Pada tahun 2003 vaksin rabies mendapat bantuan dari APBD sebanyak 10.000 dosis semuanya telah dialokasikan ke Kabupaten dan Kota untuk
sesuai dengan jumlah kasus dan populasi Hewan Penular Rabies HPR. Target dan realisasi vaksin rabies sesuai dengan permintaan dari masing-
masing KabupatenKota di Propinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 5.2. Sedangkan racun Strichnine mendapat subsidi melalui Anggaran
APBN sebanyak 5 Kg, bantuan APBD sebanyak 10 Kg tabel 5.3, dan telah dialokasikan seluruhnya ke Kabupaten dan Kota.
- Vaksinasi Jembrana Pengadaan Vaksin Jembrana pada tahun 2003 mendapat bantuan dari
APBN melalui Bagian Proyek Pengendalian Penyakit Hewan Menular Sumatera Barat Tahun 2003 sebanyak 2.500 Dosis. Semua vaksin
dialokasikan untuk Kabupaten Pesisir Selatan. Pengadaan Vaksin Jembrana tahun 2003 ini berdasarkan laporan dari Kabupaten Pesisir
Selatan bulan Juli 2002 serta peninjauan lapangan, kejadian luar biasa terjadi di Kecamatan Pancung Soal Desa Koto Hilalang Transad
Kecamatan Pancung Soal, 1 ekor sapi mati, 1 ekor sapi dipotong paksa dan 7 ekor terinfeksi akibat penyakit Jembrana. Vaksinasi belum dapat
diberikan pada saat itu karena tidak tersedianya Vaksin Jembrana baik bantuan pusat atau bantuan dari daerah. Untuk penanggulangan wabah,
tim Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat bersama Tenaga Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan dan petugas Pos Keswan
turun ke Desa Koto Hilalang untuk memberikan pengarahan kepada peternak. Untuk tahun 2003 ini Vaksinasi dilakukan pada bulan Juli 2003
yang dilaksanakan oleh Kantor Peternakan Pesisir Selatan dengan Vaksin bantuan APBN sebanyak 2.500 dosis.
II. Pemberantasan penyakit hewan
36
Pemberantasan penyakit hewan yang bersifat individu telah dilaksanakan dengan swadaya masyarakat di masing-masing kecamatan seluruh
KabKota di Sumatera Barat. Bila disuatu daerah timbul penyakit yang bersifat wabah, pemberantasannya dilaksanakan secara terpadu oleh
Dinas Peternakan KabKota dan Dinas Peternakan Propinsi. Pada bulan Mei 2003 di Kabupaten Solok telah terjadi wabah pemyakit SE
Penyakit Ngorok dimana kematian ternak kerbau mencapai 30 ekor. Untuk mengatasi kejadian ini Dinas Peternakan Kabupaten Solok, Dinas
Peternakan Propinsi Sumatera Barat dan BPPV Regional II Bukittinggi telah turun ke lokasi kejadian dan memberikan pengarahan kepada
peternak untuk mencegah terjadinya wabah penyakit Ngorok ini, antara lain melaksanakan Vaksinasi SE massal dan isolasi pada ternak yang
sakit dan pengobatan, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Tabel. 5. 1. Target dan Realisasi Vaksinasi SENgorok No.
KabupatenKota Target
Realisasi 1
Kabupaten Agam 2
Kabupaten Pasaman 800
800 3
Kabupaten 50 Kota 4
Kabupaten Solok 5
Kabupaten Padang Pariaman 500
500 6
Kabupaten Pesisir Selatan 1.100
1.100 7
Kabupaten Tanah Datar 1.350
1.350 8
Kabupaten Sawahlunto Sjj. 1.000
1.000 9
Kota Bukittinggi 200
200 10
Kota Padang 11
Kota Padang Panjang 12
Kota Sawahlunto 300
300 13
Kota Solok 14
Kota Payakumbuh J u m l a h
5.000 5.000
37
Tabel. 5.2. Target dan Realisasi Vaksinasi Rabies No.
KabupatenKota Target
Realisasi 1
Kabupaten Agam 1.700
1.700 2
Kabupaten Pasaman 700
700 3
Kabupaten 50 Kota 2.000
2.000 4
Kabupaten Solok 300
300 5
Kabupaten Padang Pariaman 1.000
1.000 6
Kabupaten Pesisir Selatan 3.000
3.000 7
Kabupaten Tanah Datar 1.000
1.000 8
Kabupaten Sawahlunto Sjj. 500
500 9
Kota Bukittinggi 400
400 10
Kota Padang 3.000
3.000 11
Kota Padang Panjang 300
300 12
Kota Sawahlunto 500
500 13
Kota Solok 300
300 14
Kota Payakumbuh 900
900 15
Klinik Hewan -
- J u m l a h
15.950 15.950
Tabel. 5.3. Alokasi Racun dan Eliminasi Hewan Penular Rabies No.
KabupatenKota RacunGram
Eliminasi ekor 1
Kabupaten Agam 1.000
1.000 2
Kabupaten Pasaman 1.000
1.000 3
Kabupaten 50 Kota 1.000
1.000 4
Kabupaten Solok 1.000
1.000 5
Kabupaten Padang Pariaman 1.000
1.000 6
Kabupaten Pesisir Selatan 1.000
1.000 7
Kabupaten Tanah Datar 1.000
1.000 8
Kabupaten Sawahlunto Sjj. 500
500 9
Kota Bukittinggi 500
500 10
Kota Padang 1.000
1.000 11
Kota Padang Panjang 500
500 12
Kota Sawahlunto 1.000
1.000 13
Kota Solok 500
500 14
Kota Payakumbuh 500
500 J u m l a h
11.500 11.500
38
III. Memantau kejadian wabah penyakit menular