inflasi hubungan kausalitas satu arah. Sedangkan
pergerakan BI rate mempengaruhi IHSG, sebaliknya juga pergerakan IHSG mempengaruhi BI rate hubungan kausalitas dua arahtimbal balik yang dapat
dilihat pada Lag 3.
4.8. Hasil Estimasi VAR
Karena tidak didapati persamaan yang memiliki hubungan jangka panjang maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah membentuk model VAR
Vector Auto Regression. Hasil estimasi VAR dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Hasil Estimasi VAR
DIHSG DINFLASI
DRATEBI DIHSG-1 0.815794
-0.000333 -0.000235
0.15145 0.00049 0.00015 [
5.38641] [-0.67792]
[-1.61268] DIHSG-2 -0.234421
-7.84E-05 2.25E-05
0.18485 0.00060 0.00018 [-1.26814] [-0.13058] [
0.12622] DIHSG-3
0.264090 0.000355 0.000130 0.13505 0.00044 0.00013
[ 1.95548] [ 0.80910]
[ 1.00240] DINFLASI-1 -88.49290
1.494161 0.051675
48.9077 0.15885 0.04713 [-1.80938]
[ 9.40608] [ 1.09644]
DINFLASI-2 140.1545 -0.634592
0.029362 81.3711 0.26429 0.07841
[ 1.72241] [-2.40111]
[ 0.37446] DINFLASI-3 -29.49995
0.071870 -0.026275
55.0374 0.17876 0.05304 [-0.53600]
[ 0.40205]
[-0.49542] DRATEBI-1
-277.1649 -0.104665 0.999743 174.540 0.56690 0.16820
[-1.58797] [-0.18463] [ 5.94391]
DRATEBI-2 -20.20159 0.802816
-0.115272 233.933 0.75981 0.22543
[-0.08636] [
1.05660] [-0.51134]
DRATEBI-3 71.82814 -0.774023
-0.109117 155.398 0.50473 0.14975
[ 0.46222]
[-1.53355] [-0.72866]
Pada analisis jangka pendek variabel IHSG pada lag 1 dan 2 berpengaruh negatif terhadap inflasi dengan koefisien sebesar 0.000333 dan 0.0000784.
Artinya ketika IHSG pada lag 1 dan 2 meningkat sebesar satu persen maka akan menurunkan inflasi sebesar 0.000333 dan 0.0000784 persen. Pada lag 3, IHSG
berpengaruh positif terhadap inflasi sebesar 0.000355. Artinya ketika IHSG pada lag 3 meningkat sebesar satu persen maka akan meningkatkan inflasi sebesar
0.000355 persen. Pada analisis jangka pendek variabel inflasi pada lag 1 dan 3 berpengaruh
negatif terhadap IHSG dengan koefisien sebesar 88.49290 dan 29.49995. Artinya ketika inflasi meningkat sebesar satu persen pada lag 1 dan 3 maka akan
menurunkan IHSG sebesar 88.49290 dan 29.49995 persen. Pada lag 2 inflasi berpengaruh positif terhadap IHSG dengan koefisien sebesar 140.1545. Artinya,
ketika inflasi meningkat sebesar satu persen pada lag 2 akan meningkatkan IHSG sebesar 140.1545 persen.
Pada analisis jangka pendek variabel IHSG pada lag 1 berpengaruh negatif terhadap BI rate dengan koefisien sebesar 0.000235. Artinya ketika IHSG pada
lag 1 meningkat sebesar satu persen maka akan menurunkan BI rate sebesar 0.000235 persen. Pada lag 2 dan 3, IHSG berpengaruh positif terhadap BI rate
sebesar 0.0000225 dan 0.000130. Artinya ketika IHSG pada lag 2 dan 3 meningkat sebesar satu persen maka akan meningkatkan BI rate sebesar
0.0000225 dan 0.000130 persen. Pada analisis jangka pendek variabel BI rate pada lag 1 dan 2 berpengaruh
negatif terhadap IHSG dengan koefisien sebesar 277.1649 dan 20.20159. Artinya ketika BI rate meningkat sebesar satu persen pada lag 1 dan 2 maka akan
menurunkan IHSG sebesar 277.1649 dan 20.20159 persen. Pada lag 3 BI rate
berpengaruh positif terhadap IHSG dengan koefisien sebesar 71.82814. Artinya, ketika BI rate meningkat sebesar satu persen pada lag 3 akan meningkatkan IHSG
sebesar 71.82814 persen.
4.9. Impulse Response