74 Dengan demikian terdapat persinggungan antara
Polri Pemerintah Pusat dan Daerah dalam menjalan- kan fungsi keamanan, ketenteraman dan ketertiban,
tentang mekanisme dan pertanggungjawaban penye- lenggaraan pembina keamanan dan ketertiban.
Berdasarkan ketentuan pasal 42 ayat 2 UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri, bahwa “Hubungan dan
kerjasama di dalam negeri dilakukan terutama dengan unsur-unsur pemerintah pusat dan daerah, penegak
hukum, badan lembaga, instansi lain, serta masyara- kat dengan mengembangkan asas partisipasi dan
subsidiaritas”. Hubungan kerjasama tersebut didasar- kan atas sendi-sendi hubungan fungsional, saling
menghormati, saling
membantu, mengutamakan
kepentingan umum, serta memperhatikan hierarki Sadjijono, 2005, h. 246-283.
3. Sistem Kepolisian
Sistem Organisasi Kepolisian Republik Indonesia Polri, penjenjangan struktur organisasi dari tingkat
Markas Besar Mabes sampai tingkat kewilayahan pada dasarnya ditekankan pada pembagian daerah
hukum dan tanggungjawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dimana masing-masing jenjang
memiliki struktur organisasi sendiri yang memiliki garis hubungan vertikal dari atas kebawah topdown
dan dengan sistem pertanggungjawaban dari bawah ke atas bottom up.
75 Di dalam Keputusan Presiden No. 702002
tentang organisasi dan tata kerja Kepolisian Negara RI disebutkan, bahwa organisasi Kepolisian disusun
secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan [vide: Pasal 3 ayat 1, 2 dan 3].
Jenjang di tingkat pusat disebut Markas Besar Polri disingkat Mabes Polri dan di tingkat kewilayahaan
disebut Kepolisian negara RI Daerah disingkat Polda. Di tingkat Kepolisian Negara RI Daerah Polda
memiliki jenjang kesatuan wilayah yang disebut dan disingkat
PolwilPolwiltabes, PolresPolresta
dan PolsekPolsekta.
4. Tugas dan Kewenangan
Tugas dan kewenangan Kepolisian Republik Indonesia Polri di dalam beberapa peraturan perun-
dang-undangan, yakni pasal 30 ayat 4 UUD 1945, pasal 6 ayat 1 ketetapan MPR RI No. VIIMPR2000,
dan pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 22002 bahwa tugas Kepolisian Polri sebagai alat negara
yang menjalankan salah satu fungsi Pemerintahaan terutama di bidang pemeliharaan keamanaan dan
ketertiban masyarakat melalui pemberian perlindung- an, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
serta penegak hukum. Di dalam teori ketatanegaraan, bagi negara yang menganut sistem Pemerintahan
Presidensiil negara dipimpin oleh seorang Presiden dalam jabatannya selaku Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahaan.
76 Dikaitkan dengan makna Kepolisian sebagai
“alat negara” sebagaimana disebutkan dalam pasal 30 ayat 4 UUD 1945, berarti Kepolisian dalam menjalan-
kan wewenangnya berada di bawah Presiden selaku Kepala Negara. Di sisi lain fungsi kepolisian yang
mengemban sala h satu “Fungsi Pemerintahan” mngan-
dung makna bahwa pemerintahan yang diselenggara- kan oleh Presiden selaku pemegang kekuasaan
Pemerintahaan Eksekutif mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada Kepolisian terutama tugas dan
wewenang di bidang keamanaan dan ketertiban. Dari ketentuan pasal 30 ayat 5 UUD 1945 tersebut di-
bentuk UU No. 22002 tentang Polri, dimana di dalam UU dimaksud lembaga Kepolisian diposisikan di
bawah Presiden dan bertanggungjawab langsung ke- pada Presiden.
3.2.2 Lemabaga Kepolisian Timor Leste Pada Masa Transisi dengan PBB