Orangtua memiliki pengetahuan yang baik tetapi tidak mendidik anak untuk mandiri.  Hal  ini  didukung  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Lestari  2011
menyatakan  orangtua  perlu  meningkatkan  pengetahuan  dan  pemahaman tentang cara-cara memandirikan anak secara tepat sehingga anak nantinya
dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini dapat dilihat dari data pendidikan terakhir orangtua terbanyak
adalah  SMA  dan  perguruan  tinggi,  sedangkan  usia  yang  dimiliki  orangtua paling  banyak  berkisar  antara  36-40  tahun.  Orangtua  yang  memiliki
pengetahuan yang baik mengenai keadaan anak yang mengalami retardasi mental  belum  tentu  mampu  menangani  atau  mengatasi  keadaan  anak
mereka.  Keadaan  psikologis  orangtua  juga  mempengaruhi,  mereka  harus mengurusi  anak  dengan  retardasi  mental  serta  seluruh  kebutuhan  mereka
yang  berbeda  dengan  anak  normal  lainnya.  Perasaan  minder  karena memiliki  anak  dengan  retardasi  mental  membuat  orangtua  tidak  terlalu
memperhatikan  anak  dengan  perhatian  khusus,  yang  pada  akhirnya  anak dibiarkan  tumbuh  sebagaimana  anak  normal  lainnya,  tanpa  ada  perlakuan
khusus yang dapat mendorong kemandirian anak dengan retardasi mental.
4.5.5  Hubungan Sikap Orangtua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental
Berdasarkan  hasil  uji  statistik  tampak  bahwa  hasil  uji  memperoleh nilai  r  sebesar  0,649  dengan  signifikansi  sebesar  0,000.  Hasil  uji  ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap
orangtua  dengan  kemandirian  anak  retardasi  mental,  ini  berarti  bahwa kemandirian  anak  dengan  retardasi  mental  salah  satunya  juga  ditentukan
oleh sikap orangtua. Hal ini dapat dilihat dari data pendidikan terakhir orangtua terbanyak
adalah  SMA  dan  perguruan  tinggi,  pendidikan  yang  lebih  tinggi  dapat menyerap pengetahuan yang lebih tinggi pula bagi orangtua sehingga dapat
membentuk  sikap  yang  harus  dilakukan  dalam  menghadapi  anak  dengan retardasi  mental.  Adanya  sikap  positif  orangtua  untuk  mendekati,
menyenangi,  menerima  dan  mengharapkan  anak  dengan  retardasi  mental untuk bisa menjadi sama dengan anak normal lainnya. Sikap orangtua yang
menerima  anak  dengan  retardasi  mental,  akan  memunculkan  sikap tanggung  jawab  lebih  terhadap  anak  tersebut,  sehingga  pada  akhirnya
orangtua  akan  mengambil  sikap  dalam  mendampingi  tumbuh  kembang anak dengan retardasi mental untuk lebih mandiri.
Hasil  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Govender  2002  sikap orangtua berpengaruh positif terhadap anak-anak mereka yang mengalami
keterbelakangan mental. Kedua orang tua memiliki sikap yang positif, tidak ada perbedaan antara sikap ibu dan ayah dalam memperlakukan anak yang
mengalami retardasi mental. Menurut deskripsi data, rata-rata orangtua memiliki skor sikap pada
kategori  baik.  Hal  ini  berarti  orangtua  memiliki  dorongan  yang  kuat, semangat  yang  tinggi  dalam  mendampingi  anak  dengan  retardasi  mental.
Dengan  adanya  sikap  yang  baik,  orangtua  akan  mampu  memberikan dukungan dan motivasi kepada anak, sehingga anak terdorong untuk lebih
mandiri.
4.5.6  Hubungan  Pengetahuan  dan  Sikap  Orangtua  terhadap Kemandirian Anak Retardasi Mental