Pada saat aktiva tetap diterima Pencatatan nilai jaminan Pencatatan nilai jaminan Pelepasan aktiva tetap lama Pelepasan aktiva tetap lama Pengeluaran modal capital expenditure

pihak sama-sama bukan pedagang mesin. Dengan demikian laba yang diindikasikan ditangguhkan tidak diakui. Mesin baru dicatat sebesar nilai buku aktiva yang diserahkan dalam pertukaran. Apabila nilai buku mesin PT. Y kurang dari nilai pasarnya, yang mengindikasikan laba. Karena PT. Y menerima kas sebagai bagian dari transaksi, maka laba harus diakui karena telah direalisasi. Sumber : Harahap 2005 ii Penyerahan kas lebih besar 25 dari nilai pertukaran Apabila dalam pertukaran melibatkan kas sebesar 25 atau lebih dari nilai transaksi dan transaksi dianggap sebagai transaksi tunai, semua keuntungan atau kerugian akan diakui dan aktiva dicatat menurut nilai pasarnya. Tabel III.1 Jurnal Pembukuan Transaksi Perolehan Aktiva Tetap PT. Bank Mandiri Jenis Transaksi Jurnal

I. Pengadaan Aktiva 1. Dibeli

a. Pada saat aktiva tetap diterima

D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K: Giro bank Rekening kantor yang bersangkutan

b.Pencatatan nilai jaminan

pemeliharaan D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K : Rekening kantor yang bersangkutan

c.Pemindahan ke rekening aktiva tetap

D : Aktiva tetap K : Aktiva tetap dalam penyelesaian

2. Dibangun Sendiri a.Pencatatan setiap pembayaran yang

dilakukan per termin D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K: Kas Rekening kantor yang bersangkutan

b.Pencatatan nilai jaminan

D : Aktiva tetap dalam penyelesaian Universitas Sumatera Utara pemeliharaan K : Rekening kantor yang bersangkutan

c.Pemindahan ke rekening aktiva tetap

D : Aktiva Tetap K : Aktiva tetap dalam penyelesaian

3. Menerima Donasi Hibah

D : Aktiva tetap K: Modal donasi penberimaan lainnya

II. Pertukaran Aktiva Tetap 1. Aktiva Tetap Belum Disusutkan

Seluruhnya Ada Nilai Buku

a. Pelepasan aktiva tetap lama

D : Akumulasi penyusutan K : Aktiva tetap lama

b. Pencatatan aktiva tetap baru

D : Aktiva tetap baru K : Aktiva tetap lama

2. Aktiva Tetap Sudah Disusutkan Seluruhnya Nilai Buku Nihil

a. Pelepasan aktiva tetap lama

D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap lama K : Aktiva tetap lama

