MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA

KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Oleh

Muhamad Fajar Dismawan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat yang diketahui dari hasil observasi. Tujuan penelitian adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model project based learning.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes. Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, sedangkan data hasil belajar siswa dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model project based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 56,1 dengan predikat C meningkat pada siklus II menjadi 69,29 dengan predikat B-, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 84,46 dengan predikat A-. Nilai rata-rata pada aspek afektif siklus I sebesar 54,28 dengan predikat C- meningkat pada siklus II sebesar 60,71 dengan predikat C, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,62 dengan predikat A-. Nilai rata-rata pada aspek kognitif siklus I sebesar 59,42 dengan predikat C meningkat pada siklus II menjadi 62,66 dengan predikat C+, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 81,63 dengan predikat A. Nilai rata-rata pada aspek psikomotor siklus I sebesar 57,96 dengan predikat C, meningkat pada siklus II menjadi 64,19 dengan predikat C+, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,14 dengan predikat A-.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Muhamad Fajar Dismawan lahir di Way Kekah, Terbanggi Besar, Provinsi Lampung, pada tanggal 12 Desember 1991, anak dari pasangan Bapak Mulyono dan Ibu Siti Asiah. Peneliti menempuh pendidikan formal di SD 1 Metro Barat dan lulus pada tahun 2004, SMP Negeri 1 Terbanggi Besar dan lulus pada tahun 2007, SMA Negeri 1 Terbanggi Besar dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 peneliti lulus dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Lampung, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti pernah melakukan Kuliah Kerja Nyata – Kependidikan Terpadu (KKN-KT) pada tahun 2013 di SD Negeri 1 Watas, Pekon Watas, Kabupaten Liwa, Lampung Barat.


(7)

MOTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(QS. Al-Insyirah: 6)

Hal terpenting yang diberikan oleh guru bukan hanya tertulis pada

nilai ulangan, tetapi juga tertulis pada hati anak-anak.


(8)

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirahim..

Aku persembahkan karya ini kepada orang-orang terkasih:

Kedua orang tuaku, Bapak Mulyono dan Ibu Siti Asiah,

terima kasih yang tak terhingga atas semua doa, pengorbanan,

kesabaran dan pengertian yang tiada habisnya.

Kakakku Mas Muhamad Feri Setiawan & Mbak Vera,

Yang selalu memberi dukungan dan motivasi untukku dalam

menyelesaikan studi, dan doa untuk keberhasilanku.

Annisa Yulistia yang tersayang, selalu memberi semangat untuk

mengejar semua impianku.

Sahabat seperjuanganku Joni Saputra dan Feri Kusnun Cahyo.

Dan orang-orang yang selalu menyayangiku serta dapat menerima

diriku sebagai bagian keluarga dan memberi dukungan bagiku

dalam menyelesaikan studi. Hanya Allah SWT yang akan membalas

segala kebaikan itu.


(9)

ii

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kebaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari dalam penelitian skripsi ini, tidak akan berlanjut tanpa adanya dukungan dari beberapa pihak, untuk itu rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M. S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung sekaligus Penguji yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.


(10)

iii 6. Bapak Drs. Rapani, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan ikhlas menyempatkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga berbagai masukan telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Dra. Sulistiasih, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan saran kepada peneliti.

8. Bapak Zaenal Abidin, S. Ag., selaku Kepala SD Muhammadiyah Metro Pusat, Kota Metro yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan observasi dan penelitian.

9. Bapak Rusman Ahmadi, S. Pd., selaku Guru Wali Kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat yang dengan ikhlas meminjamkan kelasnya, serta memberikan saran kepada peneliti dan dengan sabar menjadi observer.

10.Seluruh Staf dan Karyawan Tata Usaha FKIP PGSD UNILA atas berbagai pelayanan yang telah diberikan selama peneliti menjadi mahasiswa

Semoga kiranya Allah SWT membalas kebaikan mereka yang telah diberikan kepada peneliti dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Metro, Juni 2014 Peneliti,

Muhammad Fajar Dismawan NPM 1013053067


(11)

iv DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 7

B. Model Project Based Learning ... 9

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 9

2. Macam-macam Model Pembelajaran ... 9

3. Model Project Based Learning ... 11

4. Langkah-langkah Model Project Based Learning ... 13

C. Aktivitas Belajar ... 14

D. Belajar dan Hasil Belajar ... 16

E. Pembelajaran Tematik ... 19

F. Penilaian Autentik ... 20

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

H. Kerangka Pikir ... 23

I. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Subjek Penelitian ... 27

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27


(12)

v

G. Indikator Keberhasilan ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Profil SD Muhammadiyah Metro Pusat ... 48

B. Prosedur Penelitian ... 50

C. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian ... 51

1. Siklus I ... 51

2. Siklus II ... 62

3. Siklus III ... 72

D. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 80

E. Pembahasan ... 88

1. Kinerja Guru ... 88

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 90

3. Hasil Belajar Siswa... 91

a. Afektif ... 91

b. Kognitif ... 91

c. Psikomotor ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

vi DAFTAR TABEL

Tabel halaman

3.1 Indikator aktivitas belajar siswa ... 29

3.2 Rubrik penilaian aktivitas belajar siswa ... 29

3.3 Indikator afektif siswa ... 30

3.4 Rubrik penilaian afektif siswa ... 30

3.5 Rubrik indikator dan skor penilaian membuat klipping ... 31

3.6 Rubrik indikator dan skor penilaianmembuat wayang ... 32

3.7 Rubrik indikator dan skor penilaian membuat pigura ... 32

3.8 Kriteria aktivitas belajar siswa dalam satuan persen (%) ... 33

3.9 Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal ... 34

3.10 Tabel konversi nilai ... 34

4.1 Keadaan guru dan karyawan SD Muhammadiyah Metro Pusat ... 49

4.2 Jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas ... 51

4.3 Hasil nilai kinerja guru siklus I ... 56

4.4 Hasil nilai aktivitas belajar siswa siklus I ... 57

4.5 Hasil nilai afektif siswa siklus I ... 58

4.6 Hasil nilai kognitif siswa siklus I ... 59

4.7 Hasil nilai psikomotor siswa siklus I ... 60

4.8 Nilai hasil belajar siswa siklus I ... 60

4.9 Hasil nilai kinerja guru siklus II ... 66

4.10 Hasil nilai aktivitas belajar siswa siklus II ... 67

4.11 Hasil nilai afektif siswa siklus II ... 68

4.12 Hasil nilai kognitif siswa siklus II ... 68

4.13 Hasil nilai psikomotor siswa siklus II ... 69

4.14 Nilai hasil belajar siswa siklus II ... 70

4.15 Hasil nilai kinerja guru siklus III ... 75

4.16 Hasil nilai aktivitas belajar siswa siklus III ... 76

4.17 Hasil nilai afektif siswa siklus III ... 77

4.18 Hasil nilai kognitif siswa siklus III ... 78

4.19 Hasil nilai psikomotor siswa siklus II ... 79

4.20 Nilai hasil belajar siswa siklus III ... 79

4.21 Rekapitulasi nilai kinerja guru setiap siklus ... 81


(14)

vii 4.25 Rekapitulasi nilai psikomotor siswa setiap siklus ... 86 4.26 Peningkatan nilai hasil belajar siswa setiap siklus ... 87


