3.8. Defenisi Operasional
1. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG adalah indeks gabungan dari
seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. 2.
Inflasi adalah kenaikan harga-harga yang bersifat umum dan terus menerus.
3. BI rate merupakan tingkat suku bunga untuk satu tahun yang ditetapkan
oleh BI sebagai patokan bagi suku bunga pinjaman maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-lembaga keuangan di seluruh Indonesia.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Indeks harga saham gabungan IHSG mencakup indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. Perhitungan indeks dilakukan
setiap hari , yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Pada saat ini perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali dalam satu hari atau bahkan
telah bisa diitung dalam hitungan detik setelah sistem perdagangan otomasi JATS Jakarta Automation Trading System diimplementasikan dengan baik.
IHSG yang tidak terkendali dapat mengakibatkan turunnya return, karena kenaikan tingkat suku bunga, inflasi dan faktor lainnya akan berdampak negatif
terhadap nilai suka bunga, inflasi dan faktor lainnya. Kenaikan IHSG menyebabkan investor lebih memilih menanamkan dananya di pasar modal karena
lebih memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dan akibatnya tingkat suku bunga akan menjadi turun.
Sedangkan koreksi faktoral adalah koreksi yang disebabkan oleh faktor- faktor tertentu, termasuk faktor-faktor eksternal. Contohnya waktu IHSG terkena
badai krisis global 2008 lalu. Faktor yang menyebabkan IHSG terkoreksi habis- habisan adalah krisis ekonomi AS yang merembet ke seluruh dunia termasuk
Indonesia. Sementara “May Effect” atau koreksi IHSG yang terjadi bulan Mei lalu adalah gabungan antara koreksi alamiah dan koreksi faktoral. Ketika itu IHSG
turun dari 2.900-an ke 2.500-an. Secara alamiahnya, IHSG pada saat itu beristirahat sejenak ke posisi 2.700-an setelah sebelumnya menguat tajam pada
bulan-bulan sebelumnya. Namun karena adanya faktor tambahan yaitu krisis