UPTD Klinik Hewan Dan Laboratorium Kesmavet Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit eksotik

1. Defesiensi Calsium terjadi di Kabupaten Tanaha Datar, Pasaman, Padang Pariaman, Sawahlunto Sijunjung, Pesisir Selatan dan Kota Padang Panjang. 2. Defesiensi Magnesium terjadi di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Sawahlunto Sijunjung, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Kota Padang Panjang D. Virus 1. Rabies Kasus penyakit Rabies pada Hewan Penular Rabies HPR selama tahun 2003 berdasarkan pemeriksaan BPPV Regional II Bukittinggi, setiap Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Barat tertular penyakit Rabies kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kasus positif tertinggi adalah Kota Padang, Kabupaten Agam, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Bukittinggi dan Kota Payakumbuh. Dibanding tahun 2002 terjadi penurunan kasus 5 , dimana tahun 2002 positif rabies 195 kasus dan tahun 2003 sebayak 186 kasus.

III. UPTD Klinik Hewan Dan Laboratorium Kesmavet

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat mempunyai Klinik Hewan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner yang merupakan Unit Pelaksana Teknis UPT di daerah. UPTD Klinik Hewan yang berfungsi melayanan pengobatan terhadap hewan yang berkedudukan di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner yang berfungsi memeriksa Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan guna keselamatan bagi masyarakat pengguna produk peternakan. Laboratorium ini berkedudukan di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dan Simpang IV Kabupaten Pasaman. Disampaing Laboratorium UPTD Simpang IV Pasaman melaksanakan tugas antara lain : 51 1. Kegiatan aktif service. 2. Pemeriksaan specimen aktif sievice. 3. Pemeriksaan specimen Rabies. 4. Pemeriksaan spesimen Bahan Asal Hewan 5. Pemeriksaan Bakteriologi. 6. Pengobatan mobil unit.

IV. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit eksotik

dalam rangka perlindungan wilayah. Dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis global dan regional dengan diberlakukannya perdagangan bebas dan semakin terbukanya hubungan lalu lintas antar negara, maka akan menimbulkan dampak kemungkinan yang lebih besar lolosnya penyakit hewan menular dari luar negeri Penyakit Eksotik masuk ke Indonesia, termasuk ke Sumatera Barat. Kewaspadaan terhadap masuknya penyakit eksotik ini perlu lebih ditingkatkan karena banyaknya ditemukan kasus daging impor ilegal di beberapa propinsi lain di Indonesia. Untuk mencegah terjadinya kemungkinan tersebut, maka Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah melakukan peningkatan kewaspadaan dengan semua jajaran peternakan di Sumatera Barat, diantaranya tindakan antisipasi melalui penolakan, pemusnahan dan tindak karantina oleh pihak karantina hewan, pengamatan penyakit yang aktif di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah rawan lainnya secara reguler berkoordinasi dengan BPPV Regional II Bukittinggi. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan kerjasama dengan propinsi tetangga dengan melaksanakan kerja sama perbatasan terhadap keluar masuknya hewan, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan.

V. Melaksanakan koordinasi dengan pihak karantina hewan.