80
3.2.3 Lembaga Kepolisian Nasional Timor Leste sebagai Negara Merdeka
1. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kepolisian Nasional Timor Leste PNTL dibentuk oleh Pemerintah Transisi PBB pada
tanggal 27 Maret 2000. Pembentukan Lembaga Kepo- lisian berdasarkan Peraturan Pemerintah Transisi
PBB di Timor Leste Nomor 11999, disesuaikan Resolusi DK-PBB No. 1272 1999 tertanggal 25
Oktober 1999, berdasarkan mandat DK-PBB, sesuai dengan Bab VII Piagam PBB, telah mengambil kepu-
tusan tentang berdirinya United Nation Transitional Administration in East Timor UNTAET. Belajar dari
sejarah dunia, keberadaan suatu lembaga kepolisian di dalam sebuah negara baru merdeka adalah mutlak
diperlukan. Semua negara di dunia pasti mempunyai lembaga kepolisian masing-masing. Demikian juga
Timor Leste, memiliki lembaga kepolisian yang dina- makan Kepolisian Nasional Timor Leste atau kita kenal
dengan PNTL. Namun lembaga kepolisian yang dimiliki oleh masing-masing negara tersebut belum tentu
menggunakan sistem kepolisian yang sama. Adanya pengaruh dari faktor sistem politikpe-
merintahan yang dianut serta mekanisme sistem kontrol sosial yang berlaku dalam negara tersebut
yang membentuk sistem kepolisian di sebuah negara. Meskipun beberapa negara tersebut sama-sama
menganut paham demokratis dalam pemerintahannya,
81 namun belum tentu menggunakan sistem kepolisian
yang sama. Kepolisian dinegara mana pun selalu berada dalam sebuah dilema kepentingan kekuasaan
yang selalu menjadi garda terdepan perbedaan penda- pat antara kekuasaan dengan masyarakatnya.
a. Hasil Wawancara Pertama
Hasil wawancara pertama, dengan informan David Dias Ximenes mandati selaku anggota Parle-
men Nasional Timor Leste dari Komisi B urusan Pertahanan dan Keamanan juga selaku mantan
pemimpin perjuangan kemerdekaan rakyat Timor Leste. Informan mengatakan bahwa:
Awal permulaan
perencanaan pembentukan
Institusi Kepolisian Nasional Timor Leste PNTL yang menginginkan atau fundamennya dari United
Nations Transtion Adminis-tration East Timor UNTAET, atas pimpinan Bapak almarhum Sergio
Viera de Melo yang berasal dari negara Brazil. Pada saat itu UNTAET mengajukan beberapa
kriteria, salah satunya adalah calon anggota Kepolisian Nasional Timor Leste harus mempunyai
pengalaman kerja di Institusi Kepolisian sekurang- kurangnya lima tahun pengalaman pekerjaannya.
Ada reaksi dari saya sendiri dan para tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan mengajukan keberatan
dengan kriteriasyarat tersebut dengan alasan bahwa, kalau mau mencari calon anggota kepoli-
sian yang pengalaman kerjanya sudah lima tahun di Institusi Kepolisian sama halnya kita mencari
mantan Polisi Portugis dan mantan Polisi Republik Indonesia POLRI. Padahal mantan Polisi Portugis
umurnya sudah 60 - 70 tahun ke atas, jadi tidak mungkin akan direkrut menjadi anggota Kepolisi-
an Nasional Timor Leste.