BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini kurikulum telah mengalami beberapa kali pergantian, antara lain; tahun 1947 berlaku rencana pembelajaran sekolah rakyat, kemudian diubah
menjadi rencana pembelajaran terurai pada tahun 1952. Tahun 1968 muncul kurikulum baru yang disempurnakan dan direalisasikan pada Kurikulum 1975.
Selanjutnya berlaku Kurikulum SMA 1984 secara bertahap. Sepuluh tahun kemudian, Kurikulum SMU 1984 digantikan Kurikulum SMU 1994. Kemudian
pada tahun ajaran baru 2004, muncul kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi Sarumpaet, 1995: 1. Kurikulum 2004 belum resmi diberlakukan,
kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang diberlakukan mulai tahun 2006.
Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan di masyarakat. Melalui perubahan
kurikulum diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat maju sesuai dengan perkembangan ilmu dan perkembangan teknologi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Permen, 2006. Tepatnya tahun ajaran baru 2006, diterapkan kurikulum baru, yakni Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang menarik yang perlu dikaji dan ditanggapi secara positif. Kurikulum 2006 merupakan
penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2004. Penyempurnaan tersebut terjadi pada standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum 2004 merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pengembangan kemampuan melakukan
kompetensi tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan peserta didik, berupa penguasaan seperangkat kompetensi.
Kurikulum 2006 lebih mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan yang berpedoman pada Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP yang
dikeluarkan oleh Depdiknas tahun 2006. Perubahan ini merupakan upaya pemerintah dan praktisi pendidikan dalam rangka memperbaiki kualitas
pendidikan, agar pendidikan berjalan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs untuk mata pelajaran
IPA memuat tentang IPA Terpadu. Pada kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2004, mata pelajaran IPA untuk SMP masih terpisah-pisah antara Biologi dan
Fisika. Berbeda dengan konsep pembelajaran IPA pada KTSP telah memadukan konsep keduanya dan ditambah dengan konsep Kimia serta beberapa konsep
Geografi. Tujuan dari diterapkannya pembelajaran IPA Terpadu adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan
motivasi siswa dan membantu siswa untuk dapat mencapai beberapa kompetensi dasar sekaligus.
Lingkup kajian pada pemebelajaran IPA di SMP adalah: 1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Biologi
2. Materi dan Sifatnya Kimia 3. Energi dan Perubahannya Fisika
4. Bumi dan Alam Semesta Geologi, Meteorologi, dan Astronomi. Dengan diberlakukannya kurikulum baru yakni Kurikulum 2006, dapat menjadi
perhatian bagi semua guru khususnya guru IPA di SMP untuk lebih mencermati bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu tersebut apakah sesuai dengan
Kurikulum 2006 yang antara lain meliputi perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan sistem evaluasinya. Maka dari itu, peneliti merasa tertarik
untuk mengadakan penelitian secara lebih spesifik tentang pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu di SMP berdasarkan Kurikulum 2006 pada SMP-SMP
di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Setelah ditetapkannya PP No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar
Kelulusan untuk sekolah dasar dan menengah, maka semua sekolah menengah
2
pertama khususnya di Kabupaten Bantul Yogyakarta sebagian besar telah melaksanakannya. Persoalannya adalah apakah di sekolah-sekolah di kabupaten
Bantul tersebut telah melaksanakan pembelajaran IPA terpadu sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha mengungkap sejauhmana
pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu di SMP-SMP di kabupaten Bantul Yogyakarta.
B. Permasalahan