b. Pembelian secara kredit jangka panjang
Dalam pembelian aktiva tetap secara kredit jangka panjang, kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian
kali angsuran dan terhadap saldo yang belum dibayar akan dikenakan bunga. Sebagai contoh dibeli mobil dengan harga Rp. 75.000.000, jumlah ini akan
dibayar dalam 25 kali angsuran bulanan dan terhadap saldo yang belum dibayar, perusahaan dibebani bunga sebesar 20 setahun.
Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan pada waktu pembelian dilakukan adalah:
D Mobil Rp. 75.000.000
K Utang angsuran Rp. 75.000.000
Pada saat membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar adalah sebagai berikut:
Angsuran bulanan = Rp. 75.000.000 : 25 Rp. 3.000.000
Bunga selama sebulan untuk saldo yang belum dibayar = 112 x 12 x Rp. 75.000.000
jumlah yang harus dibayar 750.000
Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan untuk mencatat pembayaran ini adalah:
Rp. 3.750.000
D Utang angsuran Rp. 3.000.000
D Beban bunga 750.000
K Kas Rp. 3.750.000
Angsuran kedua terdiri dari angsuran pokok bulanan sebesar Rp. 3.000.000 ditambah bunga selama satu bulan atas saldo yang belum dibayar.
Utang yang belum dibayar saat ini sebesar Rp. 72.000.000, jumlah ini diperoleh dari saldo awal Rp. 75.000.000 dikurangi pembayaran pada angsuran pertama
Universitas Sumatera Utara
sebesar Rp. 3.000.000. Bunga yang dibebankan selama bulan ini adalah 112 x 12 x Rp. 72.000.000 = Rp. 720.000. Jumlah yang perlu dibuat untuk
pembayaran ini adalah: D Utang angsuran
Rp. 3.000.000 D Beban bunga
720.000 K Kas
Rp. 3.720.000 Sumber : Harahap 2005
Proses perhitungan, pembayaran, dan pencatatan angsuran seperti ini akan berlang setiap bulan sampai semua utang angsuran telah dibayar.
c. Pembelian dengan surat berharga
Perolehan aktiva tetap dengan penerbitan surat berharga adalah pengeluaran obligasi atau saham milik perusahaan untuk ditukar dengan aktiva
tetap. Aktiva tetap tersebut harus dicatat sebesar harga pasar obligasi atau saham pada saat pembelian. Jika harga pasar lebih besar dari nilai nominalnya, maka
selisih catat sebagai agio, dan jika harga pasar lebih kecil dari nominalnya, maka dicatat sebagai disagio.
Sebagai contoh, PT. X membeli tanah dengan mengeluarkan 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 8.000, harga kurs pada saat pembelian
adalah sebesar 95 dan 110. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: 1 Jika kurs adalah 95, saham akan bernilai: Rp. 8.000 x 10.000 lembar x 95100
= Rp. 76.000.000
Universitas Sumatera Utara
D Tanah Rp. 88.000.000
K Modal Saham Rp. 80.000.000
K Agio Saham Rp. 8.000.000
Sumber : Harahap 2005
d. Diterima dari sumbangan