Analisis Diagram Pareto Pembahasan Masalah

commit to user 54 deviasi sebesar 10,96. Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa kerusakan masih dalam batas pengendalian dan tidak ada yang out of control. Apabila terjadi kerusakan dan turun lebih rendah dari batas pengendalian bawah LCL berarti merupakan prestasi yang baik bagi perusahaan untuk sebisa mungkin mendapat kerusakan yang sekecil mungkin. Apabila kerusakan produk berada diluar batas pengendalian atas UCL berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasalikan. Didalam hal ini perusahaan harus segera mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian kualitas PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak adanya suatu kerusakan produk yang berada diluar batas kendali maka perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Analisis Diagram Pareto

Analisis diagram pareto untuk menjawab permasalahan mengenai jenis-jenis kecacatan yang sering kali terjadi dan persentase pada masing- masing kecacatan dilakukan analisis dengan menggunakan diagram pareto. Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian, diagram ini digunakan untuk commit to user 55 menentukan urutan pentingnya masalah-masalah dan penyebab-penyebab dari masalah yang ada, langkah dalam pembuatan diagram pareto itu sendiri adalah sebagai berikut : a. Menentukan prosentase kerusakan benang rayon untuk setiap jenis kerusakan benang rayon, missal : produk A, B, C masing-masing jumlahnya A, B, C. b. Membuat diagram pareto dengan menggunakan jenis kerusakan berdasarkan dari jumlah yang paling besar menuju kecil dengan urutan dari kiri ke kanan.jenis kerusakan yang terjadi bias bermacam-macam. Data yang diolah untuk mengetahui prosentase kecacatan dihitung dengan rumus. kerusakan = 100 Tabel 3.3 Data Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Tahun 2011 Jenis Kerusakan JumlahKerusakan kg Prosentase Kerusakan Tebal tipisnya benang 582 40.36 Benang berserabut 348 24.13 Benang terkontaminasi 218 15.12 benang kotor 294 20.39 Jumlah 1442 100.00 Sumber : Data yang diolah commit to user 56 Gambar 3.4 Diagram Pareto Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon Berdasarkan gambar 3.4 menunjukkan bahwa frekuensi kerusakan tertinggi pada proses produksi benang rayon tahun 2011 adalah Tebal tipisnya benang dengan presentase 40,36, frekuensi kerusakan benang berserabut dengan presentase sebesar 24,13, frekuensi kerusakan benang kotor dengan presentase sebesar 20,39, dan frekuensi kerusakan terkecil adalah benang terkontaminasi dengan presentase sebesar 15,12. Jenis kerusakan yang sering terjadi di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile adalah tebal tipisnya benang, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya kerusakan yaitu roving silang, tidak seimbangnya jumlah rangkapan sliver di mesin dra wing pada proses penyambungan benang. Untuk itu perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode commit to user 57 berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Analisis Diagram Sebab Akibat