Uji Akar Unit HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4. Uji Akar Unit

Unit Root Test Dasar teoritis yang digunakan untuk menguji perilaku data atas time series, yakni variabel volatilitas saham IHSG dan variabel makroekonomi suku bunga BI dan inflasi di Indonesia adalah uji akar unit. Pengujian validitas ini harus dilakukan untuk menghindari model yang tidak efisien atau tidak stasioner. Uji ini dikenalkan oleh Dickey dan Fuller. Uji ini menggunakan Augmented Dickey- Fuller ADF kurun waktu 2008:01-2012:12. Hasil pengujian dengan menggunakan uji ADF pada tabel di bawah ini . Tabel 4.4 Hasil Uji Akar Unit IHSG, Inflasi, dan BI Rate Null Hypothesis: DIHSG has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.655981 0.0000 Test critical values: 1 level -3.548208 5 level -2.912631 10 level -2.594027 Null Hypothesis: DINFLASI has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.796719 0.0050 Test critical values: 1 level -3.548208 5 level -2.912631 10 level -2.594027 Null Hypothesis: DRATEBI,2 has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 Automatic based on SIC, MAXLAG=10 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.451079 0.0000 Test critical values: 1 level -3.552666 5 level -2.914517 10 level -2.595033 Catatan = Signifikan pada = 10 = Signifikan pada = 5 = Signifikan pada = 1 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji akar unit unit roots test dan derajat integrasi pada variabel IHSG diperoleh bahwa angka ADF statistik yakni -6.655981 lebih kecil dari nilai kritis sebesar -3.548208 pada tingkat signifikansi sebesar 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu variabel IHSG telah stasioner pada derajat first difference I1, maka model yang digunakan adalah VECM karena stasioner pada derajat first difference sehingga perlu dilakukan uji kointegrasi. Variabel inflasi dapat diperoleh informasi bahwa angka ADF statistik yakni -3.796719 lebih kecil dari nilai kritis sebesar -3.548208 pada tingkat signifikansi sebesar 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu variabel inflasi telah stasioner pada derajat first difference I1, maka model yang digunakan adalah VECM karena stasioner pada derajat first difference sehingga perlu dilakukan uji kointegrasi. Variabel BI rate diperoleh bahwa angka ADF statistik yakni -8.451079 lebih kecil dari nilai kritis sebesar -3.552666 pada tingkat signifikansi sebesar 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu variabel BI rate telah stasioner pada derajat 2nd difference II2 , maka model yang digunakan adalah VECM karena stasioner pada derajat 2nd difference sehingga perlu dilakukan uji kointegrasi.

4.5. Penentuan Lag Length