Metode penyusutan saldo menurun declining-balance depreciation

Sumber : Stice 2005 Tabel III.3 Penyusutan Berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun Dalam Rupiah Tahun Harga Perolehan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 200.000.000 64.000.000 64.000.000 136.000.000 2 200.000.000 48.000.000 112.000.000 88.000.000 3 200.000.000 32.000.000 144.000.000 56.000.000 4 200.000.000 16.000.000 160.000.000 40.000.000 Sumber : Stice 2005 Dalam menghitung jumlah angka tahun, sebagai jalan pintas, dapat digunakan rumus: 2 [nn + 1] dimana: n = perkiraan masa manfaat dalam satuan tahun, jam kerja, atau jumlah hasil produksi

2. Metode penyusutan saldo menurun declining-balance depreciation

Sama seperti dalam metode jumlah angka tahun, dimana biaya penyusutan menurut metode ini juga semakin lama akan semakin menurun. Pembebanan yang semakin menurun, didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga akan menurun. Dalam metode saldo menurun, beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Universitas Sumatera Utara Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode Dalam metode ini, tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus, yang disebut dengan penyusutan saldo menurun ganda, misalnya, sesuai dengan contoh sebelumnya, mobil ditaksir mempunyai masa manfaat empat tahun, maka tarif penyusutannya adalah 50, yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 25. Dengan asumsi contoh di atas, maka beban penyusutan pada tahun pertama akan dihitung sebagai berikut: Beban Penyusutan = 50 x Rp 200.000.000–0 = Rp100.000.000 Penyusutan tahun pertama dicatat sebagai berikut : D Beban penyusutan Rp 100.000.000 KAkumulasi penyusutan Rp 100.000.000 Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga perolehannya, yaitu Rp 200.000.000. Pada akhir tahun ke dua, beban penyusutannya dihitung sebagai berikut: Beban Penyusutan = 50 x Rp 200.000.000 – Rp 100.000.000 = Rp 50.000.000 Nilai buku pada awal tahun kedua sama dengan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan, yaitu Rp 100.000.000. Penyusutan tahun kedua ini dicatat sebagai berikut: D Beban penyusutan Rp 50.000.000 K Akumulasi penyusutan Rp 50.000.000 Sumber : Stice 2005 Tabel III.4 Penyusutan Berdasarkan Metode Saldo Menurun Dalam Rupiah Universitas Sumatera Utara Tahun Harga Perolehan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 200.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 2 200.000.000 50.000.000 150.000.000 50.000.000 3 200.000.000 25.000.000 175.000.000 25.000.000 4 200.000.000 12.500.000 187.500.000 12.500.000 Sumber : Stice 2005 b Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Penggunaan i Metode penyusutan jam jasa Dalam metode ini, besarnya biaya penyusutan untuk setiap periode tergantung pada jumlah jam-jasa jumlah waktu penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga biaya penyusutan untuk setiap periode berbeda. Besarnya beban penyusutan menurut metode ini adalah mengalikan jam-jasa aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan per jam. Perhitungan besarnya beban penyusutan per jam adalah dengan rumus: Jumlah jam kerja Penyusutan = Harga perolehan – Nilai sisa Sebagai contoh, dibeli mesin seharga Rp 20.000.000, dengan nilai sisa sebesar Rp 1.500.000. Jumlah jam kerja mesin tersebut diestimasi sebesar 250.000 jam. Maka beban penyusutan mesin per jam adalah: Beban Penyusutan = Rp 20.000.000 – Rp 1.500.000 250.000 jam = Rp 74 per jam Jika dalam tahun pertama mesin tersebut telah bekerja selama 50.000 jam, maka beban penyusutan untuk tahun tesebut adalah 50.000 jam x Rp 74 per jam = Rp 3.700.000. Sumber : Stice 2005 Universitas Sumatera Utara Tabel III.5 Penyusutan Berdasarkan Metode Jam-Jasa Dalam Rupiah Tahun Jam Kerja Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 50.000 50.000 x 74 = Rp. 3.700.000 3.700.000 16.300.000 2 75.000 75.000 x 74 = Rp. 5.550.000 9.250.000 10.750.000 3 65.000 65.000 x 74 = Rp. 4.810.000 14.060.000 5.940.000 4 