(15)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman 2.1Kerangka pikir penelitian ... 24 1.1Alur penelitian tindakan kelas ... 26


(16)

ix DAFTAR GRAFIK

Grafik halaman

1.1 Rekapitulasi nilai kinerja guru setiap siklus ... 81

1.2 Rekapitulasi nilai aktivitas belajar siswa setiap siklus ... 83

1.3 Rekapitulasi nilai afektif siswa setiap siklus ... 84

1.4 Rekapitulasi nilai kognitif siswa setiap siklus ... 85

1.5 Rekapitulasi nilai psikomotor siswa setiap siklus ... 86


(17)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Surat-surat ... 100

2. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) ... 106

3. Kinerja guru ... 142

4. Nilai aktivitas belajar siswa ... 152

5. Nilai hasil belajar afektif siswa ... 157

6. Hasil belajar kognitif ... 162

7. Hasil belajar psikomotor ... 166

8. Nilai hasil belajar siswa ... 173


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang paling utama dalam membangun sebuah bangsa. Kini pendidikan menjadi prioritas utama dalam membangun bangsa Indonesia. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka membangun negara di bidang pendidikan, pemerintah terus memperbaiki undang-undang pendidikan guna menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta


(19)

2

bertanggung jawab. Dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan dapat bersaing dengan masyarakat global.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menetapkan Kurikulum 2013 sebagai perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi Kurikulum 2013 pada semua jenjang pendidikan khususnya pendidikan dasar mulai tahun pelajaran 2013/2014.

Proses pembelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) menggunakan pembelajaran tematik, sebab cara berpikir siswa masih bersifat holistik. Siswa SD masih memandang segala sesuatu secara menyeluruh sehingga dalam proses pembelajaran menggabungkan beberapa bidang studi ke dalam satu tema. Pendekatan ilmiah atau scientific approach digunakan dalam setiap kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Dalam penilaian hasil belajar menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik dilakukan secara langsung selama proses pembelajaran yang dapat mengukur ranah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) secara bersamaan dalam setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.

SD Muhammadiyah Metro Pusat adalah SD yang telah menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014 pada kelas I dan kelas IV. Kelas IV di SD Muhammadiyah Metro Pusat terdiri dari 4 kelas, yaitu kelas


(20)

IV Daud, IV Ismail, IV Sulaiman, dan IV Zulkifli. Peneliti menggunakan kelas IV Sulaiman sebagai objek penelitian. Peneliti memilih kelas IV Sulaiman karena hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas IV yang lain. Hal ini terbukti dari studi dokumentasi nilai ulangan tema Indahnya Negeriku yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Februari 2014, diperoleh informasi bahwa hasil belajar tematik masih rendah. Terdapat 24 siswa dari jumlah seluruhnya 35 siswa atau 68% siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 66 dengan nilai rata-rata kelas yaitu 60. Sedangkan nilai rata-rata pada Kelas IV Daud dan IV Ismail sebesar 63, dan nilai rata-rata pada Kelas IV Zulfikli adalah sebesar 61.

Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat, terlihat dalam pembelajaran cenderung didominasi oleh guru (teacher centered), sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu aktivitas belajar siswa terlihat rendah dengan banyaknya siswa yang mengobrol dan bermain dengan teman sebangku. Pembelajaran lebih menekankan pada aspek kognitif, penanaman sikap yang baik (afektif) dan keterampilan (psikomotor) siswa kurang diperhatikan. Kegiatan belajar siswa lebih banyak membaca dan mencatat materi pelajaran. Siswa lebih banyak mendapatkan teori daripada praktik, sehingga kreativitas siswa tidak berkembang. Kegiatan pembelajaran belum mencerminkan sebagai pembelajaran yang bermakna. Dalam pembelajaran belum menerapkan variasi model pembelajaran yang menarik, sehingga membuat siswa akan lebih cepat terasa bosan berada di dalam kelas.


(21)

4

Berbagai permasalahan tersebut tentunya sangat tidak diharapkan. Berkenaan dengan hal ini, peneliti berupaya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang terjadi di kelas IV Sulaiman dengan menggunakan model project based learning. Model project based learning adalah adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-pringsip utama (central) dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik (Ngalimun, 2013: 185). Siswa akan lebih cepat memahami konsep dengan apa yang telah dilakukan melalui tugas proyeknya (learning by doing). Selain itu, project based learning juga dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, berinovasi, dan meningkatkan kreativitas siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

judul “Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat masih terpusat pada guru (teacher centered).


(22)

2. Pembelajaran lebih menekankan pada aspek kognitif, penanaman sikap dan keterampilan siswa kurang dimunculkan.

3. Kegiatan siswa lebih banyak mencatat materi yang diajarkan oleh guru, selain itu siswa lebih sering mengobrol dan mengganggu teman.

4. Pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran yang menarik. 5. Aktivitas belajar siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro

Pusat masih rendah.

6. Hasil belajar tematik siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat masih rendah yaitu 68% siswa belum mencapai KKM.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model project based learning dapat meningkatkan aktivitas belajar tematik siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat?

2. Bagaimanakah penerapan model project based learning dapat meningkatkan hasil belajar tematik siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatnya aktivitas belajar siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan model project based learning.


(23)

6

2. Meningkatnya hasil belajar siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan model project based learning.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, kreatif, dan inovatif. Siswa tidak mudah merasa bosan dalam belajar, karena proses pembelajaran tidak berlangsung hanya di dalam kelas saja.

2. Bagi Guru

Memperluas wawasan guru sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna, menanamkan sikap yang baik dalam kehidupan siswa, dan meningkatkan keterampilan serta kreativitas siswa.

3. Bagi Sekolah

Memberikan kontribusi atau sumbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan output yang berkualitas dan kompetitif untuk SD Muhammadiyah Metro Pusat.

4. Bagi Peneliti

Memberikan pemahaman tentang penggunaan model project based learning dalam pembelajaran tematik bagi peneliti.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)

Perancangan kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pendekatan ini lebih efektif hasilnya jika diimplementasikan di dalam kelas dibandingkan dengan pendekatan tradisional, yaitu meningkatnya kemampuan siswa dari aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).

Kemendikbud (2013: 9-11) mengemukakan keterampilan-keterampilan ilmiah dalam pendekatan scientific. Keterangan menurutnya sebagai berikut.

1. Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan; melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2. Menanya

Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari


(25)

8

informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubung-hubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil kesimpulan.

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi

Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati..

5. Mengomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Anak perlu dibiasakan untuk mengemukakan dan mengomunikasikan ide, pengalaman, dan hasil belajarnya kepada orang lain (teman atau guru bahkan orang tua).

Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan ilmiah adalah proses pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan


(26)

kegiatan ilmiah dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, dan mengomunikasikan.

B. Model Project Based Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Sani (2013: 89) model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan menurut Sukamto dalam Trianto (2009: 74), maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan teori dari para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Macam- macam Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang cocok dalam penerapan Kurikulum 2013 yaitu model yang dapat meleburkan pendekatan scientific dan pendekatan tematik terpadu dalam setiap kegiatan belajar.