b. Pencatatan aktiva tetap baru

D: Aktivatetapbaru K : Kas Aktiva lainnya Sumber : PT. Bank Mandiri 2006 4 . Penyusutan Aktiva Tetap Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua jenis aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya dalam memberikan jasa. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta, dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan, hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva berwujud disebut penyusutan depreciation. Penyusutan dapat dihitung tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir tahun. Apabila dibuat laporan keuangan intern secara bulanan, penyusutan yang Universitas Sumatera Utara dilakukan bulanan akan lebih dapat mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam bulan yang bersangkutan. Ikatan Akuntan Indonesia 2007: 16.2 mendefinisikan penyusutan sebagai berikut: “Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya”. Istilah penyusutan yang digunakan dalam akuntansi sering kali menyesatkan, karena istilah yang sama juga digunakan dalam bisnis untuk menjelaskan penurunan nilai pasar dari suatu aktiva. Namun, biaya aktiva tetap yang belum menjadi beban seperti yang dilaporan di neraca biasanya tidak sama dengan jumlah yang bisa dihasilkan dari penjualan akitva tetap tersebut. Aktiva tetap ditujukan untuk digunakan dalam bisnis, bukan untuk dijual. Perusahaan diasumsikan terus melangsungkan usahanya going-concern. Keputusan untuk melepas aktiva tetap sangat didasarkan pada pemanfaatan aktiva tersebut bagi perusahaan, bukan karena nilai pasarnya. Dasar penyusutan yang umum digunakan adalah harga perolehan, termasuk pengeluaran lain yang dikapitalisasikan ke perkiraan aktiva tetap; masa manfaat; dan nilai sisa salvage value aktiva tetap. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007: 16.2,masa manfaat adalah: i. suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; Atau Universitas Sumatera Utara ii. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas. Kebijakan manajemen suatu perusahaan mempengaruhi jumlah penyusutan aktiva setelah suatu waktu yang ditentukan atau setelah konsumsi dari propasi tertentu atas manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva. Oleh karena itu, masa manfaat suatu aktiva tetap dapat lebih pendek dari usia keekonomiannya. Jumlah yang dapat disusutkan dari aktiva tetap ditentukan setelah mengurangi nilai sisa aktiva. Nilai sisa adalah nilai kas yang diharapkan dari aktiva tetap pada akhir masa manfaatnya. Dalam penyusutan, nilai sisa tidak dimasukkan dalam nilai aktiva tetap yang disusutkan, karena nilai sisa tersebut diharapkan akan didapat oleh perusahaan melalui hasil penjualan aktiva tetap setelah masa manfaat akitva tetap tersebut. Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan pengalokasian biaya perolehan aktiva tetap, antara lain: a Depresiasi Depresiasi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik dalam kegiatan operasional. b Deplesi Deplesi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam wasting asset yang dibebankan ke penghasilan periodik. Universitas Sumatera Utara c Amortisasi Amortisasi adalah istilah yang dipakai sebagai penyusutan aktiva tidak berwujud dan untuk beban yang ditangguhkan, misalnya hak paten, goodwill. Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode secara sistematis. Metode penyusutan apapun yang dipilih oleh perusahaan, penggunaannya harus dilakukan secara konsistensi, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lainnya. Menurut Stice 2005: 107 penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut: a Berdasarkan faktor waktu: iMetode garis lurus straight line method iiMetodeyang dipercepat: 1. Metode jumlah angka tahun 2. Metode saldo menurun b Berdasarkan faktor penggunaan: iiiMetode jamjasaservicehoursmethod iv Metode jumlah unit produksi productive-output method c Berdasarkan kelompok dan gabungan Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut masing-masing metode penyusutan aktiva tetap, yaitu: a Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu i Metode penyusutan garis lurus straight-linedepreciation Pada metode ini, perusahaanakan mencatat beban penyusutan yang sama jumlahnya untuk setiap periode. Beban penyusutan setiap periode Universitas Sumatera Utara didapat dengan membagi harga perolehan yang disusutkan dengan masa manfaat dari aktiva tetap tersebut. Beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Tarif penyusutan dalam metode ini dapat dengan mudah dihitung sebagai 100 dibagi dengan estimasi masa manfaat. Sebagai contoh: asumsikan harga perolehan sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari adalah Rp. 200.000.000, nilai sisa diperkirakan Rp. 40.000.000, estimasi masa manfaat 4 tahun. Tarif Penyusutan = 100 : 4 = 25 Beban Penyusutan = 25 x Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000 = Rp. 40.000.000 Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan setiap tahun adalah: D Beban Penyusutan Rp. 40.000.000 K Akumulasi Penyusutan Rp. 40.000.000 Sumber : Stice 2005 Tabel III.2 Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus Dalam Rupiah Tahun Harga Perolehan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 200.000.000 40.000.000 40.000.000 160.000.000 2 200.000.000 40.000.000 80.000.000 120.000.000 3 200.000.000 40.000.000 120.000.000 80.000.000 4 200.000.000 40.000.000 160.000.000 40.000.000 Sumber : Stice 2005 Universitas Sumatera Utara ii Metode yang dipercepat 1. Metode penyusutan jumlah-angka-tahun sum-of-the-years-digit depreciation Dalam metode ini, beban penyusutan akan semakin menurun dari tahun ke tahun. Beban penyusutan dapat dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Tarif penyusutan dalam metode ini adalah suatu bilangan pecahan yang semakin lama semakin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap.Jadi, dari contoh sebelumnya, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur empat tahun, maka angka-angka tahun yang ada adalah 1, 2, 3, dan 4. Pembilang untuk tahun yang pertama adalah tahun yang terakhir, yaitu 4. Pembilang untuk tahun ke dua adalah 3, demikian seterusnya sehingga pembilang pada tahun ke empat adalah angka tahun pertama, yaitu 1.Sebagai penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angka tahun yang ada, yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Dengan asumsi contoh di atas, maka beban penyusutan pada akhir tahun pertama adalah: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Harga Perolehan–Nilai Sisa = 410 x Rp.200.000.000 – Rp. 40.000.0000 = Rp. 64.000.000 Beban penyusutan untuk tahun kedua adalah: Beban Penyusutan = 310 x Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000 = Rp. 48.000.000 Universitas Sumatera Utara Sumber : Stice 2005 Tabel III.3 Penyusutan Berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun Dalam Rupiah Tahun Harga Perolehan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 200.000.000 64.000.000 64.000.000 136.000.000 2 200.000.000 48.000.000 112.000.000 88.000.000 3 200.000.000 32.000.000 144.000.000 56.000.000 4 200.000.000 16.000.000 160.000.000 40.000.000 Sumber : Stice 2005 Dalam menghitung jumlah angka tahun, sebagai jalan pintas, dapat digunakan rumus: 2 [nn + 1] dimana: n = perkiraan masa manfaat dalam satuan tahun, jam kerja, atau jumlah hasil produksi

