Kerangka Berpikir Hipotesis Tindakan

22 yang berjumlah 33 siswa. Hasil dari penelitian melalui 2 siklus, nilai post test silus I 67,67 dan pada siklus II 78,67 dan 86,67 siswa mencapai KKM. Tingkat kerjasama siswa pada siklus I memperlihatkan 10 pada kategori sangat tinggi, 23,33 kategori tinggi, 50 kategori sedang dan 16,67 kategori rendah. Sedang pada siklus II kategori sangat tinggi sebesar 30, 50 kategori tinggi, 16,67 kategori sedang, dan 3,33 kategori rendah. Heni Sulistyani 2010 yang berjudul “Penerapan pembelajaran berbasis masalah problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa dalam Pendidikan K ewarganegaraan PKn”. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan berpikis kritis dan prestasi belajara siswa dalam pendidikan kewarganegaraan di SMA Takhassus Al- Qur‟an Kalibeber Wonosobo. Jenis penelitian tindakan kelas dengan subyek siswa kelas XI IPA SMA Takhassus Al Qur‟an Wonosobo dengan jumlah 41 siswa. Teknik analisa statistik deskriptif. Hasil penelitian bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar siswa. Siklus I rata-rata sebelum tindakan 49,02 dan sesudah tindakan 67,56. Hasil post test siklus I 22 siswa memperoleh 70. Sedangkan sikuls II rata-rata sebelum tindakan 72,19 dan setelah tindakan 91,21 dan sekitar 40 siswa telah memperoleh nilai 70.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran kompetensi membuat jaringan lokal LAN di SMK 1 Sedayu masih bersifat kurang efektif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat konvensional, yaitu penyampaian materi bersifat satu arah. Pembelajaran yang bersifat konvensional menyebabkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, pemahaman materi siswa juga sebelum 23 maksimal seperti pengulangan materi pelajaran sebelumnya. Siswa juga masih malu-malu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini terlihat masih sedikit siswa yang berani untuk menjawab pertanyaan guru. Tujuan penggunaan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan kompetensi membuat jaringan lokal LAN pada kompetensi dasar membuat desain awal jaringan, mengevaluasi lalu lintas jaringan dan menyelesaikan desain jaringan. Dengan demikian, penerapan model problem based learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kompetensi membuat jaringan lokal LAN yang ditinjau dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

1. Ada peningkatan kompetensi siswa membuat jaringan lokal LAN setelah menggunakan model problem based learning di SMK 1 Sedayu. 2. Siswa setuju dan menanggapi positif tentang penerapan model problem based learning dalam pembelajaran pembuatan jaringan lokal LAN di SMK 1 Sedayu sebagai upaya meningkatkan kompetensi siswa. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Kunandar 2010 : 45 metode penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dengan fokus PTK pada siswa atau PBM yang terjadi kelas. Kemmis dan Mc. Taggart dalam Masnur Muslich, 2009 : 8 penelitian tindakan kelas merupakan studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan sikap mawas diri. Masnur Muslich 2009 : 9-10 mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbagai aspek sehingga kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Model ini terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Empat tahap tersebut dilaksanakan setiap siklus. Jumlah siklus akan bertambah apabila kriteria ketuntasan yang diharapkan belum tercapai.