3.5 Metode Analisis Data
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan analisis mana yang akan digunakan. Dalam
metode analisis data penulis menggunakan metode deskritif. Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan gambaran objektif sesuai dengan keadaan
pemakaian bahasa Melayu tersebut. Adapun langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam “Pemerolehan
Bahasa Melayu Anak Usia 3-4 Tahun pada Masyarakat Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin: Kajian Psikolinguistik”, adalah sebagai
berikut: a.
Reduksi data, ialah melakukan identifikasi keragaman pemilihan bahasa. Pada tahap ini peneliti memutar ulang hasil rekaman dan
mengidentifikasikan hasil rekaman berdasarkan pemerolehan bahasa yang digunakan di kanak-kanak tersebut. Reduksi data ini bermanfaat untuk
mendapatkan data-data yang termasuk dalam kategori penelitian, yakni pemerolehan bahasa yang mengandung tiga buah komponen tatabahasa
pada Masyarakat Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin.
b. Dilakukan transkrip data hasil rekaman. Setelah data direduksi, peneliti
melakukan transkrip data secara ortografis pada data yang termasuk dalam kategori penelitian, yaitu dengan cara menuliskan data-data yang dapat
didengar dari hasil rekaman Wray et.al. 1998:201.
Universitas Sumatera Utara
c. Setelah dilakukan transkripsi hasil rekaman, langkah selanjutnya adalah
pengelompokkan kategori data yang berasal dari hasil rekaman dan catatan lapangan. Pengelompokkan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan
data yang berasal dari pemerolehan bahasa berdasarkan komponen- komponen tatabahasa tersebut.
d. Langkah terakhir adalah penyimpulan pola pemilihan sesuai tatabahasa
pada Pemerolehan Bahasa Melayu Anak Usia 3-4 Tahun pada Masyarakat Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setiap orang pernah menyaksikan kemampuan menonjol pada anak-anak dalam berkomunikasi. Saat bayi mereka berceloteh, mendekut, menangis, atau
tanpa suara mengirim begitu banyak pesan dan menerima lebih banyak lagi pesan. Ketika anak berumur satu tahun, ia berusaha menirukan kata-kata dan
mengucapkan suara-suara yang mereka dengar disekitarnya, dan kira-kira pada saat itulah ia mengucapkan “kata-kata” pertamanya. Kurang lebih pada 18 bulan,
kata-kata itulah berlipat ganda dan muncul dalam “kalimat” dua atau tiga kata Clark, 2003. Anak usia dua tahun dan tiga tahun masih menghasilkan kalimat
satu kata. Satu kata yang dihasilkan anak usia dua tahun dan tiga tahun sudah dapat dimengerti oleh penutur dan pendengar sehingga komunikasi dapat terjadi.
Menjelang umur tiga tahun dan empat tahun anak sudah mulai memasuki peringkat-peringkat menjelang tahap perkembangan bahasa yang dapat
digolongkan sebagai anak yang ‘pandai cakap’. Di dalam skripsi ini peneliti mengungkapkan masalah tentang
pemerolehan bahasa Melayu anak usia 3-4 tahun dalam bidang pemerolehan fonologi, pemerolehan sintaksis, dan pemerolehan semantik. Adapun hasil
rekaman dalam penelitian ini yang terdiri dari 10 anak-anak Melayu usia 3-4 tahun di masyarakat Desa Pekan Tanjung Beringin.
Universitas Sumatera Utara
4.1 Analisis Pemerolehan Fonologi