f.Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan
mengutamakan salah satu mata pelajaran dan ‘tenggelam’nya mata pelajaran lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA,
maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar
belakang pendidikan guru itu sendiri. Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain
keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru mata pelajaran terkait dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran IPA .
F. Pemaduan Konsep dalam Pembelajaran IPA
Salah satu kunci pembelajaran terpadu yang terdiri atas beberapa mata pelajaran adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan peserta
didik mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep- konsep dari berbagai submata-pelajaran. Pengertian terpadu di sini
mengandung makna menghubungkan IPA dengan berbagai mata pelajaran Carin 1997; 236. Lintas submata pelajaran dalam IPA adalah
mengkoordinasikan berbagai disiplin ilmu seperti biologi, fisika, kimia, geologi, dan astronomi. Sebenarnya IPA dapat juga dipadukan dengan mata
pelajaran lain di luar bidang kajian IPA dan hal ini lebih sesuai untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Mengingat pembahasan materi IPA pada tingkat
lebih tinggi semakin luas dan mendalam, maka pada jenjang pendidikan SMPMTs dan SMAMA, akan lebih baik bila keterpaduan dibatasi pada mata
pelajaran yang termasuk bidang kajian IPA saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat, yang akan membuka peluang
timbulnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian, mengingat semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula pemahaman
konsep yang harus diserap oleh peserta didik.
10
Pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan TEMA, karena penentuan tema akan membantu peserta didik dalam beberapa aspek yaitu:
1. peserta didik yang bekerja sama dengan kelompoknya akan lebih bertanggung jawab, berdisiplin, dan mandiri;
2. peserta didik menjadi lebih percaya diri dan termotivas dalam belajar bila mereka berhasil menerapkan apa yang telah dipelajarinya;
3. peserta didik lebih memahami dan lebih mudah mengingat karena mereka ‘mendengar’, ‘berbicara’, ‘membaca’, ‘menulis’ dan ‘melakukan’ kegiatan
menyelidiki masalah yang sedang dipelajarinya; 4. memperkuat kemampuan berbahasa peserta didik;
5. belajar akan lebih baik bila peserta didik terlibat secara aktif melalui tugas proyek, kolaborasi, dan berinteraksi dengan teman, guru, dan dunia nyata.
Oleh karena itu, jika guru hendak melakukan pembelajaran terpadu dalam IPA, sebaiknya memilih tema yang menghubungkaitkan antara IPA–
lingkungan- teknologi-masyarakat Depdiknas, 2006 : 6-9. Ada beberapa model pemaduan IPA, dianataranya adalah model Connected,
Webbed tematik dan Integrated. Model connected yaitu model yang membelajarkan sebuah KD, konsep-konsep pada KD tersebut dipertautkan
dengan konsep KD lain.
11
Model Webbed adalah model pembelajaran yang berangkat dari tema yang dibangun idealnya bersama-sama antara guru dengan siswa, atas dasar
beberapa KD yang berhubungan.
Sedang model integrated terpadu adalah model pembelajaran yang memadukan topik-topiknyang berkaitan Kepala Dinas Pendidikan Prop.
DIY, 2008.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SMPMTs menekankan pada
12
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Depdiknas, 2006: 377
Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD IPA di SMPMTs merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta
didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Depdiknas, 2006: 377.
Setiap standar kompetensi yang telah dirumuskan dalam kurikulum, kemudian dijabarkan dan dikembangkan dalam indikator-indikator
pencapaian siswa oleh guru. Materi pembelajaran dapat dipilih dan ditentukan sendiri oleh guru dengan tetap perpedoman pada standar kompetensi yang
tercantum dalam kurikulum. Media pembelajaran dalam proses pembelajaran IPA juga harus
diperhatikan. Media pembelajaran adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pendukung untuk menyampaikan informasi kepada seseorang atau pendengar.
Dalam pembelajaran IPA, yang dimaksud menyampaikan informasi adalah proses belajar mengajar antara guru dan siswa. Untuk itu, media digunakan
dalam proses belajar mengajar agar siswa mudah menerima sumber informasi yang disampaikan guru secara konkret.
Peranan media dalam pembelajaran IPA sangatlah penting. Media pembelajaran sedikit banyak akan meningkatkan intensitas apresiasi pada
IPA. Siswa akan termotivasi untuk lebih dekat dalam menggauli IPA dan tentunya pembelajaran IPA akan semakin menarik dan interaktif. Secara garis
besar media pembelajaran dapat berupa; media elektronik, media cetak, media gambar, media alamiah, dan media orang Mulyasa, 2003: 48.
Digunakannya media dalam pembelajaran IPA agar guru dalam menstransfer bahan pembelajaran dapat diserap sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya
oleh siswa. Di samping itu, penggunaan media juga dimaksudkan agar informasi yang dikomunikasikan oleh guru dapat lebih jelas dan konkrit.
13
Metode pembelajaran adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud Moeliono, 1988: 580. Berdasarkan pengertian
tersebut, metode pembelajaran IPA adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran pada saat proses belajar mengajar.
Metode berhubungan dengan cara bagaimana membelajarkan IPA secara tepat. Metode digunakan dalam pembelajaran untuk mengatur waktu
dan materi dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang tepat harus mementingkan proses atau melibatkan aktivitas siswa, karena hal itu
akan memperkuat tumbuh dan berkembangnya kreativitas siswa. Jika hal ini benar-benar dilaksanakan tentunya tujuan guru menyampaikan materi kepada
siswa akan terlaksana sesuai dengan kompetensi masing-masing. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang terencana, hasil
pembelajaran akan memuaskan. Kekurangmantapan metode pembelajaran IPA berpangkal pada kurang jelasnya konsep yang dianut dalam proses
pembelajaran IPA tersebut. Metode pembelajaran yang kabur, tujuan pembelajarannyapun jadi kurang jelas. Akibatnya, dalam proses belajar
mengajar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai menjadi hilang. Metode pembelajaran IPA yang umum dilaksanakan di sekolah-sekolah
adalah diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, praktikum dan ceramah. Sebagaimana diketahui setiap metode tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Di samping itu, situasi dan kondisi kelas maupun bahan pembelajaran berpengaruh terhadap pemilihan metode yang
akan digunakan. Oleh karena itu, metode-metode yang digunakan dalam penerapannya dihubungkan agar saling melengkapi model pembelajaran yang
variatif.
F. Sistem Evaluasi Pembelajaran IPA