Metode pembelajaran adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud Moeliono, 1988: 580. Berdasarkan pengertian
tersebut, metode pembelajaran IPA adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran pada saat proses belajar mengajar.
Metode berhubungan dengan cara bagaimana membelajarkan IPA secara tepat. Metode digunakan dalam pembelajaran untuk mengatur waktu
dan materi dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang tepat harus mementingkan proses atau melibatkan aktivitas siswa, karena hal itu
akan memperkuat tumbuh dan berkembangnya kreativitas siswa. Jika hal ini benar-benar dilaksanakan tentunya tujuan guru menyampaikan materi kepada
siswa akan terlaksana sesuai dengan kompetensi masing-masing. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang terencana, hasil
pembelajaran akan memuaskan. Kekurangmantapan metode pembelajaran IPA berpangkal pada kurang jelasnya konsep yang dianut dalam proses
pembelajaran IPA tersebut. Metode pembelajaran yang kabur, tujuan pembelajarannyapun jadi kurang jelas. Akibatnya, dalam proses belajar
mengajar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai menjadi hilang. Metode pembelajaran IPA yang umum dilaksanakan di sekolah-sekolah
adalah diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, praktikum dan ceramah. Sebagaimana diketahui setiap metode tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Di samping itu, situasi dan kondisi kelas maupun bahan pembelajaran berpengaruh terhadap pemilihan metode yang
akan digunakan. Oleh karena itu, metode-metode yang digunakan dalam penerapannya dihubungkan agar saling melengkapi model pembelajaran yang
variatif.
F. Sistem Evaluasi Pembelajaran IPA
Evaluasi pada hakekatnya merupakan suatu proses, yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Proses ini dilakukan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran
14
secara berkelanjutan atau terus menerus. Hal ini dilakukan dengan maksud agar guru benar-benar melakukan evaluasi dengan tepat dan terarah.
Penilaian evaluation adalah judgement kualitatif keputusan nilai terhadap suatu hal, benda, orang berdasarkan suatu norma atau kriteria tertentu
Kusnadi, 2004: 9. Artinya bahwa penilaian adalah suatu kegiatan memberikan keputusan nilai terhadap suatu hal, benda, orang berdasarkan
norma atau kriteria tertentu dalam hal ini adalah siswa. Penilaian yang dimaksud adalah kegiatan pemberian keputusan terhadap tingkat keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Menurut Ghufron 2006, penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan.
Dengan adanya penilaian, guru dapat memperoleh gambaran dan mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi, ketepatan dalam memilih
materi, dan ketepatan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran. Menurut Kusnadi 2004: 01 yang mengutip dari Allen and Yen, menyatakan
bahwa ada empat macam konteks penilaian dalam dunia pendidikan yang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda, yaitu: 1seleksi, 2 klasifikasi,
3 evaluasi, dan 4 konseling. Berdasarkan klasifikasi tersebut, penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran IPA lebih banyak bersifat evaluatif. Pada
bidang studi IPA, penilaian lebih banyak diarahkan pada tujuan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas proses pembelajaran IPA dengan
melihat seberapa jauh kompetensi yang dicapai oleh siswa melalui berbagai ranah penilaian.
Tujuan penilaian secara detail antara lain : 1 mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, 2 mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, 3
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, 4 mengetahui hasil pembelajaran, 5 mengatahui pencapaian kurukulum, 6 mendorong siswa belajar, 7
mendorong guru agar mengajar dengan baik Kusnadi, 2004: 16. Evaluasi terhadap siswa dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis. Bloom,
membagi penilaian itu berdasar tiga kategori ranah yang kemudian terkenal
15
dengan Taksonomi Bloom. Ketiga ranah itu ialah ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis
dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi Mimin Haryati, 2007: 22. Tidak jauh berbeda dengan penilaian kognitif, penilaian psikomotor
dimulai dengan pengukuran hasil belajar. Perbedaannya adalah pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis, sedangkan
pengukuran hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan.
Menurut Leighbody 1968 dalam melakukan penilaian hasil belajar keterampilan sebaiknya mencakup: Pertama,
kemampuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis
suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan
siswa dalam membaca gambar dan atau symbol. Kelima, keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Dengan
demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan produk. Penilaian dapat dilakukan saat
proses belajar unjuk kerja berlangsung dengan cara mengetes siswa atau bisa juga setelah proses belajar unjuk kerja selesai Mimin Haryati, 2007:
26-27. Ranah afektif lebih merujuk pada sikap, perasaan serta berhubungan
dengan nilai-nilai moral. Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.
Moekijat, 1992 Mulyasa, 2006: 249, mengemukakan teknik penilaian pembelajaran yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
antara lain: 1 penilaian belajar pengetahuan bisa dilakukan dengan menggunakan ujian tulis, lisan, daftar isian persetujuan, 2 penilaian belajar
16
keterampilan bisa dilakukan dengan ujian praktik, analisis keterampilan, dan analisis tugas, 3 penilaian belajar sikap bisa dilakukan dengan daftar isian
sikap dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program dan skala deferensial semantik.
Teknik penilaian di atas dianggap sebagai contoh, sedangkan guru dapat mengubah maupun mengembangkannya sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan kemampuan guru sendiri. Tentunya hal tersebut tetap diperhitungkan oleh guru supaya dalam suatu penilaian pembelajaran dapat
dilakukan secara efektif dan memperoleh hasil yang sahih. Sistem penilaian yang digunakan dalam mata pelajaran IPA adalah sistem
penilaian berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki kompetensi berkenaan dengan mata pelajaran
pendidikan IPA. Sistem penilaian harus mencakup semua kompetensi dasar dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh guru Depdiknas,
2005. Oleh karena itu, dalam sistem penilaian berkelanjutan guru perlu membuat perencanaan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester,
dengan membuat kisi-kisi. Selain itu dalam merencanakan penilaian, guru perlu menentukan jenis tagihan dan instrumen penilaiannya yang tepat.
Penilaian suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, psikomotorik dan
afektif. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan: penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk,
penggunaan portofolio dan penilaian diri. Depdiknas: Model Penilaian Kelas KTSP untuk SMP dan MTs, 2006.
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti praktik di laboratorium, praktik sholat,
presentasi, diskusi, dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan
siswa yang sebenarnya.
17
Penilaian sikap terdiri dari 3 komponen: afektif, yang meliputi perasaan siswa terhadap suatu objek; kognitif, meliputi keyakinan siswa terhadap suatu
objek; dan konatif, merupakan kecenderungan berperilaku melalui cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek. Objek yang perlu dinilai dari
siswa antara lain sikap terhadap materi pelajaran, sikap terhadap guru pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, dan sikap yang berkaitan
dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Penilaian tertulis merupakan penilaian dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam
bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan sebagainya. Ada 2 macam bentuk dalam penilaian tertulis yakni netuk tes
tertulis dan bentuk mensuplai jawaban. Bentuk tes tertulis dalam bentuk memilih jawaban antara lain berupa pilihan ganda, 2 pilihan benar-salah, ya-
tidak, menjodohkan, dan sebab akibat. Bentuk tes tertulis dalam bentuk mensuplai jawaban antara lain berupa isian melengkapi, jawaban singkat
pendek, dan uraian. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian diri self asessment merupakan suatu teknik penilaian dimana siswa diminta untuk menilai dirinya berkaitan dengan status,proses,
dan tingkat pencapaian kompetensi dasar yang dipelajarinya. Penilaian diri digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Penilaian kelas yang dilakukan oleh guru menghasilkan informasi pencapaian kompetensi siswa yang dapat digunakan untuk perbaikan
remedial bagi siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan, pengayaan
18
bagi siswa yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, perbaikan program dan proses pembelajaran, pelaporan, dan
penentuan kenaikan kelas.
19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian