Perkembangan BI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

menunjukkan dari tahun 2009-2012 IHSG terus mengalami peningkatan dari bulan ke bulan.

4.2. Perkembangan BI

Rate BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas liquidity management di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Di bawah ini terdapat tabel yang menunjukkan besarnya perubahan BI rate setiap tahun. Tabel 4.2 Perkembangan BI Rate di Indonesia Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 Januari 8,00 8,75 6,50 6,50 6,00 Februari 8,00 8,25 6,50 6,75 5,75 Maret 8,00 7,75 6,50 6,75 5,75 April 8,00 7,50 6,50 6,75 5,75 Mei 8,25 7,25 6,50 6,75 5,75 Juni 8,50 7,00 650 6,75 5,75 Juli 8,75 6,75 6,50 6,75 5,75 Agustus 9,00 6,50 6,50 6,75 5,75 September 9,25 6,50 6,50 6,75 5,75 Oktober 9,50 6,50 6,50 6,50 5,75 November 9,50 6,50 6,50 6,00 5,75 Desember 9,25 6,50 6,50 6,00 5,75 Sumber : Bank Indonesia Data pada tabel menunjukkan BI rate cenderung mengalami kenaikan pada tahun 2008 mulai dari bulan Agustus, September, Oktober dan November. Naik setiap bulannya karena dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil. Tetapi pada tahun 2009 Bank Indonesia menurunkan BI rate sebesar 6,50 dari Agustus sampai Desember. Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2009 menunjukkan daya tahan yang cukup kuat dalam merespon krisis global. Bank Indonesia berkeyakinan bahwa daya tahan perekonomian Indonesia domestik ini seiring dengan terus pulihnya perekonomian dunia dan menguatnya keyakinan pelaku ekonomi merupakan landasan yang kuat bagi mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan. Pada tahun 2010-2011 Bank Indonesia menurunkan lagi BI rate yakni dari 6,50 ke angka 6,00. BI rate pada tahun 2012 tetap terkendali dan diperkirakan tahun berikutnya berada di bawah 5,75 . Naiknya BI rate tidak akan serta merta menguatkan IHSG, karena yang jadi konsentrasi investor bukanlah BI rate-nya, melainkan tingkat inflasi. Dalam jangka pendek, naiknya BI rate bahkan justru berpotensi semakin melemahkan IHSG karena dengan naiknya BI rate, maka suku bunga di deposito biasanya akan naik. 4.3. Perkembangan Inflasi Inflasi di Indonesia setiap tahunnya dapat berubah-ubah.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bukan saja berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.Ketika terjadi masalah krisis global juga dapat berdampak bagi Indonesia dan akan berpengaruh pada pertumbuhan inflasi dalam negeri. Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran inflasi kepada publik untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Di bawah ini terdapat tabel yang menunjukkan besarnya perubahan inflasi. Tabel 4.3 Perkembangan Inflasi di Indonesia Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 Januari 7,36 9,17 3,72 7,02 3,65 Februari 7,40 8,60 3,81 6,84 3,56 Maret 8,17 7,92 3,43 6,65 3,97 April 8,96 7,31 3,91 6,16 3,50 Mei 10,38 6,04 4,16 5,98 4,45 Juni 11,03 3,65 5,05 5,54 4,53 Juli 11,90 2,71 6,22 4,61 4,56 Agustus 11,85 2,75 6,44 4,79 4,58 September 12,14 2,83 5,80 4,61 4,31 Oktober 11,17 2,57 5,67 4,42 4,61 November 11,66 2,41 6,33 4,15 4,32 Desember 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30 Sumber : Bank Indonesia Pada tahun 2008 kondisi ekonomi global mengalami goncangan krisis yang berawal ketika AS gagal mengelola usaha properti sehingga laju inflasi dalam negeri meningkat 12,14 pada September. Dorongan juga berasal dari harga minyak dunia yang mendorong dikeluarkannya subsidi harga BBM. Tekanan inflasi makin tinggi akibat harga komoditi global yang tinggi. Namun inflasi berangsur menurun di akhir tahun 2008 karena harga komoditi menurun dan penurunan harga subsidi BBM. Naiknya inflasi tahun 2008 tidak sesuai dengan target inflasi yang ditetapkan BI 5 1 di bawah 6, di atas 4. Pada tahun 2009 pemerintah menetapkan target inflasi sebesar 4,5 1 di atas 3,5, di bawah 5,5. Sejalan dengan terpeliharanya kestabilan nilai tukar rupiah , laju inflasi selama tahun 2009 secara berangsur-ansur menurun dari tahun sebelumnya. Laju inflasi yang pada akhir tahun 2008 sekitar 11,06 menurun menjadi 2,78 yang dipengaruhi oleh rendahnya laju inflasi pada bahan makanan dan komponen barang-barang yang ditetapkan pemerintah. Target inflasi yang ditetapkan BI pada tahun 2010 sebesar 5 1 di atas 4 , di bawah 6 . Namun kondisi ini tidak sesuai dengan inflasi aktualnya yakni sebesar 6,96. Pada tahun 2010 laju inflasi cenderung meningkat sebesar 6,96 sejalan dengan perekonomian dunia yang mendorong kenaikan harga barang dan jasa di Indonesia. Target inflasi yang ditetapkan BI pada tahun 2011 sama dengan tahun 2010 yakni sebesar 5. Penetapan target ini tidak sesuai dengan inflasi aktualnya sebesar 3,79 tetapi kondisi menurun nya inflasi ini berpengaruh pada perekonomian Indonesia yang semakin stabil. Pada tahun 2012 Indonesia menetapkan target inflasi sebesar 4,5 1 di atas 3,5 , di bawah 5,5 hal ini didasari dari inflasi aktual yang ada pada tahun 2011. Penurunan target inflasi ini juga diikuti dengan inflasi aktual sebesar 4,3. Kondisi inflasi pada tahun 2012 merupakan kondisi normal karena sesuai dengan target inflasi yang ditet apkan BI dan diikuti dengan perekonomian Indonesia yang stabil. Ketika inflasi mulai naik tidak terkendali, maka efeknya adalah biaya operasional para perusahaan yang terdaftar di BEI menjadi membengkak, karena naiknya harga bahan baku, gaji karyawan, dll. Akibatnya, laba bersih para emiten dikhawatirkan akan turun. Alhasil, harga sahamnya pun turun. Dan jika hal ini terjadi pada banyak saham, maka IHSG secara keseluruhan juga akan turun. Jadi ketika BI rate dinaikkan dan harapannya inflasi akan terkendali, maka IHSG juga bisa bangkit kembali.

4.4. Uji Akar Unit