PENGENDALI AN MUTU DI LAPANGAN

Dinas Pekerjaan Umum Kab. TTS Bidang Bina Marga TA. 2012 7 - 11 b Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sam-bungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor. c Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari. d Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah aditif, harus dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. 5 Perawatan dengan Uap a Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada permulaannya. Bahan tambah aditif tidak diperkenankan untuk dipakai dalam hal ini kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan. b Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah mencapai 70 dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini: i Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi tekanan di luar. ii Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi 38 C selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 65 C dengan kenaikan temperatur maksimum 14 C jam secara ber-sama-sama. iii Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang uap tidak boleh melampaui 5,5 C. iv Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11 C per jam. v Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11 C lebih tinggi dari temperatur udara di luar. vi Setiap saat selama perawatan dengan uap, di dalam ruangan harus selalu jenuh dengan uap air. vii Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut. c Kontraktor harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari cuaca luar. d Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.

7.1.6. PENGENDALI AN MUTU DI LAPANGAN

1 Pengujian Untuk Kelecakan Workability Satu pengujian slump, atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. 2 Pengujian Kuat Tekan a Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 60 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus mencakup empat benda uji, yang pertama harus diuji pembe-banan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari, yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari. b Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir a di atas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum Kab. TTS Bidang Bina Marga TA. 2012 7 - 12 dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak random. c Kuat Tekan Karakteristik Beton σ bk diperoleh dengan rumus berikut ini : σ c = σ av - K δ σ σ av i n i = l n adalah kuat tekan rata-rata = Σ δ σ σ = n i = l n 1 adalah standar deviasi i av Σ − − 2 σ i = hasil pengujian masing-masing benda uji n = jumlah benda uji K = 1,64 untuk rancangan campuran dan untuk persetujuan pekerjaan adalah koefisien yang besarnya ditunjukkan dalam tabel berikut ini n 4 6 8 10 12 14 16 K 1,17 0,83 0,67 0,58 0,52 0,48 0,44 3 Pengujian Tambahan Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi : a Pengujian yang tidak merusak menggunakan sclerometer atau perangkat penguji lainnya; b Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan; c Pengambilan dan pengujian benda uji inti core beton; d Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

7.1.7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN