12 3 pemeranan siswa sebagai orang dewasa. Siswa selama menggunakan model
PBL diharapkan dapat memunculkan kreativitasnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran berpusat pada masalah.
Model PBL
bertujuan untuk
mengembangkan kemandirian,
memecahkan masalah, keterampilan peserta didik dalam rangka memutuskan informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dibahasnya dengan cara
berdiskusi dalam kelompoknya. Selain itu, model PBL dapat memicu kreativitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
b. Karakteristik Problem Based Learning
Model problem based learning menekankan kepada siswa untuk
menemukan ide baru dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Proses menyelesaikan masalah merupakan
point penting dalam model ini. Arends dalam Agus Suprijono, 2010:71-72 menjelaskan ada lima fitur dalam
pembelajaran berbasis masalah. Kelima fitur tersebut antara lain, 1 permasalahan yang autentik. Model PBL menekankan jawaban dari peserta didik
dalam menyelesaikan permasalahan tidak dapat diberi jawaban yang sederhana. 2 fokus interdisipliner, mendorong peserta didik untuk berpikir secara struktural
dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan. 3 investigasi autentik, mendorong peserta didik menemukan solusi yang nyata pada permasalahan.
Peserta didik dituntut untuk menganalasis masalah, mengembangkan hipotesis, melasanakan eksperimen, dan menarik kesimpulan. 4 peserta didik dituntut
untuk menghasilkan produk, baik berupa paper yang dideskripsikan dan hasilnya
13 dipresentasikan kepada orang lain. 5 kolaborasi peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran berbasis masalah memiliki ciri utama yang
membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Wina Sanjaya 2009, 214- 215 menjelaskan ada tiga fitur utama dalam model pembelajaran berbasis
masalah. Ketiga fitur tersebut adalah, 1 penggunaan model berbasis masalah merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat, dan menghafal materi. Siswa dituntut untuk aktif berkomunikasi, berpikir dan mengolah data
sesuai dengan permasalahan yang diajukan oleh guru. Model ini menjadikan siswa sebagai pusat belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator. 2 kegiatan
pembelajaran dipusatkan pada permasalahan yang diajukan guru. Siswa menyelesaikan permasalahan selama kegiatan belajar. Permasalahan merupakan
kata kunci dari proses pembelajaran. 3 penyelesaian masalah dilakukan menggunakan pendekatan berpiikir ilmiah. Proses penyelesaian permasalahan
harus sistematis dan data harus sesuai dengan fakta yang dialami.
c. Fase - Fase Problem Based Learning