Mind pikiran GLOBALISASI DAN BUDAYA POPULER DALAM PERSPEKTIF
Seperti namanya, teori ini berhubungan dengan media simbol dimana interaksi terjadi. Tingkat kenyataan sosial sosial yang utama yang menjadi pusat
perhatian interaksionisme simbolik adalah pada tingkat mikro, termasuk kesadaran subyektif dan dinamika interaksi antar pribadi.
Ternyata kita tidak hanya menanggapi orang lain, kita juga mempersepsi diri kita. Diri kita bukan lagi personal penanggap, tetapi personal stimuli
sekaligus. Bagaimana bisa terjadi, kita menjadi subjek dan objek persepsi sekaligus? Diri self atau kedirian adalah konsep yang sangat penting bagi
teoritisi interaksionisme simbolik. Rock menyatakan bahwa “diri merupakan skema intelektual interaksionis simbolik yang sangat penting. Seluruh proses
sosiologis lainnya, dan perubahan di sekitar diri itu, diambil dari hasil analisis mereka mengenai arti dan organisasi.
31
Diri adalah di mana orang memberikan tanggapan terhadap apa yang ia tujukan kepada orang lain dan di mana tanggapannya sendiri menjadi bagian dari
tindakannya, di mana ia tidak hanya mendengarkan dirinya sendiri, tetapi juga merespon dirinya sendiri, berbicara dan menjawab dirinya sendiri sebagaimana
orang lain menjawab kepada dirinya, sehingga kita mempunyai perilaku di mana individu menjadi objek untuk dirinya sendiri. Karena itu diri adalah aspek lain
dari proses sosial menyeluruh di mana individu adalah bagiannya. Mead menyadari bahwa manusia sering terlibat dalam suatu aktivitas yang
didalamnya terkandung konflik dan kontradiksi internal yang mempengaruhi
31
Ibid., 295
perilaku yang diharapkan. Mereka menyebut “konflik intrapersonal”, yang menggambarkan konflik antara nafsu, dorongan, dan lain sebagainya dengan
keinginan yang terinternalisasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan self yang juga mempengaruhi konflik intrapersonal, diantaranya
adalah posisi sosial. Orang yang mempunyai posisi tinggi cenderung mempunyai harga diri dan citra diri yang tinggi selain mempunyai pengalaman yang berbeda
dari orang dengan posisi sosial berbeda.
32
Bagian terpenting dari pembahasan Mead adalah hubungan timbal balik antara diri sebagai objek dan diri sebagai subjek. Diri sebagai objek ditunjukkan
oleh Mead melalui konsep “me”, sementara ketika sebagai subjek yang bertindak
ditunjukannya dengan konsep “I”. Ciri utama pembeda manusia dan hewan
adalah bahasa atau “simbol signifikan”. Simbol signifikan haruslah merupakan suatu makna yang dimengerti bersama, ia terdiri dari dua fase,
“me” dan “I”. Dalam konteks ini
“me” adalah sosok diri saya sebagaimana dilihat oleh orang lain, sedangkan
“I” yaitu bagian yang memperhatikan diri saya sendiri. Dua hal itu menurut Mead menjadi sumber orisinalitas, kreativitas, dan spontanitas
33
. Kita tak pernah tahu sama sekali tentang
“I” dan melaluinya kita mengejutkan diri kita sendiri lewat tindakan kita. Kita hanya tahu
“I” setelah tindakan telah dilaksanakan. Jadi, kita hanya tahu
”I” dalam ingatan kita. Mead menekankan
“I” karena empat alasan. Pertama, “I” adalah sumber utama sesuatu
32
Sindung Haryanto, Spektrum Teori Sosial dari Klasik hingga PostmodernYogyakarta: AR- Ruzz Media, 2012, 79
–80.
33
Wirawan, Teori-Teori sosial dalam tiga paradigm Fakta Sosial, Definisi Sosial, Perilaku Sosial, 124.
yang baru dalam proses sosial. Kedua, Mead yakin, didalam “I” itulah nilai
terpenting kita ditempatkan. Ketiga, “I” merupakan sesuatu yang kita semua cari
perwujudan diri. Keempat, Mead melihat suatu proses evolusioner dalam sejarah dimana manusia dalam masyarakat primitif lebih didominasi oleh
“Me” sedangkan dalam masyarakat modern komponen
“I” nya lebih besar.
34
“I” bereaksi terhadap “Me” yang mengorganisir sekumpulan sikap orang lain yang ia ambil menjadi sikapnya sendiri. Dengan kata lain
“Me” adalah penerimaan atas orang lain yang di generalisir.
Sebagaimana Mead, Blumer berpandangan bahwa seseorang memiliki kedirian self yang terdiri dari unsur I dan Me. Unsur I merupakan unsur yang
terdiri dari dorongan, pengalaman, ambisi, dan orientasi pribadi. Sedangkan unsur Me
merupakan “suara” dan harapan-harapan dari masyarakat sekitar. Pandangan Blumer ini sejalan dengan gurunya, yakni Mead, yang menyatakan bahwa dalam
percakapan internal terkandung didalamnya pergolakan batin antara unsur I pengalaman dan harapan dengan unsur Me batas-batas moral.
Pemahaman makna dari konsep diri pribadi dengan demikian mempunyai dua sisi, yakni pribadi self dan sisi sosial person. Karakter diri secara sosial
dipengaruhi oleh “teori” aturan, nilai-nilai dan norma budaya setempat seseorang berada dan dipelajari memalui interaksi dengan orang-orang dalam
budaya tersebut. Konsep diri terdiri dari dimensi dipertunjukan sejauh mana unsur diri berasal dari sendiri atau lingkungan sosial dan sejauh mana diri dapat
34
George Ritzer and Douglas J Goodman. Teori Sosiologi Modern Jakarta: Kencana, 2007, 286.