Jenis-jenis serai Syarat tumbuh dan budidaya

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Serai dan Minyak serai

Pernah mendengar serai dapur? Membaca namanya, sudah semestinya benda yang satu ini akan sering kita jumpai di dapur. Ibu-ibu sangat familiar dengannya sebagai bumbu dapur seperti lengkuas, daun salam, daun salam, jahe, kunyit, dll. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bumbu dapur adalah pangkal tangkainya. Karena beraroma seperti lemon, serai dapur sering disebut lemongrasss rumput lemon. Menurut ilmu takosnomi, bumbu dapur yang sering terdapat dalam opor ayam ini temasuk dalam famili gramineae rumput-rumputan dan genus Cymbopogon. Sereh dapur merupakan tanaman tahunan perenial dan stolonifera berbatang semu. Berdaun memanjang seperti pita, makin ke ujung main meruncing dan berwarna hijau, sebagaimana layaknya famili rumput-rumputan yanga lain seperti ilalang dan padi. Panjang daunnya berkisar 0,6 – 1,2 m yang tesusun pada stolon. Rumput ini tidak menghasilkan biji meskipun dibiarkan tidak dipangkas dalam kondisi dan waktu tertentu. Serai atau lebih dikenal dengan sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput- rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Minyak serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagaian atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir repelen nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya.

2.2 Jenis-jenis serai

Sebelum membicarakan serai dapur ada baiknya jika membahas macam- macam serai. Secara umum, serai dibagi menjadi 2 jenis, yaitu serai dapur lemongrass da serai wangi sitronella. Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak serai yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak serai wangi citronella oil yang biasanya terdapat dalam komposisi minyak tawon dan minyak gandapura. Minyak serai wangi telah dikembangkan di Indonesia dan minyak atsirinya sudah diproduksi secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak serai dapur lemongrass oil belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi komposisi kimianya, keduanya memiliki komponen utama yang berbeda. Serai wangi kandungan utamnya adalah citronella, sedangkan serai dapur adalah sitral. Serai dapur terbagi menjadi dua varitas, yaitu serai flexuosus Cymbopogon flexuosus dan serai citratus Cymbopogon citratus . Dalam dunia perdagangan minyak atsiri, minyak serai flexuosus disebut sebagai East Indian Lemongrass oil. Sedangkan serai citratus dikenal ddengan West Indian lemongrass oil. Keduanya dapat tumbuh subur di Indonesia meskipun yang terbanyak dalah jenis West Indian. Perbedaan yang sangat jelas dari keduanya terletak pada sifat-sifat minya atsiri 3 yang dihasilkan. Minyak serai India timur lebih berharga daripada India barat, terutama karena kandungan sitralnya yang lebih tinggi.

2.3 Syarat tumbuh dan budidaya

Serai dapur tumbuh liar di daerah-daerah tropis seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, India, Amerika tengah,sebagian Amerika Selatan dan Afrika. Meskipun dapat juga tumbuh pada iklim dingin namun produktivitasnya menurun. Serai dapur lebih menyukai daerah dengan limpahan cahaya matahri yang besar, curah hujan tidak terlalu berlimpah, serta ketinggian sampai 100 m dpl. Cuaca yang panas dan sinar matahari akan merangsang pembentukan minyak dalam tanaman. Di daerah yang curah hujannya melimpah, serai dapat dipanen lebih sering dibandingkan dengan daerah kering namun minyak yang dihasilkan berkadar sitral lebih rendah. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik, bertekstur ringan, lempung berpasir, sampai pasir berdebu. Namun hasilnya kurang pada tanah bertekstur berat, keras, dan dapat menahan air. Tanaman yang dibudidayakan diatas tanah yang baik dapat menigkatkan rendemen minyak serta kandungan sitralnya lebih tinggi. Serai dapur masih belum banyak dibudidayakan di Indonesia, karena sebagian besar digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sebagai campuran makanan rempah-rempah. Padahal serai dapat termasuk jenis tanaman yang mudah dalam hal budidaya dan perawatan. Ham dan penyakit yang menyerang tanaman ini boleh dikatakan tidak ada. Begitu pula minyak atisirinya lebih bernilai dibandingkan minyak serai wangi. Perkembangbiakan dilakukan dengan sistem bonggol akar pada batang semu stool. Batang semu yang telah dewasa minimal terdiri dari 10 pelepah daun digunakan sebagai bibit. Satu rumpun serai dapur yang telah dewasa yang berumur lebih dari 1 tahun dapat menghasilkan bibit di atas 50 batang. Tanaman serai yang telah dewasa dicabut dan akarnya dipotong seperlunya. Daun dan batang semu dipangkas hingga keseluruhan bibit mencapai panjang kurang lebih 20-30 cm. Persiapan lahan dilakukan dengan pencangkulan dan pemberian pupuk kompos agar produktivitas daun segar yang dihasilkan mencapai maksimal. Untuk penghematan, pupuk kompos ini dapat diperoleh dari ampas daun sisa penyulingan. Lebih bagus lagi apabila dibuat bedengan- bedengan. Pada lahan yang telah diolah, bibit serai ditanam pada jarak 75 cm x 75 cm pada lubang tanam yang dibuat menggunakan linggis dengan kedalaman 10 -15 cm. Lubang tanam harus benar- benar tertutup rapat dengan tanah agara pertumbuhan sistem akar cukup baik. Penanaman hendaknya dilakukan pada awal musim hujan untuk merangsang pertumbuhan sehingga lebih cepat dipanen untuk pertama kali. Bagian bibit yang muncul dipermukaan tanah kira – kira memiliki panjang 10-15 cm. Jika tanaman tumbuh baik, serai dapur dapat dipanen untuk pertamakali setelah berumur 6 bulan atau panjang daun telah mencapai sekitar 1 m. Pemanenan dilakukan dengan cara memangkas batang semu yang tersusun oleh pelepah- pelepah daun. Pemangkasan dapat dilakukan dengan sabit atau ani-ani. Ketinggian 4 tanaman dari permukaan tanah diperkirakan 15-20 cm. Satu rumpun tanaman dapat menghasilkan 1-2 kg. Setelah panen pertama, rumpun akan tumbuh kembali dengan cepat dan dapat dipanen kembali setelah 3 – 4 bulan tergantung perawatan dan iklim daerah tanam. Masa produktif tanaman serai dapur adalah 4 – 5 tahun. Semakin lama, produktivitas daun basah yang dihasilkan semakin sedikit. Dalam 1 ha lahan dapat dihasilkan daun serai dapur segar 60 – 120 tontahun 4 kali panen . Hasil penelitian mengatakan bahwa penambahan produk buatan setelah masa panen dapat menambha produktivitas tanaman. Pemberian pupuk urea berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Sedangkan pupuk KCl berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Sehingga penambahan campuran urea dan KCl dapat meningkatkan hasil panenan.

2.4 Cara memperoleh minyak serai