60.000 60.000 x 74 = Rp. 4.440.000 18.500.000 1.500.000 250.000 Sumber : Stice 2005 ii Metode penyusutan jumlah unit produksi productive output depreciation Perhitungan masa manfaat menurut metode ini dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pamakaian, atau unit-unit kegiatan yang lain. Beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Tarif Penyusutan = Produksi Aktual : Kapasitas Produksi Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Sebagai sontoh, pada tanggal 2 Januari 2006, PT. X membeli mesin seharga Rp 5.500.000, nilai sisa sebesar Rp 500.000. Mesin tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 1.000.000 barang. Dalam tahun 2006 diproduksi 250.000 unit. Beban penyusutan tahun 2006 dihitung sebagai berikut: Tarif Penyusutan = 250.000 : 1.000.000 = 0,25 = 25 Beban Penyusutan = 25 x Rp 5.500.000 – Rp 500.000 = Rp 1.250.000 Sumber : Stice 2005 Maka, tarif dan beban penyusutan akan bervariasi dari tahun ke tahun, tergantung pada produksi aktual yang dicapai setiap tahun. Universitas Sumatera Utara c Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok dan Gabungan Dalam metode ini aktiva tetap yang sejenis dikelompokkan sebagai suatu kelompok dan mempunyai masa manfaat yang sama, hal ini disebut dengan penyusutan kelompok dan jika aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut berbeda- beda, disebut dengan penyusutan gabungan. Prosedur penyusutan kelompok memperlakukan sekumpulan aktiva sebagai satu kelompok tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam satu akun, dan tarif penyusutan didasarkan pada masa manfaat rata-rata dari aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut. Penyusutan kelompok biasanya dihitung sebagai adaptasi dari metode garis lurus. Tarif penyusutan kelompok ditentukan dengan menganalisis berbagai aktiva atau kelompok aktiva yang digunakan dan menghitung penyusutan sebagai rata-rata dari penyusutan garis lurus tahunan. Jika terjadi penarikan salah satu aktiva yang dikelompokkan, maka dijurnal dengan mendebet akun akumulasi penyusutan sebesar perbedaan harga pokok dengan nilai sisa dan mengkredit akun aktiva tersebut, laba atau rugi pada saat penarikan suatu aktiva tidak dicatat. Contohnya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel III. 6 Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok Dalam Rupiah Jenis Aktiva Harga Perolehan Nilai Sisa Harga Perolehan yang Disusutkan Masa Manfaat tahun Beban Penyusutan TahunanGaris Lurus O 4.000.000 800.000 3.200.000 5 640.000 P 7.000.000 1.200.000 5.800.000 5 1.160.000 Q 10.000.000 2.000.000 8.000.000 5 1.600.000 R 8.000.000 1.800.000 6.200.000 10 620.000 29.000.00 5.800.000 23.200.000 4.020.000 Sumber : Stice 2005 Umur rata-rata aktiva tetap = total biaya penyusutan : total harga perolehan = 23.2000.000 : 4.020.000 = 5,8 tahun Tarif penyusutan = penyusutan per tahun : harga perolehan = 4.020.000 : 29.000.000 = 13,86 Sumber : Stice 2005 Karena akun akumulasi penyusutan pada prosedur kelompok diterapkan atas seluruh aktiva dalam kelompok tersebut, maka kaun itu tidak mengacu pada aktiva tertentu. Dengan demikian, tidak ada nilai buku yang dapat dihitung untuk suatu aktiva tertentu, dan tidak ada aktiva yang disusutkan secara penuh. Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk cabang Medan Zainul Arifin, aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda, kecuali untuk bangunan dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan taksiran Universitas Sumatera Utara masa manfaatnya. Masa manfaat aktiva tetap pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk cabang Medan Zainul Arifin ditetapkan dengan pedoman: a. Gedung dan bangunan mempunyai masa manfaat 20 tahun. b. Aktiva tetap lainnya mempunyai masa manfaat antara 4-8 tahun. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan adalah sebagai berikut: D Biaya penyusutan aktiva tetap xxx K Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx

5. Pengeluaran Setelah PerolehanAktiva Tetap