Cara memperoleh minyak serai

tanaman dari permukaan tanah diperkirakan 15-20 cm. Satu rumpun tanaman dapat menghasilkan 1-2 kg. Setelah panen pertama, rumpun akan tumbuh kembali dengan cepat dan dapat dipanen kembali setelah 3 – 4 bulan tergantung perawatan dan iklim daerah tanam. Masa produktif tanaman serai dapur adalah 4 – 5 tahun. Semakin lama, produktivitas daun basah yang dihasilkan semakin sedikit. Dalam 1 ha lahan dapat dihasilkan daun serai dapur segar 60 – 120 tontahun 4 kali panen . Hasil penelitian mengatakan bahwa penambahan produk buatan setelah masa panen dapat menambha produktivitas tanaman. Pemberian pupuk urea berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Sedangkan pupuk KCl berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Sehingga penambahan campuran urea dan KCl dapat meningkatkan hasil panenan.

2.4 Cara memperoleh minyak serai

Minyak serai wangi diperoleh dari penyulingan tanaman serai wangi Cymbopogonnardus L yang mengandung senyawa sitronellal sekitar 32-45, geraniol 10-12, sitronellol 11-15, geranil asetat 3-8, sitronellal asetat 2-4 dan sedikit mengandung seskuiterpen serta senyawa lainnya. Setelah panen, daun serai hendaknya disuling untuk menghindari kehilangan minyak karena penguapan. Dauan serai dirajang dahulu sampai panjangnya menjadi sekitar 10 -15 cm dan secepatnya dimasukkan ke dalam ketel suling. Perajangan ini berfungsi untuk memperbesar bulk density bahan, sehingga secara kuantitas dapat dimasukkan lebih banyak bahan ke dalam ketel suling. Perajangan ini berpengaruh terhadap rendemen minyak yang menguap ke udara bebas. Ketel suling bevolume 3000 liter mamnpu menampung bahan olah 800-1000 kg daun rajangan. Penyulingan dilakukan baik dengan penyulingan uap air atau penyulingan uap pada tekanan sedidikt di atas 1 atm. Waktu penyulinga antara 1 – 3 jam, tegantung pada jumlah uap dan jumlah bahan yang diolah. Rendemen minyak bervariasi antara 0,2 – 0,4 basis basah. Rendemen minyak pada serai dapur dipengaruhi oleh :  Tingkat kesegaran bahan olah. Semakin segar bahan olah, semakin tinggi rendemannya. Bahan yang kering kemungkinan telah terjadi penguapan sejumlah kecil minyak ke udara bebas.  Kualitas bahan olah. Bahan olah yang mengandung banyak batang semu dibandingkan daunnya akan menghasilkan rendemen minyak yang kecil. Minyak atsiri banyak terdapat dalam daun sedangkan tangkai batang pada bahan olah sedikit menghasilkan minyak dan berkontribusi besar terhadap berat bahan olah.  Jenis serai dapur. Jenis serai flexuosus mengahsilkan rendemen minyak yang lebih baik daripada serai citratus.  Perlakuan awak bahan olah. 5 Minyak serai dapur harus dismpan dalam wadah yang terlindung dari udara dan cahaya, dan bebas dari air sebelum dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan. Media simpan yang paling baik adalah botol-botol tertutup berwarna gelap sehingga tidak tembus cahaya. Penyimpanan minyak serai perlu diperhatikan dengan baik karena sangat berpengaruh terhadap kualitas minyak, terutama kadar sitralnya. Apalagi untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama yang memungkinkan terjadinya degradasi kualitas minyak, seperti terjadinya oksidasi aldehid, hidrolisa ester, polimerisasi, dan resinifikasi. Komponen utama minyak serai wangi adalah sitronellal dan geraniol yang masing-masing mempunyai aroma yang khas dan melebihi keharuman minyak serai sendiri. Komponen-komponen tersebut diisolasi lalu diubah menjadi turunannya. Baik minyak, komponen utama atau turunannya banyak digunakan dalam industri kosmetika, parfum, sabun dan farmasi. Kandungan sitronellal dan geraniol yang tinggi merupakan persyaratan ekspor. Minyak yang kurang memenuhi persyaratan ekspor, dijual di pasar dalam negeri sebagai bahan baku industri sabun, pasta gigi dan obat-obatan. Sebelum Perang dunia kedua, Indonesia merupakan negara pengekspor utama minyak serai wangi. Namun saat ini negara produsen utama adalah RRC. Hal ini disebabkan karena produksi minyak serai wangi Indonesia selalu menurun dan mutunya kalah dibanding China dan Taiwan. Padahal permintaan cukup besar, karena kebutuhan pasar selalu meningkat 3-5 per tahun. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu minyak tersebut, Balittro telah mendapatkan 3 varietas unggul seraiwangi produksi tinggi yaitu Gl, G2, dan G3 dengan produktivitas minyak masing-masing 300-600 kghath dengan kadar sitronela 44, 280-580 kghath dengan kadar sitronella 46, dan 300-600 kghath dengan kadar sitronela 44. Pada saat ini pengembangan tanaman 4 serai wangi dilakukan di Kebun Percobaan Balittro di Manoko, Lembang Bandung.

2.5 Manfaat minyak serai