Kemendikbud (2013: 5) menegaskan bahwa untuk lebih tercapainya penguasaan berbagai kompetensi oleh peserta didik, yang


(27)

10

meliputi kompetensi domain sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif) dalam penerapan kedua pendekatan pembelajaran tersebut perlu dipadukan dengan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kedua pendekatan tersebut, di antaranya adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), model pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Berikut adalah pengertian model-model pembelajaran yang mendukung kurikulum 2013.

a) Model Problem Based Learning

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah yang selanjutnya disingkat PBL, merupakan suatu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Menurut Ward dan Stepien (dalam Ngalimun, 2013: 89) PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus bisa memiliki kemampuan keterampilan memecahkan masalah.

Menurut Ibrahim dan Nur (dalam Trianto, 2013: 92) model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran lain,

seperti “pembelajaran berdasarkan proyek (project-based


(28)

experience-based instruction)”, dan pembelajaran bermakna atau pembelajaran berakar pada kehidupan (anchored instruction)”.

b) Model Cooperative Learning

Lie (2010: 18) mendefinisikan cooperative learning sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Sedangkan Isjoni (2010: 16) mendefinisikan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Hal ini sejalan dengan definisi Trianto (2013: 58) bahwa pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

3. Model Project Based Learning

Menurut Hamdani (2011: 218) project based learning adalah proyek perseorangan atau grup yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan. Warsono (2012: 152) berdefinisi bahwa project based learning merupakan penerapan dari pembelajaran


(29)

12

aktif, teori konstruktivisme dari Piaget serta teori konstruksionisme dari Seymor Papert. Hal ini sejalan dengan definisi Hamdani (2011: 217) bahwa project based learning dan pembelajaran aktif, kedua-duanya saling berkaitan. Pembelajaran aktif merupakan roh dari model project based learning.

Menurut Sani (2013: 226), project based learning dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dengan materi ajar dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik.

Warsono (2012: 154) mengungkapkan bahwa project based learning memusatkan diri terhadap adanya sejumlah masalah yang mampu memotivasi, serta mendorong para siswa berhadapan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pokok pengetahuan secara langsung sebagai pengalaman tangan pertama (hands-on experience). Project based learning adalah suatu teknik pembelajaran yang khas serta praktik pembelajaran yang baru. Para siswa harus berpikir secara orisinil sampai akhirnya mereka dapat memecahkan suatu masalah dalam kehidupan nyata.

Dalam project based learning, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari model project based learning. Menurut Bielefeldt & Underwood dalam Ngalimun (2013: 197) kelebihan dari model project based learning yaitu 1) meningkatkan motivasi belajar siswa, 2) belajar dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum lain, 3) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, 4) meningkatkan kolaborasi, 5) meningkatkan keterampilan mengelola sumber, dan 6) memberikan


(30)

pengalaman kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan kekurangan dari model project based learning yaitu 1) memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah, 2) memerlukan biaya yang cukup banyak, dan 3) banyak peralatan yang harus disediakan.

Dari beberapa definisi para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa project based learning adalah model pembelajaran yang berorientasi pada proyek untuk meningkatkan aktivitas dan kerativitas siswa agar proses pembelajaran lebih bermakna dan menghasilkan produk yang dapat digunakan dalam kehidupan.

4. Langkah-langkah Project Based Learning

Kemendikbud (2013: 11) mengemukakan 5 langkah dalam project based learning, yaitu: 1) menyampaikan proyek yang akan dikerjakan, 2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar, 3) membantu peserta didik melakukan penggalian informasi yang diperlukan, 4) merumuskan hasil pengerjaan proyek, dan 5) menyajikan hasil pengerjaan proyek. Sedangkan Sani (2013: 226) berpendapat bahwa project based learning memiliki empat tahap, yaitu: 1) menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, dan materi ajar yang harus dikuasai, 2) peserta didik membentuk kelompok belajar dan mengidentifikasi permasalahan yang ada di lingkungan atau masyarakat yang terkait dengan tujuan pembelajaran atau materi pembelajaran, 3)


(31)

14

kelompok belajar membuat rencana atau rancangan karya untuk mengatasi permasalahan atau menjawab pertanyaan yang diidentifikasi, 4) menampilkan proyek yang telah dibuat .

Berdasarkan definisi para ahli di atas, peniliti merumuskan langkah project based learning yaitu: 1) membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, 2) menyajikan suatu permasalahan yang akan dikaji, 3) guru menyampaikan proyek kepada siswa, 4) guru membantu siswa melakukan penggalian informasi yang diperlukan, 5) guru bersama siswa merumuskan hasil pengerjaan proyek, dan 6) siswa mengomunikasikan hasil proyeknya terhadap seluruh siswa.

C. Aktivitas Belajar

Kunandar (2010: 277) menyatakan bahwa aktivitas siswa merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, dan perhatian dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan pembelajaran. Sardiman (2004: 96) mendefinisikan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.

Menurut Hamalik (2013: 171), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Menurut Sanjaya (2009: 141) keaktifan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data, dan lain sebagainya; akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.

Pengamatan terhadap fisik dan psikis siswa sangat perlu dilakukan oleh guru alasannya karena aspek fisik dan psikis mempengaruhi aktivitas


(32)

belajar adapun aspek yang dinilai dalam aktivitas belajar siswa yakni; 1) mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, 2) tertib terhadap instruksi yang diberikan oleh guru, 3) antusias/semangat mengikuti pembelajaran, 4) menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar, 5) melakukan kerja sama dengan anggota kelompok, 6) menunjukkan sikap jujur, 7) merespon aktif pertanyaan lisan dari guru, 8) mengajukan pertanyaan, 9) mengerjakan tugas, 10) mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik (Kunandar, 2010: 233).

Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2009: 101) menggolongkan beberapa macam kegiatan aktivitas siswa diantaranya:

a. Visual activity seperti: membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan pekerjaan orang lain.

b. Oral activity seperti: menyatakan, merumuskan bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat.

c. Listening activity seperti: mendengarkan uraian percakapan, diskusi, pidato.

d. Writing activity seperti: menulis cerita, karangan, laporan, tes angket,menyalin.

e. Drawing activity seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activity seperti: melakukan percobaan, membuat model,

mereparasi,bermain, berkebun, memelihara hewan

g. Mental activity seperti: menggapai, mengingat, memecahkan soal-soal,menganalisa, melihat hubungan-hubungan, mengambil keputusan h. Emosional activity seperti: menaruh minat, merasa bosan, berani gugup.

Berdasarkan definisi para ahli di atas, yang dimaksud dengan aktivitas dalam penelitian ini adalah kegiatan dalam proses belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar dalam situasi belajar aktif. Dengan berpedoman dari


(33)

16

pendapat para ahli tersebut, aspek penilaian aktivitas dalam penelitian ini yaitu 1) partisipasi (mengajukan pertanyaan, merespon aktif pertanyaan lisan dari guru, mengemukakan pendapat, mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik), 2) minat (antusias/semangat dalam mengikuti pembelajaran, tertib terhadap instruksi yang diberikan, menempatkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar, tanggap terhadap instruksi yang diberikan), 3) perhatian (tidak mengganggu teman, tidak membuat kegaduhan, mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, melaksanakan perintah guru), dan 4) persentasi (mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir, mengerjakan tugas yang diberikan, mengumpulkan semua tugas yang diberikan guru, menggunakan prosedur dan strategi pemecahan masalah dalam mengerjakan tugas yang diberikan).

D. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Witherington (dalam Hanafiah 2010: 7) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Hal ini sejalan dengan definisi Hakim dalam Hamdani (2011: 21) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain.


(34)

Hamalik (2013: 29) menegaskan bahwa belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Untuk mengukur aktivitas belajar siswa, peneliti menggunakan lembar observasi. Aspek yang diamati peneliti dalam mengukur aktivitas belajar siswa yaitu partisipasi, minat, perhatian, dan persentasi. Sedangkan menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang lebih baik dengan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.

2. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2005: 3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan definisi Nasution dalam Kunandar (2012: 276) bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Bloom, dkk. dalam Supriatna (2006: 207) mengelompokkan aspek perilaku atau tingkah laku dalam tiga kelompok besar, yaitu aspek kognitif (cognitive) berupa kemampuan, aspek afektif (afektive) berupa sikap dan nilai-nilai, dan aspek psikomotor (psychomotor) berupa keterampilan. Aspek kognitif dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),


(35)

18

analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Aspek penilaian afektif salah satunya adalah sikap berperikemanusiaan dalam pergaulan dan aspek psikomotor adalah keterampilan memperoleh, menafsirkan informasi dan keterampilan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.

Muslich (2011: 38) berpendapat bahwa dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Penilaian kognitif dilakukan setelah peserta didik mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai, akhir dari semester, dan jenjang satuan pendidikan.

b. Ranah afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.

c. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk kehidupan yang lebih baik. Dalam penelitian ini melalui model project based learning pada


(36)

pembelajaran tematik mengukur hasil belajar secara keseluruhan berupa sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

E. Pembelajaran Tematik

Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik dari kelas I sampai kelas IV. Majid (2013: 86) mendefinisikan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan. Sedangkan menurut definisi Sutirjo dan Istuti Mamik dalam Suryosubroto (2009: 133) pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.

Depdiknas (2006: 5) menegaskan bahwa pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Karakteristik pembelajaran tematik menurut Tim Pengembang PGSD dalam Hamdani (2011: 106) yaitu sebagai berikut.

a. holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak;

b. bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari;

c. autentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari;


(37)

20

d. aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan diskoveri inkuiri, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.

Berdasarkan definisi para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai satu acuan untuk mengintegrasikan beberapa bidang studi (Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, IPA, IPS, SBdP, dan PJOK) dalam proses belajar siswa.

F. Penilaian Autentik

Implementasi Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. Kemendikbud (2013: 7) penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), sampai keluaran (output) pembelajaran. Sedangkan menurut Kunandar (2013: 35), penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Trianto (2013: 119) menjelaskan bahwa karateristik penilaian autentik adalah sebagai berikut.

1. dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif;

2. yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta; 3. berkesinambungan;

4. terintegrasi; dan


(38)

Dari berbagai definisi para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang menekankan pada proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat proses pembelajaran.

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian tidak berjalan dari nol secara murni. Umumnya telah ada acuan yang mendasari atau penelitian yang sejenis. Oleh karena itu perlu dikemukakan penelitian yang terdahulu dan relevansinya.

Telah banyak dilakukan penelitian untuk mencari penyebab ketidakstabilan dalam pembelajaran. Hasil penilitian Sari Yusnita (2014) yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 101875 Batang Kuis TA 2012/2013” dapat disimpulkan bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, hal tersebut terlihat pada analisis data siklus I terdapat 19 orang siswa (82,6%) yang kreativitasnya tergolong rendah dan 4 orang siswa (17,4%) yang kreativitasnya tergolong cukup. Dengan keberhasilan secara klasikal adalah 0%. Setelah pelaksanaan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning diperoleh 4 orang (17,4%) siswa yang kreativitasnya tergolong cukup dan 19 orang (82,6%) siswa yang kreativitasnya tergolong tinggi. Dengan keberhasilan secara klasikal sebanyak 19 orang (82%).


(39)

22

Penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. Terdapat beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu model pembelajaran yang diterapkan sama (project based learningi), subjek penelitian yang sama yaitu di jenjang kelas IV SD, jenis penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Perbedaan hasil penelitian tersebut yaitu pada variabel yang diukur, di mana penelitian tersebut untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian Aris Sandi (2013) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 8 Bayuning” dapat disimpulkan bahwa model project based learning berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Perhitungan hasil analisis uji-t membuktikan di mana t-hitung lebih besar dari t-abel yaitu 4,48 > 2,006, dengan derajat kebebasan 57. Rata-rata skor hasil belajar IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran Berbasis Proyek pada kelompok eksperimen adalah 22,07 yang berada pada kategori tinggi. Rata-rata skor hasil belajar IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol adalah 17,27 berada pada kategori sedang.


(40)

Penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. Terdapat beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu menggunakan model pembelajaran yang sama (project based learning) dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan penelitian tersebut yaitu pada jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif, sedangkan penelitan yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model project based learning sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu untuk lebih mengembangkan penelitian-penelitian yang ada, oleh karena itu peneliti akan menerapkan model project based learning dalam kegiatan pembelajaran.

H. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini berupa input (kondisi awal), tindakan, dan output (kondisi akhir). Kondisi awal yang menjadi sebab dilakukannya penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah yang melebur ke dalam model project based learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Secara sederhana kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.


(41)

24

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu, “Apabila dalam pembelajaran tematik menerapkan model project based learning dengan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tematik siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat”.

Kondisi awal (Input)

Proses

Kondisi akhir (Output)

Pembelajaran tematik melalui pendekatan

scientific dengan model

project based learning.

Kurikulum 2013, rendahnya aktivitas dan hasil

belajar siswa.

1. Aktivitas belajar siswa meningkat.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan istilah PTK. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah yang mampu merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas melalui penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dengan prosedur dan persyaratan, yang bisa dilakukan seorang guru tanpa mengurangi perhatiannya pada kelas dan prestasi siswa.

Kegiatan dalam penelitian terdapat dalam bentuk siklus yang dapat dilakukan berulang kali hingga mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Arikunto, dkk. (2006: 16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Harapan dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model project based learning. Alur PTK tersebut dapat lebih jelas terlihat pada gambar berikut.


(43)

26

Siklus III

Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Arikunto (2006: 74)

1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian

PTK dilaksanakan di Kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat. SD Muhammadiyah Metro Pusat terletak di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 1 Imopuro, Metro Pusat, Kota Metro, Lampung. Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas Sumber: Arikunto, (2006: 17)

permasalahan Perencanaan

Tindakan 1 Pelaksanaan TIndakan 1 Pengamatan / Pengumpulan data Refleksi 1 Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan 2 Pelaksanaan Tindakan 2 Pengamatan / Pengumpulan data 2 Refleksi 2 Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan 3 Pelaksanaan Tindakan 3 Pengamatan / Pengumpulan data 3 Refleksi 3


(44)

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan lama penelitian ± 5 bulan, terhitung dari bulan Mei sampai dengan September 2014. Rentang waktu tersebut dimulai dari tahap persiapan hingga pengumpulan laporan hasil skripsi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat yaitu dengan jumlah 35 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang berkaitan dengan penilaian dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu nontes dan tes.

1. Teknik Nontes

Teknik nontes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif, namun dapat diwujudkan dalam bentuk kuantitatif. Variabel yang diukur dengan menggunakan teknik nontes ini yaitu kinerja guru, aktivitas belajar siswa, (sikap) afektif, dan (keterampilan) psikomotor selama kegiatan pembelajaran berlangsung melalui penerapan model project based learning dengan cara observasi. Penelitian ini menggunakan dua orang observer yaitu wali kelas IV Sulaiman yang bernama Bapak Rusman Ahmadi, S. Pd. yang bertugas mengobservasi kinerja guru dan Feri Kusnun Cahyo yang bertugas mengobservasi kemampuan afektif dan psikomotor siswa.


(45)

28

2. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif. Melalui tes ini diketahui peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam pembelajaran tematik melalui penerapan model project based learning.

D. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data pada penelitian ini yaitu lembar observasi dan tes (tes formatif) hasil belajar. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru, aktivitas belajar siswa, serta nilai afektif dan psikomotor siswa. Sedangkan tes formatif digunakan untuk mengukur nilai kognitif siswa. Lembar penilaiannya adalah sebagai berikut. 1. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

Lembar penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kinerja guru dalam praktik mengajar. Indikator dalam menilai kinerja guru ada beberapa tahap yang di dalamnya terdiri dari beberapa kegiatan yaitu 1) prapembelajaran, 2) membuka pelajaran, 3) kegiatan inti pembelajaran, dan 4) penutup pelajaran. IPKG bersumber dari Arifin (2011: 157).

2. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

Lembar penilaian aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran. Aspek yang diamati pada observasi aktivitas siswa yaitu 1) partisipasi, 2) minat, 3) perhatian, dan 4) presentasi. Berikut adalah indikator aktivitas belajar siswa.


(46)

Tabel 3.1 Indikator aktivitas belajar siswa

Aspek Indikator

Partisipasi a. Mengajukan pertanyaan.

b. Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru. c. Mengemukakan pendapat.

d. Mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik. Minat a. Antusias/semangat dalam mengikuti pelajaran.

b. Tertib terhadap instruksi yang diberikan.

c. Menempatkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar.

d. Tanggap terhadap instruksi yang diberikan. Perhatian a. Tidak mengganggu teman.

b. Tidak membuat kegaduhan.

c. Menjelaskan penjelasan guru dengan seksama. d. Menjelaskan perintah guru.

Presentasi a. Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. b. Mengerjakan tugas yang diberikan (LKS, latihan,

dan lain-lain).

c. Mengumpulkan semua tugas yang diberikan guru. d. Menggunakan prosedur dan strategi pemecahan

masalah dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Sumber: Kunandar (2010: 227)

Tabel 3.2 Rubrik penilaian aktivitas belajar siswa

4 (Baik Sekali) Jika keempat poin dalam aspek yang diamati muncul. 3 (Baik) Jika tiga poin dalam aspek yang diamati muncul. 2 (Cukup) Jika dua poin dalam aspek yang diamati muncul. 1 (Kurang) Jika hanya 1 poin dalam aspek yang diamati muncul.

3. Lembar Penilaian Hasil Belajar Siswa

Lembar penilaian hasil belajar siswa terdiri dari ranah afektif dan psikomotor yang dinilai dengan observasi, serta ranah kognitif yang dinilai dengan menggunakan soal tes formatif.

a. Lembar Penilaian Afektif

Lembar penilaian ini digunakan untuk mengetahui karakter siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Perilaku yang diamati yaitu 1) kerja sama, 2) percaya diri, dan 3) tanggung jawab yang terdiri dari beberapa indikator.


(47)

30

Tabel 3.3 Indikator afektif siswa Sikap Indikator

Kerja Sama a) Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan. b) Aktif dalam kerja kelompok.

c) Mendahulukan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi.

d) Membagi tugas kepada teman dalam berdiskusi/tidak mendominasi. Percaya

Diri

a. Berani mengemukakan pendapat . b. Berani bertanya kepada guru. c. Berani tampil di depan kelas. d. Tidak rendah diri.

Tanggung jawab

a. Melaksanakan kewajiban.

b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan. c. Mengumpulkan tugas tepat waktu.

d. Menaati peraturan.

Sumber: Kemendikbud (2013: 9).

Tabel 3.4 Rubrik penilaian afektif siswa

4 (Baik Sekali) Jika keempat poin dalam aspek yang diamati muncul. 3 (Baik) Jika tiga poin dalam aspek yang diamati muncul. 2 (Cukup) Jika dua poin dalam aspek yang diamati muncul. 1 (Kurang) Jika hanya 1 poin dalam aspek yang diamati muncul.

b. Lembar Penilaian Kognitif

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa khususnya dalam penguasaan materi (kognitif) yang sudah dipelajari menggunakan model project based learning. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu melalui jenis tes isian singkat. Soal tes bersumber dari materi pada buku guru dan buku siswa Tema 8 Lingkungan Tempat Tinggalku yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. (kisi-kisi dilapirkan)


(48)

c. Lembar Penilaian Psikomotor

Lembar penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkah keterampilan dan kreativitas dalam proses belajar siswa. Pada siklus I, penilaian psikomotor siswa diamati pada saat siswa membuat klipping. Pada siklus II, diamati pada saat siswa membuat wayang. Pada siklus III diamati pada saat siswa membuat. Lembar penilaian psikomotor tersebut bersumber dari Buku Guru Tema 8 Lingkungan Tempat Tinggalku. Berikut adalah rubrik indikator dan skor penilaian psikomotor siswa di setiap siklus.

Tabel 3.5 Rubrik indikator dan skor penilaian membuat klipping

Aspek Skor

4 3 2

Kerapihan Gambar serta penulisan disusun dengan rapi dan bersih.

Gambar serta penulisan disusun kurang rapi dan bersih

Gambar disusun tidak rapi dan tidak bersih

Penulisan Penulisan pada keterangan gambar lengkap sesuai dengan gambar Penulisan keterangan gambar tidak lengkap Penulisan keterangan gambar tidak lengkap dan kurang sesuai. Ketepatan

isi

Memuat informasi lebih dari 7 gambar

Memuat informasi antara 4-6 gambar.

