juga kalau intonasinya berbeda Kalau dalam frase ‘monyet raja’, kata ‘raja’ditekankan menjadi raja monyet artinya berbeda kalau kata monyet yang
ditekankan menjadi ‘raja’ ‘monyet’. Pengkajian komponen semantik ini menjadi semakin rumit lagi disebabkan
oleh fakta bahwa banyak kata sesuatu bahasa mempunyai lebih dari satu arti. Kemudian arti-arti ini boleh saja berubah setelah kata-kata itu digabungkan
dengan ‘kata-kata lain’. Misalnya kata ‘mata’ yang arti terasnya ialah ‘alat untuk melihat’. Tetapi karen kata ini digabungkan dengan kata ‘kaki’ menjadi mata kaki,
artinya tidak ada hubungannya lagi dengan pengertian ‘melihat’. Oleh katena itu, suatu tatabahasa yang menandai haruslah mampu menerangkan hakikat semantik
seperti ini, yaitu arti sesuatu kata boleh berubah karena faktor lingkungan.
2.2 Teori yang Digunakan
Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam bentuk yang berlaku secara umum dan akan mempermudah seseorang penulis dalam
memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Teori yang digunakan untuk membimbing dan memberi arah sehingga dapat menjadi penuntun kerja bagi
penulis. Kalau dihubungkan dengan psikologi, ada tiga teori yang dapat menjelaskan pemerolehan bahasa pada seorang anak, yaitu :
1. Teori pemerolehan bahasa yang behaviorisme
Kaum behaviorisme atau kaum empiris yang dipelopori oleh Skinner beranggapan, bahwa :
Universitas Sumatera Utara
a. Bahasa adalah salah satu wujud dari tingkah laku manusia.
b. Istilah bahasa kurang tepat digunakan yang lebih tepat adalah prilaku
verbal agar tampak kemiripannya dengan perilaku lain yang harus dipelajari oleh manusia. Seperti : berjalan, makan, minum, dan lain-lain.
c. Peroses pemerolehan dan kemampuan berbahasa seorang anak
dikendalaikan dari luar dan diperoleh dari akibat adanya berbagai rangsangan simulasi yang disodorkan kepada si anak melalui
lingkungannya. d.
Anak merupakan penerima pasif dari lingkungannya, mereka tidak memiliki peranan yang aktif dalam perkembangan lingualnya.
e. Kematangan si anak kognitif tidak menentukan proses perkembangan
bahasa anak. f.
Tidak ada struktur linguistik yang dibawa sejak lahir. Anak yang lahir dianggap kosong dari bahasa. Mereka berpendapat bahwa anak yang lahir
tidak membawa kapasitas atau potensi bahasa. Bahkan Brown 1980 menyatakan bahwa anak lahir ke dunia ini seperti kain putih tanpa catatan-
catatan, lingkungannyalah yang akan membentuk tingkah lakunya. Pengetahuan dan keterampilan berbahasa diperoleh melalui pengalaman
dan proses belajar. Dengan demikian, bahasa dipandang sebagai sesuatu yang dipindahkan melalui pewarisan kebudayaan, sama halnya seperti
orang yang belajar mengendarai sepeda. 2.
Teori pemerolehan bahasa yang mentalistik. Teori ini sering kali diposisikan dengan teori pemerolehan bahasa yang
behavioristik. Dalam pandangan teori ini, anak yang lahir ke dunia sudah
Universitas Sumatera Utara
membawa kapasitas atau potensi bahasa. Kapasitas atau potensi bahasa ini akan
menentukan struktur bahasa yang akan digunakan selanjutnya.
Kaum mentalistik atau nativisme yang dipelopori oleh Chomsky ini beranggapan bahwa :
a. Pemerolehan bahasa anak tidak berhubungan dengan lingkungan
sekitarnya. b.
Setiap anak yang lahir ke dunia ini memiliki bekal dengan apa yang disebutnya LAD language aqquistion device atau alat penguasa bahasa.
c. Bahasa merupakan pemberian biologis manusia.
d. Sistem bahasa pasti sudah ada dalam diri setiap manusia secara alamiah.
e. Belajar bahasa pada hakikatnya hanyalah proses pengisian detil kaidah-
kaidah atau struktur aturan-aturan ke dalam LAD yang sudah ada. 3.
Teori pemerolehan bahasa yang kognitivisme. Teori ini sebenarnya merupakan sempalan dari teori yang mentalistik
yang beranggapan bahwa kapasitas kognitif anak mampu menemukan struktur dalam bahasa yang didengar di sekelilingnya. Pemahaman dan produksi serta
komprehensi bahasa pada anak dipandang sebagai hasil proses kognitif yang secara terus-menerus berkembang dan berubah.
Kaum kognitivisme salah satu penganut Piaget beranggapan bahwa : a.
Kemampuan berbahasa seseorang itu berasal dan diperoleh sebagai akibat dari kematangan kognitif sang anak.
b. Bahasa itu distrukturkan atau dikendalikan oleh nalar manusia. Oleh
sebab itu, urutan perkembangan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
c. Lingkungannya tidak besar pengaruhnya terhadap perkembangan
intelektual anak. d.
Perkembangan bahasa pada anak akan bergantung pada sejauh mana keterlibatan kognitif sang anak secara aktif dengan lingkungannya.
e. Perkembangan nosi-nosi seperti : waktu, ruang, modalitas dan sebab
akibat merupakan bagian yang penting dalam perkembangan kognitif penguasaan bahasa seorang anak.
Ketiga teori tersebut secara bersama-sama dapat dipakai untuk menjelaskan proses pemerolehan bahasa ibu, karena masing-masing teori dapat
dibuktikan kebenarannya. Dalam pemahaman saya, anak yang baru lahir memang telah mempunyai potensi jiwa yang secara terus-menerus dipakai untuk
menganalisis apa saja yang didengar dari lingkungannya. Kanak-kanak tersebut dapat mengembangkan kemampuan apabila anak berada dalam lingkungan
pemakaian bahasa. Dengan demikian, di samping itu sejak lahir anak sudah mempunyai potensi berbahasa, lingkungan juga sangat berperan membentuk
bahasa seorang anak.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Sudaryanto 1988:6-7 menyatakan bahwa metode adalah cara-cara yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data sampai dengan penyiaran tertulis
hasil analisis data itu. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan. Jadi, metode
penelitian adalah langkah-langkah yang ditempuh untuk mencari dan menganalisis objek.
3.1 Metode Dasar