Kerangka Berfikir TINGKAT KEBUGARAN KARDIOVASKULER SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI JAMBON I TRIHANGGO GAMPING SLEMAN DAN SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAN I TRIHANGGO GAMPING SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Salah satu metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Tentang penelitian deskriptif dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim 2001 : 64 ; yang dikutip dalam Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia volume 4, nomor 1, April 2008:4 bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang tejadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah tertentu sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei teknik pengambilan data dengan tes dan pengukuran. Variabel pada penelitian ini adalah tingkat kebugaran kardiovaskuler tanpa disertai unsur membandingkan antar subyek penelitian yaitu siswa SD Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman dan SD Negeri Baturan I Trihanggo Gamping Sleman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat kebugaran kardiovaskuler siswa kelas atas Sekolah Dasar Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman dan siswa kelas atas Sekolah Dasar Negeri Baturan I Trihanggo Gamping Sleman tahun pelajaran 2014 2015 dan untuk mengetahui kebugaran kardiovaskuler tersebut, peneliti menggunakan tes multystage sebagai pengukur tingkat kebugaran kardiovaskuler. a. Tempat penelitian Penelitian ini akan dilakukan di tempat yang berbeda. Untuk siswa Sekolah Dasar Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman dilakukan dihalaman sekolah 25 Sekolah Dasar Negeri Jambon I. Sedangkan untuk siswa Sekolah Dasar Negeri Baturan I Trihanggo Gamping Sleman dilakukan di Lapangan Trihanggo. b. Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian untuk Sekolah Dasar Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Mei 2015 pada jam 07.30 WIB sampai sewlesai. Sedangkan di Sekolah Dasar Negeri Baturan I dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu, 3-4 Juni 2015 pada jam 07.30 sampai selesai pada waktu yang sama pada hari berikutnya .

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari salah pengertian tentang bahan penelitian ini, maka perlu adanya batasan operasiaonal variable sebagai berikut : kebugaran kardiovaskuler adalah klasifikasi nilai level dan shuttle dengan melihat pada tabel yang diperoleh dari hasil Multystage Fitness Test pada siswa kelas atas Sekolah Dasar Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman dan Sekolah Dasar Negeri Baturan I Trihanggo Gamping Sleman tahun pelajaran 2014 2015.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas atas SD Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman dan SD Negeri Baturan I Trihanggo Gamping Sleman tahun pelajaran 2014 2015 yang berjumlah 115 siswa. Jumlah populasi di SD Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman sejumlah 23 siswa. Jumlah populasi di Sekolah Dasar Negeri Baturan I Trihanggo Gamping Sleman keseluruhan berjumlah 92 siswa 26 Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu yang memenuhi kriteria yaitu yang ber usia ≥ 11 tahun. Sampel di SD Negeri Jambon I Trihanggo Gamping Sleman sejumlah 15 anak. Sedangkan sampel di SD Negeri Baturan I Trihanggo Gamping Sleman sejumlah 43 siswa. Total sampel keseluruhan 58 siswa. D. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan peneliti adalah Multystage Fitness Test. Menurut Soegiyanto K. S.,dkk yang dikutip oleh Amnan Ghazali 2007 : 42 Multistage Fitness Test sudah diketahui validitas dan reabilitasnya. Validitas Multistage Fitness Test adalah 0,710. Sedangkan reabilitas Multistage Fitness Test adalah 0,527. Disamping tes ini mudah dilaksanakan, tes ini juga lebih akurat dan lebih praktis serta tidak memerlukan area tempat yang luas sehingga peniliti akan lebih mudah dalam pengambilan data yang diinginkan. Dalam tes multystage ini, seluruh siswa yang menjadi peserta tes melakukan secara berkelompok selama sampel dapat melakukan pencatatan sampai testi memberikan intruksi untuk berhenti. Untuk hasil yang lebih akurat, dalam pelaksanaan tes peneliti menggunakan petugas tambahan sebanyak 4 orang. 2 orang sebagai pengawas garis, 1 orang sebagai pencatat hasil tes siswa, dan 1 orang sebagai operator pita kaset Multistage Fitness Test. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes. Data yang diperoleh dari Multistage Fitness Test tersebut dirujuk pada tabel klasifikasi kebugaran kardiovaskuler sampai tingkat level dan shuttle berapa. 27 Pelaksanaan tes multystage ini dilakukan dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilestmpTes20dan20Pengukuran.pdf : 1. Lari hilir shuttle pada lintasan sepajang 20 meter dengan mengikuti irama dari kaset ataupun CD. 2. Jika peserta tes tiba diakhir shuttle sebelum bunyi ‘bip’ , peserta tes harus menunggu bunyi ‘bip’ selanjutnya dan kemudian kembali berlari. 3. Jika peserta tes gagal untuk mencapai akhir shuttle sebelum bunyi ‘bip’ saat berlari tersebut harus diperkenankan 2-3 kali shuttle lagi untuk berusaha mendapatkan shuttle kembali langkah yang diperlukan. 4. Petugas mencatat level dan shuttle yang dicapai peserta tes. Gambar 1. Mekanisme Pelaksanaan Multystage Fitness Test 28 Table 1. Penghitungan Ambilan Oksigen Maksimum �� � ��� Multystage Fitness Test VO2max = 18.043461 + 0.3689295 x TS + - 0.000349 x TS x TS Keterangan : TS = jumlah total shuttle – Estimasi kesalahan 0.3 mlskgmin Level Shuttle Level Shuttle 1 8 12 119 2 16 13 132 3 24 14 145 4 33 15 158 5 42 16 172 6 52 17 186 7 62 18 201 8 73 19 216 9 84 20 232 10 95 21 248 11 107 22 264 Sumber : http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilestmpTes20dan20Pengukuran.pdf