Hanya terdapat 1-3 gambar

Kreatifitas Diberi hiasan yang menarik

Diberi hiasan yang kurang menarik


(49)

32

Tabel 3.6 Rubrik indikator dan skor penilaian membuat wayang Aspek yang dinilai Skor 5 (Bagus Sekali) 4 (Bagus) 3 (Cukup) 2 (Berlatih Lagi) Teknik melilit Semua langkah pelilitan batang daun dapat dilakukan dengan teknik yang benar

Sebagian besar langkah pelilitan batang daun dapat dilakukan dengan teknik yang benar Sebagian langkah pelilitan batang daun dapat dilakukan dengan teknik yang benar Sebagian kecil langkah pelilitan batang daun dapat dilakukan dengan teknik yang benar Kerapian Pekerjaan

dikerjakan rapi dari awal sampai akhir proses pembuatan Sebagian besar pekerjaan dikerjakan dengan rapi Hanya sebagian pekerjaan dikerjakan dengan rapi Hanya sebagian kecil pekerjaan dikerjakan dengan rapi Sikap Menunjukkan

kemandirian kerja dari awal sampai proses pembuatan Sebagian besar kerja menunjukkan kemandirian Hanya sebagian kerja menunjukkan kemandirian Hanya sebagian kecil kerja menunjukkan kemandirian

Tabel 3.7 Rubrik indikator dan skor penilaian membuat pigura Aspek yang dinilai Skor 5 (Bagus Sekali) 4 (Bagus) 3 (Cukup) 2 (Berlatih Lagi)

Teknik Teknik

pembuatan pigura dilakukan dengan sangat baik dan sesuai dengan langkah pembuatan

Pembuatan pigura dilakukan dengan baik dan sesuai dengan langkah pembuatan Pembuatan pigura dilakukan dengan cukup baik dan cukup sesuai dengan langkah pembuatan Teknik tidak sesuai dengan langkah pembuatan pigura

Kerapian Pengeleman dan penempelan pigura dilakukan dengan sangat rapi Pengeleman dan penempelan pigura dilakukan dengan rapi Pengeleman dan penempelan pigura dilakukan dengan cukup rapi Pengeleman dan penempelan pigura tidak dilakukan dengan rapi Kreativitas Penempelan

biji-bijian pada pigura dengan warna yang sangat kontras/cocok dan menarik Penempelan biji-bijian pada pigura dengan warna kontras/cocok dan menarik Penempelan biji-bijian pada pigura dengan warna yang cukup kontras/cocok dan menarik Penempelan biji-bijian pada pigura dengan warna tidak kontras dan menarik Desain Pigura didesain

dengan sangat menarik Pigura didesain dengan menarik Pigura didesain dengan cukup menarik Pigura didesain dengan tidak menarik


(50)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis data kualitatif dihitung menggunakan rumus berikut.

Keterangan:

R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

Sumber: Purwanto (2012: 102)

Rumus di atas digunakan untuk menghitung nilai kinerja guru, aktivitas siswa, afektif, dan psikomotor yang diamati melalui observasi. Berikut adalah kategori persentase ketuntasan aktivitas siswa.

Tabel 3.8 Kriteria aktivitas belajar siswa dalam satuan persen (%)

Siswa aktif (%) Kategori

>80 % Sangat aktif

60% - 79% Aktif

40% - 59% Cukup aktif

20% - 39% Kurang aktif

<20% Sangat kurang aktif

Sumber: Aqib (2009: 41)

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru (kognitif). Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus sebagai berikut:

Nilai =

×100


(51)

34

Keterangan:

R = Jumlah skor yang peroleh siswa N = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

Sumber: Purwanto (2012: 102)

Sedangkan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus:

Keterangan:

X = Rata-rata hitung N = Banyaknya siswa Xi = Nilai siswa

Sumber: Muncarno (2010: 15)

Tabel 3.9 Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal

Siswa aktif (%) Kategori

>80 % Sangat tinggi

60% - 79% Tinggi

40% - 59% Sedang

20% - 39% Rendah

<20% Sangat rendah

Sumber: Aqib (2009: 41)

Pada nilai kinerja guru, aktivitas, dan hasil belajar siswa memiliki kategori dengan rentang nilai yang sama, yaitu pada tabel berikut.

Tabel 3.10 Tabel konversi nilai siswa

Rentang Nilai Kategori nilai aktivitas dan hasil belajar (afektif, kognitif, psikomotor)

Predikat Skala 0-100 1-4

86-100 4 Sangat Baik A

81-85 3.66 Sangat Baik A-

76-80 3.33 Baik B+

71-75 3 Baik B

66-70 2.66 Baik B-

61-65 2.33 Cukup C+

56-60 2 Cukup C

51-55 1.66 Cukup C-

46-50 1.33 Kurang D+

0-45 1 Kurang D


(52)

F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini rencananya terdiri dari tiga siklus, setiap siklus penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1. Siklus 1

1) Tahap Perencanaan (Planning)

1) Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD Muhammadiyah Metro Pusat.

2) Bersama dengan guru, peneliti berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas IV Sulaiman Muhammadiyah Metro Pusat menggunakan model project based learning dalam Tema Tempat Tinggalku Subtema Keunikan daerah Tempat Tinggalku dengan memadukan bidang studi PPKn, IPS, dan IPA.

3) Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam penelitian.

4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan (Acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. a. Kegiatan Awal


(53)

36

b) Siswa berdoa sebelum mengawali pembelajaran agar dalam proses belajar mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian guru memeriksa kehadiran siswa.

c) Siswa dikondisikan agar siap belajar.

d) Siswa bersama guru melakukan yel-yel agar termotivasi untuk belajar.

e) Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Kemudian guru menyampaikan apersepsi tentang keadaan alam dan arah mata angin dengan bidang studi yang akan dipadukan yaitu Bahasa Indonesia , IPS, Matematika, dan SBdP.

b. Kegiatan Inti

a. Siswa memahami beberapa gambar dan video keunikan daerah di berbagai wilayah di Indonesia yang ditampilkan guru, kemudian siswa memberikan definisi mengenai gambar dan video tersebut. b. Guru menambahkan informasi tentang gambar dan video tersebut

untuk menambah pengetahuan siswa tentang keunikan di berbagai wilayah di Indonesia.

c. Siswa mengamati simbol ciri khas beberapa daerah di Indonesia. d. Siswa menanyakan hal yang belum dipahami. Kemudian guru

memancing siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. e. Siswa membaca dan memahami sebuah wacana tentang simbol

ciri khas dari beberapa daerah yang dibagikan oleh guru. Kemudiaan guru menempelkan gambar secara acak di papan tulis.


(54)

f. Siswa memasangkan gambar tersebut sesuai dengan ciri khas dari daerahnya.

g. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen (kecerdasan tinggi, sedang, dan rendah).

h. Siswa memahami teks yang diberikan guru tentang seorang siswa lebih suka budaya asing, sehingga lupa akan keunikan dan budaya daerahnya sendiri.

i. Siswa menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan teks yang diberikan.

j. Siswa mencari solusi permasalahan dari teks tersebut.

k. Siswa menyepakati untuk melakukan tugas/proyek pada setiap kelompok untuk bekerja sama membuat sebuah klipping tentang keunikan daerah tempat tinggalku.

l. Siswa mencari data dengan fasilitas yang diberikan guru berupa bahan bacaan, video, dan foto.

m. Siswa pada setiap kelompok mengerjakan proyek dengan mengumpulkan data selama pembelajaran berlangsung (mengumpulkan informasi/eksperimen).

n. Siswa mengamati simbol ciri khas beberapa daerah dan membaca petunjuk yang ada.

o. Siswa memasangkan pasangan simbol daerah dengan ciri khas daerahnya dengan menarik garis pada pasangan yang tepat. p. Siswa mengamati gambar tentang gambar kepadatan penduduk


(55)

38

q. Siswa melihat video tentang bahaya akibat sampah yang tidak diolah dengan baik yang ditampilkan oleh guru.

r. Siswa memberikan definisi dan memberikan pertanyaan yang mendukung.

s. Siswa membaca teks bacaan tentang masalah sampah di Jakarta. t. Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada teks tersebut.

u. Siswa mengamati dan berdiskusi tentang cara pengolahan sampah yang baik.

v. Siswa mengolah informasi yang telah didapat.

w. Siswa mempresentasikan hasil klippingnya kepada seluruh siswa (mengomunikasikan).

x. Guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang keunikan daerah tempat tinggal siswa, kemudian guru mengapresiasi kepada kelompok yang mendapat hasil paling baik.

c. Kegiatan Penutup

a) Siswa melaksanakan tes formatif secara individu.

b) Siswa memberikan definisinya tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Siswa bersama guru merangkum kegiatan pembelajaran.

d) Guru menyampaikan pesan moral agar senantiasa bersyukur atas keunikan daerah tempat tinggal. Kemudian siswa melakukan doa penutup pelajaran.


(56)

3) Pengamatan (Observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti mengenai jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan alat bantu berupa lembar penilaian afektif, lembar penilaian psikomotor, serta IPKG.

4) Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan data hasil observasi dan hasil tes yang diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Hasil pada siklus I digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

1) Tahap Perencanaan (Planning)

a. Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SD Muhammadiyah Metro Pusat.

b. Bersama dengan guru, peneliti berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di Kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat menggunakan model project based learning dalam Tema Tempat Tinggalku Subtema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku dengan memadukan pelajaran SBdP, IPS, Bahasa Indonesia, PJOK, dan IPA.

c. Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam penelitian (lembar penilaian psikomotor, lembar penilaian afektif, dan IPKG untuk guru).


(57)

40

d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan (Acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. a. Kegiatan Awal

a) Guru memberikan salam.

b) Siswa berdoa sebelum mengawali pembelajaran agar dalam proses belajar mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian guru memeriksa siswa.

c) Siswa dikondisikan agar siap belajar.

d) Siswa untuk melakukan yel-yel agar siswa termotivasi untuk belajar.

e) Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Kemudian guru melakukan apersepsi dan menyampaikan bidang studi yang akan dipadukan yaitu SBdP, IPS, Bahasa Indonesia, PJOK, dan IPA.

b. Kegiatan Inti

a) Siswa memahami penjelasan guru tentang bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani kepada siswa.

b) Siswa melihat gambar jenis-jenis olahraga kebugaran jasmani. c) Siswa bertanya mengenai gambar tersebut (menanya).

d) Siswa mengamati gambar tersebut dan memberikan definisinya (mengamati).


(58)

e) Guru memberikan contoh melakukan olahraga kebugaran jasmani.

f) Siswa mempraktikkan contoh yang diberikan guru.

g) Siswa memberikan definisi tentang manfaat melakukan kegiatan olahraga kebugaran jasmani. Kemudian guru mengaitkan materi olahraga kebugaran jasmani dengan permainan tradisional.

h) Siswa melihat dan memahami gambar-gambar permainan tradisional yang ditunjukkan guru.

i) Siswa menebak gambar yang ditunjukkan dan memberikan definisinya.

j) Siswa dibagi menjadi lima kelompok dengan kecerdasan heterogen.

k) Guru memberikan teks tentang Banu yang tidak mengenal permainan tradisional daerahnya.

l) Siswa diminta untuk memberikan solusi permasalahan.

m) Siswa menyepakati untuk melakukan tugas/proyek pada setiap kelompok untuk bekerja sama membuat buklet tentang permainan tradisional.

n) Siswa mengerjakan proyek difasilitasi oleh guru berupa bahan bacaan, video, dan gambar.

o) Siswa mengamati dan menanyakan hal yang belum dipahami dari gambar dan video yang ditunjukkan guru (mengamati). p) Setiap kelompok mengerjakan dengan mengumpulkan data


(59)

42

q) Siswa melihat sebuah wayang sebagai permainan tradisional yang ditunjukkan guru di depan kelas. Kemudian guru memberikan informasi tentang permainan tradisional (wayang) tersebut.

r) Siswa membuat sebuah permainan tradisional (wayang) yang terbuat dari batang daun singkong dengan melihat instruksi dari guru (eksperimen).

s) Siswa bermainan wayang secara berpasangan dengan teman sekelompoknya. Kemudian guru memberikan penguatan bahwa permainan tradisional perlu dilestarikan oleh generasi penerus bangsa.

t) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas (mengomunikasikan).

u) Guru mengapresiasi kelompok yang mendapat hasil paling baik.

c. Kegiatan Penutup

a) Siswa melaksanakan tes formatif secara individu.

b) Siswa memberikan definisinya tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Siswa bersama guru merangkum kegiatan pembelajaran, kemudian memotivasi siswa untuk mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.


(60)

d) Guru menyampaikan pesan moral agar senantiasa bersyukur atas keunikan daerah tempat tinggal. Kemudian siswa melakukan doa penutup pelajaran.

3) Pengamatan (Observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti mengenai jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan alat bantu berupa lembar nilai aktivitas, lembar nilai afektif, lembar nilai psikomotor, serta IPKG.

4) Refleksi (Reflecting)

berdasarkan hasil observasi dan hasil tes yang diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Hasil siklus II digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus III.

3. Siklus III

1) Tahap Perencanaan (Planning)

a.Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SD Muhammadiyah Metro Pusat.

b.Bersama dengan guru, peneliti berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di Kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat menggunakan model project based learning dalam Tema Tempat Tinggalku Subtema Aku Bangga


(61)

44

dengan Daerah Tempat Tinggalku, dengan memadukan pelajaran SBdP, IPS, Matematika, dan IPA.

c.Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam penelitian (lembar nilai aktivitas, lembar nilai psikomotor, lembar nilai afektif, dan IPKG untuk guru).

d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan (Acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. a. Kegiatan Awal

a) Guru memberikan salam.

b) Siswa berdoa sebelum mengawali pembelajaran agar dalam proses belajar mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian guru memeriksa kehadiran siswa.

c) Siswa dikondisikan agar siap belajar.

d) Siswa bersama guru melakukan yel-yel agar siswa termotivasi untuk belajar.

e) Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Kemudian guru menyampaikan bidang studi yang akan dipadukan yaitu SBdP, IPS, Matematika, dan IPA dengan apersepsi yang menarik tentang kebanggaan daerah tempat tinggal siswa.


(62)

b. Kegiatan Inti

a) Siswa melihat gambar pantai yang ditunjukkan guru di depan kelas.

b) Siswa diberi teks tentang lingkungan pantai.

c) Siswa mengamati gambar tentang daerah lingkungan pantai. d) Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada teks.

e) Siswa dibagi siswa menjadi 5 kelompok dengan kecerdasan heterogen.

f) Siswa diberi contoh gambar rute perjalanan beserta teks. g) Siswa mengamati gambar rute perjalanan (mengamati).

h) Siswa menanyakan hal yang belum dipahami mengenai rute perjalanan. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab.

i) Guru memberikan materi tentang pembulatan bilangan. j) Siswa berlatih membulatkan bilangan.

k) Salah satu siswa menjelaskan rute perjalanan dari sebuah tempat ke tempat lain.

l) Guru memberikan tugas/proyek kepada setiap siswa dalam kelompok untuk membuat rute perjalanan dari rumah ke sekolah (eksplorasi).

m) Siswa mengerjakan proyek dengan fasilitas yang diberikan guru berupa peralatan dalam melakukan tugas.


(63)

46

o) Siswa melaksanakan instruksi dalam teks yang diberikan guru untuk membuat pigura dengan bahan yang berasal dari alam (eksperimen).

p) Siswa membuat desain pigura (eksplorasi).

q) Siswa diberi fasilitas berupa bahan untuk membuat pigura. r) Setiap kelompok bekerja sama dalam membuat pigura.

s) Kelompok dengan hasil terbaik mempresentasikan hasilnya kepada seluruh siswa.

t) Siswa kembali ke tempat duduk awal.

u) Siswa membaca teks tentang pengasapan ikan yang ada pada buku siswa.

v) Siswa melihat dan memahami gambar-gambar proses pengalengan ikan yang ditunjukkan oleh guru.

w) Siswa membuat peta pikiran tentang proses pengasapan ikan dan proses pengalengan ikan.

x) Salah satu siswa memberikan contoh peta pikiran yang telah dibuat.

c. Kegiatan Penutup

a) Siswa melaksanakan tes formatif secara individu.

b) Siswa memberikan definisinya tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Siswa bersama guru merangkum kegiatan pembelajaran.

d) Guru menyampaikan pesan moral agar senantiasa bersyukur atas keunikan daerah tempat tinggal. Kemudian siswa melakukan doa penutup pelajaran.


(64)

3) Pengamatan (Observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti mengenai jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan alat bantu berupa lembar nilai aktivitas, lembar nilai afektif, lembar nilai psikomotor, serta IPKG.

4) Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan siklus III untuk membuat kesimpulan. Data hasil pelaksanaan siklus I dan II kemudian dikumpulkan untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas.

G. Indikator Keberhasilan

Mulyasa (2013: 131) mengemukakan bahwa pembentukan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlihat lebih aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran di kelas. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut mencapai KKM (≥66) dan adanya peningkatan hasil belajar.

Dengan demikian, maka indikator keberhasilan tindakan kelas pada penelitian ini adalah apabila nilai rata-rata dari jumlah keseluruhan siswa pada penilaian aktivitas maupun hasil belajar telah mencapai KKM ≥66 dan ketuntasan kelas ≥75% .


(65)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model project based learning dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan peningkatan nilai aktivitas belajar siswa pada setiap siklus, yaitu 56,1 dengan predikat C pada siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 69,29 dengan predikat B-, dan meningkat pada siklus III menjadi 84,46 dengan predikat A-.

2. Penggunaan model project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tematik di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa secara keseluruhan yang selalu meningkat pada setiap siklus baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

a. Nilai rata-rata pada aspek afektif siklus I sebesar 54,28 dengan predikat C-, meningkat pada siklus II sebesar 60,71 dengan predikat C, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,86 dengan predikat A-.


(66)

b. Nilai rata-rata pada aspek kognitif siklus I sebesar 59,42 dengan predikat C, meningkat pada siklus II menjadi 62,66 dengan predikat C+, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 81,63 dengan predikat A-.

c. Nilai rata-rata pada aspek psikomotor siklus I sebesar 57,96 dengan predikat C, meningkat pada siklus II menjadi 64,19 dengan predikat C+, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,14 dengan predikat A-.

Nilai rata-rata hasil belajar secara keseluruhan yaitu pada siklus I sebesar 57,22 dengan predikat C, meningkat pada siklus II menjadi 62,52 dengan predikat C+, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,13 dengan predikat A-. Dengan demikian, penggunaan model project based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menyarankan bagi:

1. Siswa diharapkan mampu mengikuti berbagai model pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

2. Guru diharapkan dapat mencoba menggunakan model project based learning dengan menggunakan materi yang sesuai dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model project based learning dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan peningkatan nilai aktivitas belajar siswa pada setiap siklus, yaitu 56,1 dengan predikat C pada siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 69,29 dengan predikat B-, dan meningkat pada siklus III menjadi 84,46 dengan predikat A-.

2. Penggunaan model project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tematik di kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa secara keseluruhan yang selalu meningkat pada setiap siklus baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

a. Nilai rata-rata pada aspek afektif siklus I sebesar 54,28 dengan predikat C-, meningkat pada siklus II sebesar 60,71 dengan predikat C, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,86 dengan predikat A-.


(2)

b. Nilai rata-rata pada aspek kognitif siklus I sebesar 59,42 dengan predikat C, meningkat pada siklus II menjadi 62,66 dengan predikat C+, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 81,63 dengan predikat A-.

c. Nilai rata-rata pada aspek psikomotor siklus I sebesar 57,96 dengan predikat C, meningkat pada siklus II menjadi 64,19 dengan predikat C+, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,14 dengan predikat A-.

Nilai rata-rata hasil belajar secara keseluruhan yaitu pada siklus I sebesar 57,22 dengan predikat C, meningkat pada siklus II menjadi 62,52 dengan predikat C+, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,13 dengan predikat A-. Dengan demikian, penggunaan model project based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menyarankan bagi:

1. Siswa diharapkan mampu mengikuti berbagai model pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

2. Guru diharapkan dapat mencoba menggunakan model project based learning dengan menggunakan materi yang sesuai dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(3)

3. Sekolah diharapkan dapat mendukung keberhasilan kegiatan pembelajaran, baik secara moral dan materi.

4. Mahasiswa khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), diharapkan mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh selama dan setelah mengikuti perkuliahan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru, SD, SLB, TK. Yrama Widya. Bandung.

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik. Puskur. Jakarta.

Aris, Sandi. 2013. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=105329&val =1342 diakses pada tanggal 8 Oktober 2014. @ 15.15 WIB.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pusaka Setia. Bandung.

Hanafiah, Nanang, Cucu, Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.

Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Penilaian. Dirjen Dikti. Jakarta.

______. 2013. Pamduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Dirjen Pendidikan Dasar. Jakarta.

______. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud RI. Jakarta.


(5)

Kunandar. 2010. Langkah-langkah PTK sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

______. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

______. 2013. Penlaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

______. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali Press. Jakarta.

Lie, Anita. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.

Majid, Abdul. 2013. Pembelajaran Tematik Terpadu. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muncarno. 2010. Statistik Pendidikan. Universitas Lampung. Metro.

Muslich, Mansur. 2010. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Refika Aditama. Bandung.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo. Yogyakarta. Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sani, Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sari, Yusnita. 2013. http://digilib.unimed.ac.id/meningkatkan-kreativitas-belajar- dengan-menggunakan-model-pembelajaran-project-based-learning-pada-mata-pelajaran-ipa-di-kelas-iv-sd-negeri-101875-batang-kuis-ta-20122013 30388.html diakses pada tanggal 8 Oktober 2014. @15.15 WIB

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.


(6)

Supriatna, Nana dkk. 2006. Pendidikan IPS di SD. UPI PRESS. Bandung.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

______.2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta. Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif. Remaja Rosdakarya. Bandung.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 20 83

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 11 74

JUDUL INDONESIA: PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 77

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2013/2014

1 10 60

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 142

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 70

MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 70

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 06 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 48