2. Metode penyusutan saldo menurun declining-balance depreciation

Sama seperti dalam metode jumlah angka tahun, dimana biaya penyusutan menurut metode ini juga semakin lama akan semakin menurun. Pembebanan yang semakin menurun, didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga akan menurun. Dalam metode saldo menurun, beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Universitas Sumatera Utara Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode Dalam metode ini, tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus, yang disebut dengan penyusutan saldo menurun ganda, misalnya, sesuai dengan contoh sebelumnya, mobil ditaksir mempunyai masa manfaat empat tahun, maka tarif penyusutannya adalah 50, yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 25. Dengan asumsi contoh di atas, maka beban penyusutan pada tahun pertama akan dihitung sebagai berikut: Beban Penyusutan = 50 x Rp 200.000.000–0 = Rp100.000.000 Penyusutan tahun pertama dicatat sebagai berikut : D Beban penyusutan Rp 100.000.000 KAkumulasi penyusutan Rp 100.000.000 Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga perolehannya, yaitu Rp 200.000.000. Pada akhir tahun ke dua, beban penyusutannya dihitung sebagai berikut: Beban Penyusutan = 50 x Rp 200.000.000 – Rp 100.000.000 = Rp 50.000.000 Nilai buku pada awal tahun kedua sama dengan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan, yaitu Rp 100.000.000. Penyusutan tahun kedua ini dicatat sebagai berikut: D Beban penyusutan Rp 50.000.000 K Akumulasi penyusutan Rp 50.000.000 Sumber : Stice 2005 Tabel III.4 Penyusutan Berdasarkan Metode Saldo Menurun Dalam Rupiah Universitas Sumatera Utara Tahun Harga Perolehan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 200.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 2 200.000.000 50.000.000 150.000.000 50.000.000 3 200.000.000 25.000.000 175.000.000 25.000.000 4 200.000.000 12.500.000 187.500.000 12.500.000 Sumber : Stice 2005 b Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Penggunaan i Metode penyusutan jam jasa Dalam metode ini, besarnya biaya penyusutan untuk setiap periode tergantung pada jumlah jam-jasa jumlah waktu penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga biaya penyusutan untuk setiap periode berbeda. Besarnya beban penyusutan menurut metode ini adalah mengalikan jam-jasa aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan per jam. Perhitungan besarnya beban penyusutan per jam adalah dengan rumus: Jumlah jam kerja Penyusutan = Harga perolehan – Nilai sisa Sebagai contoh, dibeli mesin seharga Rp 20.000.000, dengan nilai sisa sebesar Rp 1.500.000. Jumlah jam kerja mesin tersebut diestimasi sebesar 250.000 jam. Maka beban penyusutan mesin per jam adalah: Beban Penyusutan = Rp 20.000.000 – Rp 1.500.000 250.000 jam = Rp 74 per jam Jika dalam tahun pertama mesin tersebut telah bekerja selama 50.000 jam, maka beban penyusutan untuk tahun tesebut adalah 50.000 jam x Rp 74 per jam = Rp 3.700.000. Sumber : Stice 2005 Universitas Sumatera Utara Tabel III.5 Penyusutan Berdasarkan Metode Jam-Jasa Dalam Rupiah Tahun Jam Kerja Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 50.000 50.000 x 74 = Rp. 3.700.000 3.700.000 16.300.000 2 75.000 75.000 x 74 = Rp. 5.550.000 9.250.000 10.750.000 3 65.000 65.000 x 74 = Rp. 4.810.000 14.060.000 5.940.000 4 60.000 60.000 x 74 = Rp. 4.440.000 18.500.000 1.500.000 250.000 Sumber : Stice 2005 ii Metode penyusutan jumlah unit produksi productive output depreciation Perhitungan masa manfaat menurut metode ini dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pamakaian, atau unit-unit kegiatan yang lain. Beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Tarif Penyusutan = Produksi Aktual : Kapasitas Produksi Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Sebagai sontoh, pada tanggal 2 Januari 2006, PT. X membeli mesin seharga Rp 5.500.000, nilai sisa sebesar Rp 500.000. Mesin tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 1.000.000 barang. Dalam tahun 2006 diproduksi 250.000 unit. Beban penyusutan tahun 2006 dihitung sebagai berikut: Tarif Penyusutan = 250.000 : 1.000.000 = 0,25 = 25 Beban Penyusutan = 25 x Rp 5.500.000 – Rp 500.000 = Rp 1.250.000 Sumber : Stice 2005 Maka, tarif dan beban penyusutan akan bervariasi dari tahun ke tahun, tergantung pada produksi aktual yang dicapai setiap tahun. Universitas Sumatera Utara c Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok dan Gabungan Dalam metode ini aktiva tetap yang sejenis dikelompokkan sebagai suatu kelompok dan mempunyai masa manfaat yang sama, hal ini disebut dengan penyusutan kelompok dan jika aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut berbeda- beda, disebut dengan penyusutan gabungan. Prosedur penyusutan kelompok memperlakukan sekumpulan aktiva sebagai satu kelompok tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam satu akun, dan tarif penyusutan didasarkan pada masa manfaat rata-rata dari aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut. Penyusutan kelompok biasanya dihitung sebagai adaptasi dari metode garis lurus. Tarif penyusutan kelompok ditentukan dengan menganalisis berbagai aktiva atau kelompok aktiva yang digunakan dan menghitung penyusutan sebagai rata-rata dari penyusutan garis lurus tahunan. Jika terjadi penarikan salah satu aktiva yang dikelompokkan, maka dijurnal dengan mendebet akun akumulasi penyusutan sebesar perbedaan harga pokok dengan nilai sisa dan mengkredit akun aktiva tersebut, laba atau rugi pada saat penarikan suatu aktiva tidak dicatat. Contohnya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel III. 6 Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok Dalam Rupiah Jenis Aktiva Harga Perolehan Nilai Sisa Harga Perolehan yang Disusutkan Masa Manfaat tahun Beban Penyusutan TahunanGaris Lurus O 4.000.000 800.000 3.200.000 5 640.000 P 7.000.000 1.200.000 5.800.000 5 1.160.000 Q 10.000.000 2.000.000 8.000.000 5 1.600.000 R 8.000.000 1.800.000 6.200.000 10 620.000 29.000.00 5.800.000 23.200.000 4.020.000 Sumber : Stice 2005 Umur rata-rata aktiva tetap = total biaya penyusutan : total harga perolehan = 23.2000.000 : 4.020.000 = 5,8 tahun Tarif penyusutan = penyusutan per tahun : harga perolehan = 4.020.000 : 29.000.000 = 13,86 Sumber : Stice 2005 Karena akun akumulasi penyusutan pada prosedur kelompok diterapkan atas seluruh aktiva dalam kelompok tersebut, maka kaun itu tidak mengacu pada aktiva tertentu. Dengan demikian, tidak ada nilai buku yang dapat dihitung untuk suatu aktiva tertentu, dan tidak ada aktiva yang disusutkan secara penuh. Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk cabang Medan Zainul Arifin, aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda, kecuali untuk bangunan dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan taksiran Universitas Sumatera Utara masa manfaatnya. Masa manfaat aktiva tetap pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk cabang Medan Zainul Arifin ditetapkan dengan pedoman: a. Gedung dan bangunan mempunyai masa manfaat 20 tahun. b. Aktiva tetap lainnya mempunyai masa manfaat antara 4-8 tahun. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan adalah sebagai berikut: D Biaya penyusutan aktiva tetap xxx K Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx

5. Pengeluaran Setelah PerolehanAktiva Tetap

Selama aktiva tetap dioperasikan, perusahaan tidak dapat menghindari pengeluaran-pengeluaran yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi terhadap aktiva tersebut seperti biaya untuk pemeliharaan, biaya untuk perbaikan, dan biaya untuk penambahan dan penyempurnaan lainnya. Dalam hal ini dilakukan agar aktiva tetap tersebut dapat memberikan manfaat, sehingga aktiva tetap tersebut dapat bertahan selama masa pemakaiannya. Ada dua perlakuan untuk pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap,yaitu:

a. Pengeluaran modal capital expenditure

Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran- pengeluaran seperti itu dicatat dalam rekening aktiva dikapitalisasikan. Contoh dari pengeluaran yang akan memperpanjang masa manfaat atau meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besar- besaran betterments and improvements. Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debit pada akun: a aktiva atau; b akumulasi penyusutan. Universitas Sumatera Utara Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya, dicatat dalam akun aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada akun akumulasi penyusutan. Sebagai contoh, pada tanggal 1 Januari 2000 dibeli mobil dengan harga perolehan Rp 100.000.000, setelah dipakai selama 4,5 tahun telah dilakukan turun mesin dengan biaya Rp 15.000.000. Dengan adanya turun mesin ini, masa manfaat mesin ini dapat diperpanjang, dari semula 5 tahun menjadi 8 tahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah: D Akumulasi penyusutan Rp 15.000.000 K Kas Rp 15.000.000 Untuk menggambarkan pencatatan pengeluaran modal dalam akun aktiva, anggaplah bahwa penambahan teras terhadap gedung perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp 32.000.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk penambahan ini adalah: D Gedung Rp 32.000.000 K Kas Rp 32.000.000 Penambahan tersebut akan disusutkan selama sisa masa manfaat dari bangunan yangbersangkutan. Sumber : PT. Bank Mandiri 2006

b. Pengeluaran pendapatan revenue expenditure